“dari mana saja kamu?” bukannya menjawab pertanyaan Sinta-Mama Zhena, Zhena malah melewati Mama nya begitu saja.“Zhena!!”
“ setelah kamu menghancurkan acara pertemuan keluarga, kamu malah pergi meninggalkan acara, punya malu kamu!!?” sentak Sinta, berhasil menghentikan langkah Zhena.
Ia berbalik menghadap Mamanya.
“Emang kalau Zhena tetap di sana, masalah bakal selesai, Nggak Ma…”“Buat apa Zhena tetap di sana, kalau ujung-ujungnya Zhena di rendahin dan di hina sama keluarga lain, mereka juga gak bakal Puas kalau Zhena belum pergi dari sana.” Lanjut Zhena.
“setidaknya kamu hargai mereka!” Sentak Sinta.
“Mau di hargai gimana lagi, apa perlu Zhena sembah mereka!” kata Zhena, meninggikan intonasi suaranya.
“ZHENA!!” Teriak Sinta pada Zhena.
“Mama ada di sana, tapi kenapa Mama gak bela Zhena dan malah ikutan Rendahin Zhena di depan yang lain.” Ujar Zhena, meneteskan air matanya.
“Mama hanya peduli dengan Sanya, di sini anak Mama itu aku atau Sanya!!” lanjutnya.
“kamu Gak berhak berkata seperti itu Zhena!!” Bentak Sinta murka.
Zhena tersenyum sinis “di sini Zhena anak kandung Mama, dan Sanya hanya anak bawa’an perselingkuhan Mama!!” katanya murka.
Plakkk
Satu tamparan berhasil mendarat di wajah mulus Zhena.
“berani kamu bentak Saya! Anak kurang ajar,bisa-bisanya kamu keluar dari Rahim saya, nyesel saya ngelahirin kamu!” Bentak Sinta tak berhati.
Zhena tertawa hambar penuh kepedihan.
“Zhena juga nyesel Ma, nyesel karna memiliki orang tua yang gak peduli sama anaknya. Dimana Mama saat Zhena hampir di buang sama Papa, dimana Mama saat Papa berusaha bunuh Zhena, MAMA DIMANA?!!!!!!” Teriak Zhena histeris di akhir kata.
“Bahkan Mama gak pernah lihat Kondisi Papa saat ini, Mama hanya sibuk ngurusin keluarga baru Mama.” Lanjut Zhena, menghapus kasar air matanya.
“Papa kamu udah Gila!!” sentak Sinta.
“Papa gitu juga karna ulah Mama, kalau aja Mama gak lari sama selingkuhan Mama, kondisi mental Papa gak bakal seperti ini!” ujar Zhen.
“Zhena masuk kekamar sekarang!!!” Bentak Sinta.
“Zhena masih sayang sama Mama, kalau Mama ada masalah, mama boleh cerita sama Zhena, akhir-akhir ini Zhena Lihat Mama telat tidur.” Ucap Zhena, meninggalkan Sinta yang masih setia berdiri di sana.
“Ma’afin Mama Zhena.” ririh Sinta, melihat punggung Zhena yang sudah mengilang di hadapannya.
………
Pagi ini, Zhena tidak semangat untuk bersekolah, Otak dan pikirannya masih memikirkan ucapannya tadi malam yang dia Lontarkan pada Mama nya, menurutnya terlalu berlebih mengeluarkan unek-uneknya, tapi rasa sakit nya selama ini Ia pendam sedikit lega setelah meluapkan amarahnya tadi malam mungkin hal itu melukai hati Mama nya.
Zhena berjalan santai menuju kelas nya, tidak memperdulikan Bel masuk yang sudah berbunyi dan para siswa siswi berlari menuju kelas masing-masing.
Dorrr
“Sarah, Gue kaget Anjirr!!!” kesel Zhena, terkejut saat Sarah-sahabatnya mengagetkan dirinya.
“Heheh, sorry…” cengir Sarah
“Masih pagi jangan bikin Mood Gue hancur Sar.” Celetuk Zhena.
“Sens amat si mbak nya, Lo sih kebanyakan ngelamun, sampai gak sadar udah bel masuk.” Ucap Sarah, berjalan beriringan menuju kelas mereka.
Tidak ada balasan dari Zhena, Sarah menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuh Zhena menghadapnya.
“Muka Lo kenapa?” Tanya Sarah
Zhena menggeleng sayu, tak mudah di kelabui, Sarah mengangkat Dagu Zhena, menelusuri tiap bagian wajah Zhena.
“Lo berantam lagi sama Nyokap Lo?” Tanya Sarah, Zhena menggeleng.
“terus Pipi Lo kenapa, kok bisa memar gitu, jangan bohongin Gue Zhen..”
“Atau ini ulahnya Sanya. Emang ya tuh anak minta di pites, Gue giling juga tuh Ginjalnya.” Geram Sarah.
Zhena menggeleng keras, Ia sangat tau sesayang dan seperhatian apa sahabatnya itu pada dirinya, Sarah orang pertama yang selalu ada untuknya.
“Gak semua sesuatu yang nyakitin Gue tuh ulah Sanya.” Ucap Zhena“Gue tau sebarat apa Lo jalannin semua ini, Lo hebat Zhena masih bertahan sampai sekarang, Gue kalau jadi Lo udah Nyerah kali yahh..” ujar Sarah
“udah ah, kok jadi Mellow gini sih.” Kata Zhena“Lo sih yang mulai…” celetuk Sarah
“Ehh, Lo lihat Kenzo gak?” Tanya Zhena
“Kenzo mulu…Gue cemburu tau, Lo mah ada Gue nanyakin Kenzo.” Cemburut Sarah memayungkan bibirnya membuat Zhena mendengus Geli.
“Mukak Lo gak usah sok imut gitu, Mual Gue liatnya.” Ledek Zhena, Meraum seluruh wajah Sarah.
“Gue emang imut kali dari Sono nya.” celetuk Sarah.
“Terserah.” Putus Zhena, berlalu melewati Sarah begitu saja.
“Tungguin Gue Woiii Zhena!!” teriak Sarah,menyusul Zhena.
ada yang masih setia di lapak cerita ini gkk?
Buat yang masih lanjut baca cerita inu terimakasih:)Vote and Comen jangan lupa guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzhena [On Going]
General FictionGimana rasanya,menyukai seseorang sudah beberapa tahun selalu bersama mu, tetapi dengan mudahnya orang itu melupakan kita hanya karna kecelakaan yang menimpa orang itu. Hal itu yang di rasakan Zhena Aquila Davira, gadis cantik dan tinggi , kehilanga...