"Hei Sasuke, kamu curang!" Geram pria dengan rambut pirang di seberang jalan.
"Kau lambat! Aku sudah mengatakan hitungan ke tiga tadi!" Teriak manusia berambut hitam yang tak mau kalah.
"Teme!"
"Cepatlah, Dobe!"
~~~
"Sasuke.. apakah kamu benar - benar akan pergi..?" Ucap pria yang tengah berdiri persis di depannya.
"Maaf Naruto, ibu mendadak memberitahuku.. aku akan mengunjungimu kapan - kapan, aku berjanji!" Tangannya mengelus surai berwarna pirang dengan lembut.
Lawan bicaranya hanya terdiam dan terisak.
"Naruto.. aku akan mengunjungimu."
~~~
"Oy Naruto, kamu sekolah disini juga ternyata! Semoga tahun ini menyenangkan ya!" Sapaan dari Kiba, teman Naruto.
Kini Naruto menduduki bangku SMA, sudah bertahun lamanya ia ditinggal pergi oleh teman masa kecilnya, Sasuke.
Pembohong, Sasuke pembohong.
"Kiba, aku malas jika harus berkenalan dengan orang lain." Keluh Naruto.
"Dimana semangatmu Naruto?! Lihatlah banyak wanita cantik disini, kamu tidak bosan sendiri terus?" Goda Kiba.
Naruto mengamati sekitar, Kiba benar. Seharusnya ia mencari wanita untuk ia ajak kencan bukan malah memikirkan tentang si pembohong, Sasuke.
Setelah perbincangan dengan Kiba, Naruto pergi ke kelasnya. Duduk di dekat jendela adalah kegemaran Naruto, ia membayangkan pesawat yang di tumpangi Sasuke akan mendarat di lapangan sekolah. Begitu target sudah terlihat di depan mata, Naruto siap untuk memukulnya dengan keras.
~~
Waktu menunjukkan pukul 08.30, yang berarti pelajaran harus dimulai. Kursi disamping Naruto masih kosong, tandanya ada yang belum masuk.
"Hari pertama sudah terlambat, pasti pemalas." Gumamnya.
"Baik, anak - anak selamat datang di SMA jaya jaya jaya. Semoga kalian betah disini dan memiliki kenangan yang indah untuk diceritakan di esok nanti." Seorang guru menjelaskan.
"Maaf pak, saya telat." Suara yang tak asing di terinya Naruto. Dengan cepat ia melirik ke arah sumber suara. Benar, Sasuke.
"Hadeh kelakuan, silahkan duduk di kursi yang masih kosong."
"Baik, pak."
Naruto memalingkan wajahnya ke arah lain, berusaha untuk tidak menatapnya.
"Hai, aku Sasuke, siapa namamu?" Sapanya. Naruto berbalik dan menatap tajam Sasuke.
"Hah, apa kamu melupakanku, Teme?" Kesal Naruto.
"OH, DOBE." Sasuke berteriak dan memeluk Naruto. Seketika tubuhnya membeku tapi anehnya wajah si pemilik rambut pirang tersebut berwarna pink muda.
"Sasuke, kita diperhatikan, lepaskan!" Naruto mendorong Sasuke dan menyembunyikan wajahnya.
"Aku merindukanmu, maaf."
"Ya, tidak apa - apa." Ucap Naruto yang masih menyembunyikan wajah meronanya.
"Banyak hal yang ingin aku ceritakan, Dobe. Kamu harus mendengarkanku nanti. Dan yang paling penting, aku sudah memiliki pasangan!" Jelas Sasuke.
deg deg deg
Hati Naruto diremuk, dipecah, dibelah, dan dirobek rasanya. Baru saja ia merasakan kebahagian, satu kalimat tersebut membuat "bahagia" dalam diri Naruto menghilang. Terlalu sakit dan perih bagi Naruto.
"Harusnya gak begini."
"Namanya Haruno Sakura, ia tinggal di dekat rumahku. Sekolah disini juga! Hanya beda kelas. Aku akan mengenalkanmu nanti istirahat. Percayalah aku tidak salah pilih, Dobe."
Kalimat keramat. Naruto tidak mau dengar maupun mendengarkan. Harusnya ia tidak boleh memiliki perasaan yang aneh terhadap Sasuke, salahnya.
KRING KRING
Waktunya istirahat, tanpa aba - aba Sasuke menarik Naruto untuk menemui Sakura, kekasih Sasuke. Namun, ditengah perjalanan hal yang tidak mengenakkan menusuk pandangan, Sasuke.
"Ada apa, Teme. Kenapa kita berhenti, yang mana?" Tanya Naruto.
"Dobe, itu orangnya." Sasuke menunjuk salah satu perempuan yang tengah berpegangan tangan dengan seorang lelaki.
"Kamu pasti bercanda, Teme. Itu bukan cewekmu, lihat dia bahkan menggenggam tangan lelaki." Jelas Naruto. Sasuke terdiam, menunduk dalam sunyi. Payah, Naruto baru menyadarinya. Kesempatan.
Naruto menarik Sasuke ke dalam pelukannya. Naruto berjinjit dan memeluk leher Sasuke, sembari mengelus lembut surai miliknya.
"Dia bukan yang terbaik untukmu, Teme. Dia bukan untukmu. Jangan bersedih, ada aku disini." Naruto belum juga merasakan tangan milik Sasuke untuk menyentuh punggungnya.
Terdengar isakan kecil di bahu Naruto, isakan Sasuke. Ia menangis.
Dengan perlahan, Naruto mengantar Sasuke ke kelas dan menenangkannya.
"Hei, semuanya akan baik - baik saja. Kamu pasti bisa menemukan pengganti dirinya, jangan terlalu sedih, aku tahu kamu kuat, Teme."
"Terimakasih Naruto, kamu memang teman terbaikku. Maafkan aku, aku lupa mengunjungimu."
deg deg deg
"Aku senang bisa menjadi teman terbaikmu, Teme."
End
Kali - kali sad ending lah ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
NARUTO SHIPPUDEN (ONESHOOT)
Romancecerita tentang ship gitu guys (~ ̄³ ̄)~ dan yaa ini yaoi yaaa jangan salah lapak nee (灬º‿º灬)♡