"Daylight?" gumam Hendra, dengan dahi berkernyit.
Ia tahu, itu lagu favoritnya Ahsan. Lagu yang sering sekali didengarkan oleh Ahsan. Bahkan ia sendiri sampai hapal saking seringnya Ahsan memutar lagu itu di manapun.
"Iya" ujar Ahsan.
"Terus?" gumam Hendra, masih bingung.
"Ya itu. Kontak yang lain nada deringnya default. Cuma punya koko aja yang ku bedain" ujar Ahsan jujur.
"Nama kontak aku di hp kamu apa?" tanya Hendra tiba-tiba.
"Captain" jawab Ahsan polos.
Hendra tersenyum geli.
"Gara-gara nama kali" ujar Hendra.
"Nggak, dia tuh tau klo captain tuh maksudnya ya captain tim kita alias koko. Ini awal mulanya emang dia nebak karena nada dering" ujar Ahsan lagi.
"Peka amat ya, gara-gara nada dering. Eh, tapi. . ." ujar Hendra, tiba-tiba berhenti.
"Tapi apa?" tanya Ahsan bingung.
Hendra langsung menekan nama kontaknya di layar handphone Ahsan. Kini handphone Hendra yang bergetar dan berbunyi.
Lirik awal Daylight mengalun dari handphone itu.
"LOH!!!" seru Ahsan, terkejut.
Hendra tersenyum penuh arti.
"Karena dari dulu kamu hobi banget denger lagu Daylight, aku juga jadi suka sama lagu itu. Kebetulan kan waktu itu hp yang lama rusak, terus ganti ini. Nah lagu yang ku masukin paling awal itu lagu ini. Karena yang paling sering nelfon itu kamu, makanya cuma kontak kamu yang dari awal ganti hp ku pakein ringtone ini. Ya ternyata ringtone kita buat satu sama lain jadi sama persis. Dan. . ." ujar Hendra, menggantung kata-katanya di akhir.
"Dan?" pancing Ahsan.
"Inget nggak yang terakhir kali kita ketemu di rumah bang Kido pas dia ngundang kita? Waktu itu ada Itin juga kan. Itu aku sempet lupa kan naruh hp ku dimana pas kita abis dari halaman dulu buat nyiapin panggangan. Terus kan aku minjem hp kamu San buat manggil hp aku. Bunyi hp ku asalnya dari ruang tengah, ternyata hp ku nyelip di sofa. Nah waktu itu tuh ada Itin lagi duduk di ruang tengah sendirian" ujar Ahsan lagi.
"Ooh. . .ya berarti terjawab deh kenapa dia langsung yakin siapa orang yang aku suka karena nada dering ini" gumam Ahsan.
"Terus kamu berantem sama dia?" tanya Hendra.
"Nggak, koh. Tapi aku bikin dia nangis. Dia yang minta udahan duluan, dan dia langsung nebak juga aku suka sama koko. Dia yang nyuruh aku buat jujur sama diriku sendiri. Dia bilang, katanya sorot mata aku juga nggak bisa bohong, kalo ketemu koko. Kata dia keliatan beda banget" ujar Ahsan, sedikit muram.
"Yaudah, mau gimana lagi. Paling nggak kalian nggak sampe berantem kan. Aku berantem soalnya, jadi makin ngerasa nggak enak lagi. Tapi setelah itu aku minta maaf lagi sih. Cuma ya nggak tau deh, udah bener-bener dimaafin apa belum" ujar Hendra, sambil menghela napas.
Selama beberapa saat mereka saling tatap dengan sedikit muram, kemudian sama-sama mendengus. Kini ekspresi mereka berdua sedikit lebih baik.
"San?" ujar Hendra pelan.
"Iya koh?" sahut Ahsan.
"Kamu mau nggak jadi pacar aku?" ujar Hendra, dengan ekspresi serius.
Hendra dapat melihat mata lebar Ahsan langsung membulat dengan cepat.
"Mau koh" jawab Ahsan, dengan senyuman malu.
Hendra tersenyum simpul. Kemudian membuka tangannya.
"Sini" ujarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/281414983-288-k493972.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back (Into Love)
Фанфик"Tentang hati yang akhirnya menemukan tempat untuk pulang" [Dimohon untuk meninggalkan comment dan jangan lupa vote juga ya 😊]