Part 3 Kenzhena

7 3 0
                                    

"Lo tau Kalau Gue suka sama Lo!!"

"Teruss"

"Gue mau Lo jadi pacar Gue."

"Segampang itu Lo ngomong, bahkan Zhena gak pernah minta hal seperti itu sama Gue."

"Gue beda sama Zhena, Dia emang gak pantas Buat Lo."

"emang Lo pantas sama Gue, Sanya?"

"Lo tau pertunangan kita bakal di langsungkan bulan ini Kenzo." Ucap Sanya, membahas hal itu membuat Kenzo semakin murka, kalau saja di depannya ini Cowo dapat di pastikan Pria itu akan berbaring tak berdaya di rumah sakit. Menghadapi Sanya sama hal nya Menghadapi Soal Tes IQ tak mudah di baca dan menyulitkan menurutnya.

Saat ini mereka berada di Ruang Lab Biologi, Tadinya Kenzo sendiri karna sudah meminta Zhena agar datang ke Ruang ini, tapi bukannya Zhena yang datang malah Sanya yang tiba-tiba datang memeluknya dan berkata seperti itu.

"Gue gak pernah terima Perjodohan itu sama sekali, Sanya!!" bentak Kenzo murka.

"Lo gak bisa nolak Ken, Nyokap Lo dan Nyokap Gue udah mempersiapkan semua nya, Lo gak bisa ngelak lagi karna kelemahan Keluarga Lo ada pada Bokap Gue sekarang." Ucap Sanya menyombongkan diri.

Merasa di perhatiin dari tadi mereka mengobrol di Ruang Lab biologi, Sanya tersenyum penuh kemenangan saat tau seseorang di balik pintu mengupin pembicaraan mereka.

Dan licik nya Sanya melangkahkan Kaki jenjangnya mendekat ke Kenzo, semakin dekat mengikis jarak di antara mereka dan mengalungkang tangannya di Leher Kenzo.

Dan

Brakkk

Seseorang muncul dari balik pintu saat tak sengaja menjatuhkan sebuah barang , orang itu melihat terkejut kedua sejoli yang masih berdekatan itu,hingga akhirnya Kenzo mendorong kasar Sanya.

"Zhena." panggil Kenzo

"Sorry Gue ganggu kalian." Lirih Zhena, berjalan mundur dan pergi berlari meninggalkan Sanya dan Kenzo.

"Lo emang Iblis." Tunjuk Kenzo pada Sanya, berlari menyusul Zhena.

"Lo udah kalah Zhena Aquila Davira, See You.." ucap Sanya, tersenyum Devil.

..........

"Sarah!!" panggil Kenzo

Sarah mendengar nama nya di sebut,membalikan badannya.

"Kenapa?" tanya Sarah

"Lo ada Lihat Zhena?"tanya Kenzo balik.

"Zhena bukannya udah balik Luan, katanya lagi Gak enak badan." Jawab Sarah, setelah mendapatkan jawaban, Kenzo berlari ingin menyusul Zhena ke rumahnya.

Kenzo menaiki motor sport nya lajut, tidak peduli penjaga sekolah meneriaki nama nya karna berani bolos saat masih jam sekolah.

Ia menaiki kecepatan di atas rata-rata, tidak peduli pengendara lain memaki dirinya, yang hanya Ia pedulikan hanyalah Zhena saat ini.

Terlalu memikirkan Zhena, tanpa Ia sadari sebuah Mobil berhenti mendadak di tengah perjalanan, hampir saja Kenzo menabrak Mobil tersebut kalau saja Ia tidak mengontrol Rem motor nya dan berhasil mengelak dari mobil itu, namun Na'as Ia tidak menyadari sebuah Truk berjalan dari sisi lain.

