Kehadiranmu seolah membawa sinar mentari yang bersinar seakan menyinari gelapnya kehidupanku ini.
Kehadiranmu seolah mengajak angin masuk dan berjalan bersama denganku menikmati gerahnya kehidupan yang sedang ku jalani.
Kehadiranmu juga seolah membawa 7 warna yang tersusun menjadi deretan pelangi yang mewarani kehidupan yang semula hampir tidak berwarna lagi.
Dengan semua itu membuatku mempunyai sebuah harapan lagi. Aku berharap kalau hati yang semula rapuh, bisa segera sembuh dan bisa kembali utuh.
Harapanku tergantung cukup lama, tapi ternyata tidak sampai menjadi nyata.
Kepergianmu seolah mengundang awan hujan yang makin lama mulai menteskan gumpalan air yang membasahi tubuh ini.
Kepergianmu seolah menumbuhkan pohon kaktus yang tanpa sadar terlihat indah, hingga aku mau memeluknya, dan ternyata yang tersisa hanya duri.
Kepergianmu juga seolah mengajak sang petir menghampiri kehidupanku, meninggalkan sebuah trauma karena ketakukan yang semula sudah lama tidak menghampiri.
Dengan semua hal itu, ternyata tidak membuat aku yang rapuh menjadi utuh. Semua itu malah membuat aku yang rapuh menjadi begitu hancur.
Sekarang aku bingung bagaimana cara agar aku bisa kembali menyatukan hati yang sudah bertabur sebab hancur menjadi hati yang terlihat seolah tidak pernah mengalami yang namanya rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
PoetrySemua yang kuat akan menjadi rapuh sebab suatu hal begitu juga dengan hati. 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒏𝒆𝒙𝒕 𝒑𝒂𝒓𝒕𝒏𝒚𝒂, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒂𝒑𝒂? 𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒋𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒊𝒏 𝒂𝒌𝒖 𝒓𝒂𝒑𝒖𝒉-_- 𝑩𝒂𝒌𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒖𝒑 �...