Sudah 2 bulan setelah kecelakaan yang menimpa Kenzo, Ia masih belum sadar dari Koma nya. Zhena yang selalu ada tiap jam menunggu dan menjaga Kenzo, tanpa bosan sama sekali Ia selalu meluangkan waktunya untuk menjaga Kenzo.
Seperti saat ini, Ia selalu memandangi mata Kenzo yang masih tertutup rapat dan enggan membukanya.
“Kapan Lo bangun nya?”
“Lo punya utang sama Gue…”
“jangan mati dulu, sebelum utang Lo lunas..”
“Ehh, maksud Gue utang Jawaban perasaan Lo Ke Gue, bukan utang Duit, malah sebaliknya Gue yang banyak utang sama Lo, Lo selalu beliin Gue apa yang Gue minta.”
“kalau Lo bangun, Gue bakal beliin apa yang Lo mau, Gue janji, tapi bangun Please.”
Selalu begini,Zhena selalu cerita sesuatu yang tidak berfaedah pada Kenzo. Dan tidak pernah ada pergerakan dari Kenzo sama sekali.
Zhena menautkan jari-jarinya di sela-sela jari Kenzo, dan mencium punggung tangan Kenzo berharap Kenzo bangun dari mimpi indahnya.
Pintu Ruang terbuka lebar, menampilkan sosok Tante Vina yang membawa banyak plastic berisi makanan dan buah-buahan.
“Zhena lebih baik pulang istirahat, Kamu dari pulang sekolah belum pulang kerumah, sekalian Mandi, kalau Kenzo bangun lihat kamu belum mandi bisa ngamuk tuh anak.” Ledek Vina, mengelus puncak kepala Zhena.
“Tante mah ngledek mulu, ya udah Zhena pulang dulu ya…”pamit Zhena, menyalim tangan Vina dengan sopan. Punggung Zhena sudah menghilang dari pandangan Vina, Ia tersenyum manis melihat sikap Zhena yang selalu ada untung Kenzo.
“Liat tuh Ken, gadis yang sering kamu ceritain sama Mama, sekarang udah dewasa dan menjadi gadis yang baik, kamu harus bangun demi Zhena…..” kata Vina pada putra nya yang berbaring di brangka rumah sakit.
……..
“Lo serius JI, gak bercanda kan?”
“Buat apa Gue becanda Zhena, buruan ke sini Kenzo udah Siuman Nih..”
“Oke, Gue otw sekarang..”
Zhena memutusakan panggilan nya, mengambil Gardigan dan tas selempangnya bergegas menuju ke rumah sakit saat mendengar Kenzo sudah sadar dari Koma nya, sesuatu yang hal Ia tunggu-tunggu selama ini.
Saat menuruni tangga, Ia berpapasan dengan Sanya. Tidak ambil pusing, Zhena melewati Sanya begitu saja, namun lebih dulu Sanya menahan tangannya.
“Mau kemana Lo?” Tanya Sanya
“Bukan urusan Lo.” Balas Zhena,menghempas tangan Sanya dari tangannya.
“Jauhin Kenzo.” Kata Sanya, berhasil menghentikan langkah Zhena.
“Lo gak berhak ngatur Gue.”
“Gue berhak, karna Kenzo calon tunangan Gue!” Sentak Sanya tak terima.
“Masih Calon tunangan, belum jadi istri, kalau Lo punya kekuasaan miliki Kenzo, Gue bakal pakai jalur Tikung.” Ucap Zhena santai, menakan tiap Kata.
Plakkk
Satu tamparan Zhena mendarat di Pelipis Zhena, bukan dari Sanya melainkan dari Sinta-mama nya.
“Mama tidak pernah mengajarkan kamu ngomong seperti itu, Zhena!!” teriak Sinta murka
“emang Mama pernah ngajarin Zhena soal Atitude cara berbicara, Nggak.” Kata Zhena
“Kalau Lo sayang sama Kenzo, kemana Lo saat Kenzo Koma,bahkan Lo gak pernah jengukin Dia, itu yang nama nya Cinta?” ucap Zhena, berhasil membuat Sanya terdiam seribu bahasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzhena [On Going]
General FictionGimana rasanya,menyukai seseorang sudah beberapa tahun selalu bersama mu, tetapi dengan mudahnya orang itu melupakan kita hanya karna kecelakaan yang menimpa orang itu. Hal itu yang di rasakan Zhena Aquila Davira, gadis cantik dan tinggi , kehilanga...