Dan

Tinnn

Brakk

Sretttttt

Badan Kenzo terpental jauh membentur Aspal, Motor nya sudah hancur terlindas Truk. Seluruh badan Kenzo sudah di banjiri oleh Darah kental dari Benturan kepalanya, Penglihatannya mulai kabur, Ia hanya melihat orang-orang pada mengerumuni nya, Ia berharap mungkin ini bukan maksud dari ucapannya pada Zhena saat di taman, satu hal yang dia inginkan saat ini melihat Zhena datang pada nya dan menolong diri nya untuk terakhir kali nya.

Zhena, gadis kecil yang dulu sering mengekori nya kemana-mana, Gadis yang dulu berusaha memenangkan hati nya dan berjuang untuk bisa mengambil hatinya.

"Lo menang Zhena, Gue udah suka sama Lo." Batin Kenzo

"Tuhan, sampaikan Pesan terakhir ku untuk Zhena." batin Kenzo untuk terakhir kalinya, Kenzo memejamkan matanya perlahan dan berakhir Pingsan.

.........

Zhena terus berlari sepanjang Koridor rumah sakit, dapat di lihat wajah nya penuh ke gelisahan dadanya terasa sesak saat bayang-bayang Kenzo selalu muncul di pikirannya. Setelah mendengar kabar dari Aji bahwa Kenzo kecelakaan, rasa bersalah mulai menghantuinya.

"Tante, gimana keadaan Kenzo?" tanya Zhena pada Mama Kenzo-Tante Vina.

"Kenzo mengalami pendarahan di kepalanya, kata Dokter kemungkinan Kenzo bakal Koma, Zhen." Lirih Tante Vina, terduduk di kursi panjang yang tersedia di depan ruang Rawat Kenzo. Mendengar hal itu darah Zhena berhenti, badannya lemas hingga terduduk di depan Tante Vina.

Anggota geng Crudele yang berada di sana turut sedih mendengar ketua mereka yang paling Tegas dan berani bisa berbaring di rumah sakit, biasanya Kenzo yang selalu membuat seseorang berbaring dirumah sakit, dan tanpa mereka Duga hal itu terjadi pada Ketua mereka saat ini.

"Ma'afin Zhena Tan, ini semua salah Zhena, kalau aja Zhena gak pergi begitu saja, Kenzo gak bakal ngejar Zhena....Ma'fin Zhena Tan..." Isak Zhena, bersimpuh di kaki Vina.

"Tampar Zhena Tan....Di sini Zhena yang salah.......Hikss..." Isak Zhena lebih histeris menampar dirinya sediri, sebelum Revan menjegat diri nya agar tidak melukainya.

"Udah Zhen, Lo gak salah.." Tegur Revan,memeluk sepupu nya itu,berusaha menenangkan Zhena agar tidak melukai dirinya sendiri.

Zhena teringat ucapan Kenzo tadi siang di Taman sekolah, perkataan Kenzo terniang-niang di otak nya, rasa bersalah bertamabah menghantui nya.

"Gue bakal pergi tapi bukan cara ninggalin Elo kayak yang lain"

" ada saat nya Gue pergi dengan cara yang berbeda, jangan salahin siapapun kalau seandainya seseorang pergi ninggalin Elo"

"sesuatu yang telah pergi mungkin tidak baik untuk mu."

"Akhhhh...Ma'afin Gue Ken!!" teriak Zhena histeris,memukuli kepalanya mendengar semua ucapan Kenzo yang menghantui otak nya.

"udah Zhen, Lo gak boleh nyakitin diri Elo kayak gini, Lo tau kenzo paling gak suka Lihat Lo kayak Gini."

"Lo harus kuat, siapa lagi yang akan sport Kenzo agar bisa bertahan..." Ujar Revan,mempererat pelukannya sembari mengelus rambut Zhena agar menenangkan sepupu nya itu.

"Lo utang jawaban sama Gue Ken, Gue tunggu jawaban Lo, Tolong bertahan..." batin Zhena.














-
-
-
Lanjut part

Kenzhena [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang