PART 2

865 44 0
                                    

PART 2

Keringat dingin, pucat pasi, dan gemeteran yang aku alami saat ini. Takut, gugup, dan marah perasaan yang yang berkecamuk di dalam hatiku. 

"Apa-apaan ini !!! kenapa bisa nyata tuh orang,"kataku sendiri. 

"aargggghhhhhh....."teriaku sambil mengacak-acak rambut. 

Akupun beranjak menuju kamar,  

"untung gue umpetin di sini kalo sampe ketauan nenek sama kakek abis gue kena omel."akunya yang sedang mengambil sebotol minuman beralkhohol di dalam brankas yang aku kunci dengan kata sandi, agar tidak bisa di buka oleh siapapun tanpa terkecuali keluargakupun sendiri. 

Setidaknya ada pelampiasan ketika pikiranku sedang tak bersahabat. Dengan membakar sebatang rokok dan menenggak segelas minuman yang aku ambil tadi. Ketika rasanya ingin curhat, aku binggung mau curhat ke siapa. Sejak kejadian beberapa waktu silam aku tidak percaya dengan teman dekat atau sahabat. Aku beranggapan mereka itu musuh dalam selimut, serigala berbulu domba. Maka dari itu, aku tidak bisa menggingat-ingat orang-orang yang aku kenal, Baik nama maupun rupanya. Terkesan sombong sih, tapi aku cuek dengan anggapan mereka.  

Drrtt... drrtt... drrt... handphoneku berbunyi. 

Ternyata ada pesan masuk, "ADA DIMANA, KUMPUL YUK. " 

Oh, si Raymond. meski tak ada yang teman dekat, aku selalu berusaha bergaul dengan teman-teman baru ku di kampus. Terkadang aku sering banyak menjadi patung dan tertawa saja, karena aku binggung harus ngapain.  

"OK, SIAPA AJA DAN KUMPUL DIMANA," balas ku ke Raymond. Lumayan lah, demi melupakan sejenak yang berkecamuk di hati dan pikiran. 

"DI TEMPAT BIASA, LU GUE JEMPUT 15 MENIT LAGI SAMPAI. LU HARUS SUDAH ADA DI DEPAN YA, GUE MALES MASUKNYA.", balasan Raymond. 

"Lumayan dapet tumpangan di saat gue lagi begini hehehee..."  

 

***

Tak begitu kaget dengan cuaca di ibukota. Panasnya sangat menyengat sehingga aku memutuskan untuk menggunakan swetter tipis agar tak terlalu sampai kulit. Dan juga, di sekitar kawasan Appartemenku banyak pohon-pohon besar yang rindang. Sangat berguna di siang hari, dan sangat seram di malam hari.  

Hiiiii,,,  

"lama amat ni bocah, lima belas menit apa lima belas tahun sih."gerutuku sambil menunggu kedatangan Raymond. 

Sudah dua batang rokok yang ku hisap sambil menunggu kedatangannya. Tak lama kemudian, ada sebuah motor sport yang berhenti pas di depanku. 

"Sory macet bro.."jawab Raymond yang tahu pertanyaan yang bakal aku lontarkan ke dia. 

"gak kaget gue.." 

"hehehee... ayo naik, anak-anak sebagian sudah pada sampai semua" 

Aku langsung naik ke atas motor nya. Kurang ajarnya, tanpa memberi aba-aba dia langsung tancap gas kencang sehingga aku tersentak kaget hampir jatuh di buatnya. 

"eh, gilaaa. Gue belom sepenuhnya duduk lu dah tancap gas. Lu kira ini sirkuit maen ngebut aja. Pelan-pelan dodol.."omelku 

"hahahhaaa,,, masih kaku aja lo. Maaf maaf, peganggan mangkanya"jawabnya yang membuatku jengkel. 

"udah pelan-pelan saja, nanti ada polisi di tilang baru tahu rasa."cemasku. 

"Tenang, polisi udah temenan sama gue hehehe..." jawabnya yang rasa-rasanya pengen aku getok kepalanya.. 

"terserah lu dagh.." 

Sekitar 30 menit kami dalam perjalanan, akhirnya kami sampai juga di basecamp kami yang terletak di jakarta selatan. Lumayan cepat selain jalanan tak begitu padat oleh kendaraan, raymond lumayan kencang mengendarai motornya. 

Letter Of "A"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang