TMA | Part 5

11 1 0
                                    

Take Me Away •

Happy reading..

Hari ini adalah hari perpisahan sekolah. Sheva memakai dres batik warna biru tua dengan aksen pita warna senada dibagian pinggang. Membuat dirinya sangat cantik dengan polesan make up tipis dari bunda Gia di wajahnya. Dan rambut yang dibiarkan terurai.

"Kamu cantik banget deh" ujar Samudra.
"Kamu udah bilang gitu lebih dari 3 kali Sam" timpal Sheva.
"Hehe soalnya kamu beneran cantik Sheva. Kalau gak percaya nanti kita lihat aja reaksi Kenan lihat penampilan kamu hari ini".
"Ih Sam udah dong aku malu" jawabnya dengan pipi yang sudah merona.

Saat turun dari mobil Sheva benar-benar malu. Pasalnya sekarang ini dirinya sedang ditatap oleh banyak pasang mata. Bahkan anak-anak Osis yang tadinya sibuk mengatur tamu saat ini juga ikut menatapnya.

Sheva melangkah bersama Samudra memasuki aula tempat acara berlangsung. Acara ini benar-benar mewah, Ia terkagum dibuatnya. Padahal hanya acara perpisahan sekolah kenapa harus semewah resepsi pernikahan, pikir Sheva. Ah iya dia lupa kalau sekolahnya ini termasuk sekolah favorit di kota ini. Jadi wajar saja kalau acaranya dibuat semewah ini.

Acara dimulai, diawali dengan sambutan dari kepala sekolah. Sheva duduk dengan tenang di sebelah Samudra. Jika kalian bertanya mengapa Sheva tidak bersama teman-teman wanitanya itu karena dia tidak punya teman wanita. Lebih tepatnya tidak ada yang mendekatinya. Karena setiap harinya Sheva selalu bersama dengan ketiga pria tampan, siapa lagi kalau bukan Kenan, Reyhan dan Samudra.

Acara berlanjut setelah pementasan drama oleh ekskul teater, kini terlihat dari ekskul musik tengah bersiap untuk tampil, terlihat Kenan tengah tersenyum kepadanya dari depan sana.

Suara piano dan gitar mulai terdengar. Sheva benar-benar terpana dengan penampilan Kenan. Bagaimana tidak, seorang Kenan yang dikenal cuek dan jarang tersenyum, sedari tadi tak berhenti tersenyum membuatnya terlihat lebih tampan. Bahkan Sheva dapat mendengar pekikan teman-temannya saat Kenan tersenyum.

Alunan suara merdu Kenan memasuki telinganya, membuat Sheva semakin jatuh pada pesona kekasihnya itu. Ia melihat Kenan yang kini tengah menatapnya dengan senyum yang masih merekah dibibirnya.

Penampilan dari ekskul musik telah selesai dengan beberapa lagu yang sudah dinyanyikan. Acara masih berlanjut dengan penampilan dari ekskul lain. Sepertinya acara akan berlangsung lama karena masih banyak yang belum tampil dan lagi nanti akan ada salah satu band cukup terkenal dari kota ini.

Sheva melihat Kenan dan Reyhan berjalan mendekat. Kenan duduk disampingnya dan Reyhan memilih duduk disamping Samudra.

"Kamu cantik" bisik Kenan kepadanya.
"Makasih Kenan" jawab Sheva tersenyum.

Kenan melihat sekitar, banyak sekali lelaki yang memandang Sheva. Sejak Sheva tiba dirinya sudah memperhatikan kekasihnya itu. Tidak bisa dipungkiri bahwa Shevanya sangat cantik hari ini. Tapi dia tidak suka jika ada yang memandang miliknya. Rasanya Ia ingin menghajar semua lelaki disana agar berhenti memandang Sheva.

"Kamu udah sarapan hm?" tanya Kenan sembari menggenggam tangan Sheva.
"Udah tadi di rumah Samudra" balas Sheva.
"Aku ingin acara ini segera berakhir" ujar Kenan lagi.
"Aku tidak suka mereka menatapmu Sheva" lanjutnya.

Dapat Sheva rasakan jika kekasihnya itu sedang menahan amarah yang bisa saja meluap saat ini. Dia senang jika Kenan cemburu saat dirinya bahkan hanya ditatap lelaki lain. Tapi marahnya Kenan jauh lebih menakutkan bagi Sheva.

"Bentar lagi acaranya selesai, kamu gak boleh marah-marah hari ini Ken" ujar Sheva menenangkan Kenan.

Sementara disebelah sana Reyhan sedang menatap tajam sekumpulan lelaki yang tengah menatap Sheva. Dia sama dengan Kenan, Ia tidak suka saat ada yang menatap Sheva.

Waktu berlalu sampai tiba di penghujung acara, anak osis yang menjadi MC terlihat sedang memberikan kata penutup untuk acara hari ini. Kenan sudah sangat muak dengan para lelaki yang tak berhenti menatap Sheva.

Dia segera membawa Sheva keluar aula, diikuti Reyhan dan Samudra. Keadaan di luar aula ternyata ramai juga. Banyak siswa yang memilih untuk berbelanja makanan di stand-stand yang ada. Kenan membuka kemejanya, untungnya dia masih memakai kaus putih di dalamnya. Ia segera menjadikan kemejanya sebagai penutup kepala Sheva. Sudah cukup dia bersabar kepada para lelaki itu untuk memandangi miliknya.

Samudra berdecak dibuatnya, dia tak habis pikir dengan sifak overprotektif sahabatnya itu. Iya sih dia juga ingin marah saat ada yang menatap Sheva. Tapi dia tidak separah Kenan. Kenapa Kenan tidak mengurung saja Sheva di dalam rumah agar tidak ada yang bisa melihatnya.

Kenan melangkah menjauhi aula menuju mobil di parkiran. Namun langkahnya terhenti, ada beberapa lelaki yang menghadangnya. Dahinya mengernyit, untuk apa mereka menghalangi jalannya.

"Hai boleh kenalan gak?" ucap salah satu dari mereka menyodorkan tangan pada Sheva.

Yang dirasakan Sheva saat ini adalah takut. Dia bisa merasakan tangan Kenan yang menggenggam erat tangannya. Sheva tau jika kekasihnya itu sudah sangat emosi sedari tadi.

"Maaf saya mau lewat" ujar Sheva sesopan mungkin.
"Eits kenalan dulu dong cantik. Atau kamu bisa tulis nomor kamu" balas pria bername tag Alvin menyodorkan Hpnya.

Bugh.
Satu pukulan Kenan berikan kepada Alvin. Sudah Kenan bilang bukan jika amarahnya telah terkumpul sejak di dalam aula. Dan sekarang ada yang berani meminta nomor Sheva di depannya.

Bugh.
Bugh.
Bugh.
Kenan terus menghajar Alvin. Inilah sisi menyeramkan Kenan yang Samudra pernah katakan sebelumnya. Dia tidak peduli dengan siapa dia berhadapan jika ada yang mengusik miliknya. Tidak ada perlawanan sama sekali dari Alvin. Kenan sudah seperti orang kerasukan, pukulannya sangat kuat.

"Kenan udah Ken" teriak Sheva agar Kenan berhenti. "Sam, Rey bantuin Kenan jangan diem aja" lanjutnya dengan wajah khawatir.
"Biarin ih seru tau" ujar Samudra.
"Sam!" geram Sheva kemudian melangkah mendekat untuk menghentikan Kenan.

Lengannya dicekal oleh Reyhan, "Jangan Sheva, kamu tau marahnya Kenan gimana" ujarnya.
"Kalau kalian gak mau pisahin Kenan yaudah, biarin aku yang lerai mereka" balas Sheva dengan suara gemetar. Dirinya sangat takut dengan Kenan yang seperti ini.
"Ck, oke kamu diam disini" ucap Reyhan mendekati Kenan yang masih menghajar Alvin.

"Ken udah, Sheva ketakutan liat lo kayak gini" ucap Reyhan menarik kerah baju Kenan.
Ampuh, ucapan Reyhan sangat ampuh. Kenan berhenti menghajar Alvin lalu berbalik menghadap Sheva yang menampilkan raut ketakutan.

Ia berjalan mendekat, menarik Sheva lembut membawanya ke dalam pelukannya. "Maaf sayang maaf jangan takut" bisiknya kepada Sheva.

"Jangan kayak gitu Ken, Sheva takut" lirih Sheva dipelukan Kenan.
"Iya sayang maafin Kenan" ucapnya lalu membawa Sheva ke mobil.

Update lagi guys hehe.
Jujur author baper sama Kenan😭. Semoga kalian baper juga, biar ada temen.

Take Me AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang