"Naruto." Ucap seorang pemuda dengan rambut hitam pekat, kulit putih, dan senyum manis itu. Angin malam menghiasi kesunyian diantara mereka.
"Aku harus pergi meninggalkan desa." Lanjutnya sambil menundukkan kepalanya, ada rasa bersalah di dalam hatinya. Ia tak ingin meninggalkan orang yang spesial dihidupnya, orang yang bisa mengerti dirinya.
"Kumohon jangan pergi, tetaplah disini!" Pinta lawan bicaranya tersebut dengan mata yang mulai berkaca-kaca, hatinya seperti di remuk oleh kenyataan.
"Maaf, Naruto aku tidak bisa." Ucap pemuda yang di kenali dengan nama Sasuke sambil mengelus surai Naruto.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ughh haaahh a - apa itu tadi ughh." Ucap Naruto sambil memegang kepalanya, hanya pusing yang bisa ia rasakan saat itu. Ia melirik jam di kamarnya ternyata hari sudah sore, ia tidur di siang hari karena lelah setelah melakukan misi.
Naruto melakukan aktivitasnya, seperti biasa. Setelah selesai melakukan aktivitasnya, ia berkeliling desa melihat suasana yang begitu tentram, aman, dan damai.
"Naruto-kun." Ucap seorang gadis sambil menundukkan kepalanya.
"Hinata, ada apa?" Tanya Naruto.
"Aku anu ingin berlatih bersama Shino dan Kiba." Ucapnya dengan pipi yang memerah.
"Oh kalau begitu, dadah." Naruto mengangguk paham dan meninggalkan Hinata sembari melambaikan tangannya.
Naruto berjalan ke arah bukit di desa Konoha, ia sering pergi kesana. Menikmati indahnya senja dan juga berkeluh kesal. Dia duduk di samping pohon besar dekat bukit, sambil termenung memikirkan Sasuke.
"Kapan kamu akan kembali Sasuke, aku lelah menunggumu." Keluhnya sambil mengacak-acak rambutnya, ia merasa sangat putus asa.
"Setiap aku mencarimu, kamu selalu menghindar."
"Arghh sudahlah tidak ada gunanya juga aku berkeluh kesal disini, kamu tidak mendengarnya kan!" Ucap Naruto sambil menatap langit.
Ia masih saja merasa kelelahan padahal siang tadi yang di lakukannya hanyalah tidur. Dia berbaring di atas rumput yang nyaman membiarkan angin menghempas rambutnya.
"Yoo Naruto." Panggil seseorang dari kejauhan.
"Kakashi-senpai?" Naruto melirik lelaki tersebut dan membangunkan dirinya.
"Apakah ada misi untuk mencari Sasuke?" Tanya Naruto dengan antusias, matanya berbinar-binar menanti jawaban dari senseinya tersebut.
"Ahh, maaf Naruto tapi Hokage-sama menyuruhku untuk memberitahu kepadamu agar kamu tidak kemana-mana untuk hari esok." Jelas Kakashi.
"Maksudnya aku di isolasi?!" Naruto kaget karena berita yang di sampaikan berbeda dari ekspetasinya.
"Bukan begitu Naruto, Hokage-sama menyuruhmu untuk istirahat total." Ucap Kakashi sambil menatap Naruto.
"Tapi aku tidak apa-apa, lagian aku masih ada latihan dengan petapa genit." Bantah Naruto.
"Hah sudah ku duga hal ini akan terjadi, jangan lama-lama di luar segeralah pulang!" Kata terakhir Kakashi sebelum meninggalkan Naruto.
"Huh menyebalkan kan aku masih mau disini lebih lama lagi, lagian kalo aku pulang juga gaada yang nungguin." Kesal Naruto pada dirinya sendiri.
Di perjalanan pulang ia melihat pandangan yang menyakiti matanya, lagi-lagi Lee dengan Gaara bermesraan.
"Memang ya duo bucin ga tau tempat kalo mesra-mesraan." Gumam Naruto, dia langsung membuang pandangannya dan terus fokus ke arah jalan pulang.
Sesampainya dirumah, dia mengeluarkan kunci dari kantungnya. Tapi anehnya pintu itu sudah terbuka.
"Mungkin aku lupa menguncinya." Gumamnya sambil membuka pintu.
"Tadaima." Ucap Naruto lesu.
"Okaeri, Naruto." Suara yang tak asing itu terdengar, ia langsung berlari ke arah sumber suara itu.
"S-sasuke?" Naruto kaget, orang yang selama ini ia nanti akhirnya kembali.
"Ya ini aku, Naruto." Ucapnya sembari merentangkan tangan menanti pelukan dari Naruto. Bukannya mendapat pelukan, ia malah mendapatkan tamparan dari tangan kekasihnya tersebut.
"Akh apa yang kau--" Ucap Sasuke yang terpotong ketika Naruto memeluknya. Ia bisa merasakan bahwa Naruto tengah menangis di bahunya.
"Maafkan aku Naruto, aku tau kamu pasti membenciku." Lirih Sasuke sembari mengelus surai kekasihnya. Tidak ada jawaban dari Naruto, Sasuke melepaskan pelukannya. Bagi Sasuke, melihat Naruto menangis sangat menggemaskan.
"Sasuke jahat hiks-- huaaaa." Tangis Naruto pecah di depan Sasuke. Akhirnya ia tidak perlu berpura-pura lagi.
"Naruto..." Ucap Sasuke sambil berlutut di depan Naruto, ia menatap sayu kekasihnya tersebut.
"Sebenarnya aku hanya mampir karena aku merindukanmu, aku tidak bisa lama-lama disini." Ucap Sasuke dengan nada lemas.
"Huh, baka hiks Sasuke baka!" Teriak Naruto dengan tangisan yang semakin pecah, Sasuke berusaha menenangkannya tetapi tidak bisa.
"Hei maafkan aku, aku janji akan menemanimu malam ini." Ucap Sasuke sambil menenangkan Naruto.
"Bohong!" Teriak Naruto lagi, kini tangisannya telah berhenti namun ia mulai memukul dada Sasuke.
"Pukul aku jika itu mau mu, malam ini aku akan tetap disini menemanimu." Ucap Sasuke sambil memeluk Naruto. Emosi Naruto mereda dan ia membalas pelukan dari sang kekasih. Sasuke menggendong Naruto ke tempat tidurnya.
"Aku tidak mengantuk." Jelas Naruto. Sasuke tertawa kecil mendengar hal tersebut.
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita melakukan hal-hal 'dewasa'?" Ucap Sasuke tepat di telinga Naruto, pipinya seketika memerah.
"Hei kamu baru saja menampakkan dirimu, dan juga telah membuatku menangis. Sekarang kamu malah meminta hal-hal yang seperti 'itu' kepadaku, dasar mesum." Ucap Naruto sambil menatap tajam mata kekasihnya itu.
"Kalau begitu, kenapa kamu masih berada di dekatku, menyingkirlah." Ucap Sasuke sembari mencubit pipi sang kekasih.
"Ini rumahku, harusnya kamu yang menjauh!" Teriak Naruto sembari melepaskan cubitan dari Sasuke.
"Oke kalau itu maumu." Sasuke bangun dari berbaringnya, dan siap untuk menjauhi Naruto.
"Jangan--" Lirih Naruto sambil memegang baju Sasuke.
"Hahaha, aku hanya bercanda." Sasuke kembali berbaring dan memeluk Naruto. Tak lupa dengan ciuman di dahinya.
"Selamat tidur, Naruto aku mencintaimu." Sasuke memejamkan matanya.
END~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUTO SHIPPUDEN (ONESHOOT)
Romancecerita tentang ship gitu guys (~ ̄³ ̄)~ dan yaa ini yaoi yaaa jangan salah lapak nee (灬º‿º灬)♡