part 6 Kenzhena

5 3 0
                                    


“Jangan macam-macam Ken.” Ujar Zhena, memberanikan diri mengangkat jari telunjuknya kedepan Kenzo.
Kenzo tersenyum Devil, semakin memajukan wajahnya.

Hingga

Buhh

Kenzo meniup wajah Zhena dengan sekali hembusan “sorry, Lo bukan tipe gue.” Ujar Kenzo, menjauhkan diri dari Zhena, saat itu juga Zhena bernafas lega dan menatap jengkel Kenzo.

Tidak ingin berlama-lama dengan Kenzo, Zhena lebih baik pergi,belum dua langkah Kenzo menahan tangan Zhena.

“Mau kemana?” Tanya Kenzo sinis.

Zhena menghempas tangan Kenzo dari tangannya.
“Bukan urusan Lo.” Cetus Zhena.

Mata Zhena membelak saat Kenzo mengangkat tinggi sebelah tangannya yang memegang Kalung yang tadi Ia pakai pindah ke tangan Kenzo tanpa Ia sadari.

“Segitunya Aura Gue sampai Lo gak sadar,kalau Kalung Lo udah pindah ke tangan Gue.” Pungkas Kenzo, tersenyum Renyah.

“Balikin!!” Pinta Zhena, berusaha mengambil kalungnya yang berada di tangan Kenzo.

“Gue bakal balikin, kalau Lo mau jadi Babu Gue selama seminggu ini.” Ucap Kenzo, berhasil membuat Zhena terbelak kaget.

“Gue. Jadi Babu Lo, Gak sudihhh..” cetus Zhena, menjeda tiap kata.

“Terserah.” Ucap Kenzo,mengangkat bahunya tak acuh.

“Ambil tuh kalung, kalau Lo gak sanggup belinya.”Ujar Zhena, melenggang pergi begitu saja meninggalkan Kenzo di ruangan tersebut.

“Gak guna nih kalung.” Celetuknya pada Kalung di tangannya.

………...

“Napa Lo Zhen dari tadi mondar mandir kayak setrika aja.” Ujar Sarah, kini mereka berada di kelas, saat ini kelas mereka mengadakan Free Less jadi hanya di tugas kan mencatat, bukannya pada mencatat penghuni kelas Zhena pada menjalankan aktivitasnya masing-masing, ada yang bermain bola di dalam kelas, mengibah, tiduran,mabar, dan banyak lainnya. Tapi suasana masih terlihat kurang ramai karena Biang kerok mereka tidak berada di kelas, siapalagi kalau bukan Aji dan angggota inti lainnya.

Zhena menggigit kukunya, kebiasaan Zhena kalau lagi Khawatir selalu menggigit Kuku nya.

“duduk dulu Zhen.” Sarah menarik tangan Zhena agar duduk tenang tidak seperti tadi mondar mandir.

“Gawat-gawat,Bego Lo Zhen, Bego…”Ujar Zhena, memukuli kepalanya pelan.

“Woi Zhen, istiqfar Bego, kalau ada masalah cerita ke Gue..”Papar Sarah, menghentikan Zhena memukuli kepalanya.

“Lo kenapa? cerita ke Gue…”Ucap Sarah, Zhena menatap Sarah merasa bersalah.

“Sar…” panggil Zhena memelankan suaranya.

“Kenapa?”

“Gue minta Ma’af, setelah Lo dengar cerita Gue, Lo boleh pukul atau tendang Gue juga gak papa.” Desak Zhena.

“Emang kenapa sih, sampai Gue harus nendang Lo.”

Zhena menggigit bibir bawahnya
“Kalung Lo ada di tangan Kenzo, Sorry.” Ucapnya,menundukan kepala ketika melihat Mata Sarah berkaca-kaca.

“Kalau gini, Gue bakal tendang Lo ke Laut perdalaman Zhena Aquila Davira.”Geram Sarah pada Zhena.

Zhena mendengar hal itu,membolakan matanya menatap tak percaya teman di depannya.
“setega itu Lo sama Gue.”lirih Zhena.

“Gue mana tega nendang Lo ke Laut perdalam, tapi kalau gini ceritanya, bukan Lo aja yang di tendang Zhen,Gue juga…” Ujar Sarah.

“Maksud Lo?”

“Tuh kalung punya Kakak Gue, Lo tau kan Kakak Gue kayak Apa?!!”

Badan Zhena melemas seketika, beban pikirannya semakin bertambah.

“Gue harus gimana Sar?” tanya Zhena,tatapannya kosong ke depan.

“Kok bisa sama Kenzo?”Tanya Sarah balik.

“Panjang ceritanya, Gue harus jadi Babunya baru tuh kalung dikasih ke Gue.” Ujar Zhena.

“Lo serius. Terus tawaran Kenzo, Lo terima?” Kejut Sarah, Zhena menggeleng lesu.

“Gengsi Sar, Lo taukan sekarang Kenzo udah beda.” Cetus Zhena.

“Tapi tuh kalung punya Kakak Gue, kalau punya milik Gue, udah Gue ikhlasin tuh kalung.” Ucap Sarah.

“Terus Gimana?” tanya Zhena.

“Ya Lo harus ikutin tawaran Kenzo, Zhen.”

“Harus banget ya?”

“Cuma itu cara satu-satunya.” Kata Sarah.

Zhena berdecak Kesal
“Oke.”putus Zhena.

………

Bel pulang berbunyi, seluruh siswa siswi berhamburan keluar kelas.

Zhena menatap Kenzo yang tengah sibuk membereskan barang-barangnya, Ia menoleh pada Sarah.
“Harus banget Ya?” tanya Zhena lagi, Sarah mengangguk antusiasi

"Semangatt !” Sarah memberikan semangat pada sahabatnya ini.

Zhena menghembuskan nafasnya,dan berjalan ke arah meja Kenzo. Sesampainnya di depan Meja Kenzo, Ia merasa Jengkel melihat Kenzo yang tak menyadari keberadaannya.

Dengan kesal Zhena menendang pelan kaki Meja milik Kenzo. Kenzo menyadari seseorang di depannya, Ia tersenyum penuh kemenangan.

“Gue terima tawaran Lo.” Ucap Zhena to the point.

“sayangnya tawaran Gue udah gak berlaku.” Papar Kenzo.

Zhena mendengus kesal
“Dua minggu jadi Babu Lo.” Ucap Zhena,memandang Jengkel Kenzo.

Kenzo menggeleng keras, membuat Zhena ingin sekali mencabik-cabik wajah Kenzo.

“Tiga minggu.” Kata Zhena menyodorkan tangannya pada Kenzo.

“Oke” jawab Kenzo, pergi melewati Zhena begitu saja tanpa membalas uluran tangan Zhena.

Zhena menendang keras Kursi yang tadinya di tempati Kenzo.
“Kenzo petakilan, brengsek,iblis, Rajanya Kebun binatang.” Caci Zhena, mengumpat Kenzo kesal.


























-
-
-
Lanjut part

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kenzhena [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang