ᴛᴇᴛᴀɴɢɢᴀ

320 63 4
                                    

Seluruh warga sekolah pasti mengetahui bagaimana lengketnya (Name) terhadap Halilintar, ditambah dengan fakta bahwa mereka adalah tetangga.

Namun, ribut tak pernah absen di antara mereka berdua.

"Bilangin ke adikmu, kalau ada Mamahku jangan rajin-rajin, ya. Aku kena omel mulu."

Seringaian mengejek terbit di wajah Halilintar. "Ya bagus, dong, biar kamu ada kerjaan."

"Enak saja! Aku juga suka bantu beresin rumah tahu!" (Name) berkilah dengan cepat.

"Iya, tapi sambil gerutu terus."

Oke, itu memang fakta, jadi (Name) menutup mulutnya.

Namun jika saja sang ibu tidak terus membandingkannya dengan tetangga pasti (Name) dengan senang melakukan segala perintahnya.

'Bandingin aja terus sampai anaknya kena mental.'

Akan tetapi (Name) tidak mungkin membenci Mamahnya. Bagaimana pun juga (Name) masih ingin menyantap nasi goreng buatan beliau atau pun makan siang dengan sayur asem dan ikan asin apalagi ditambah sambal, beuh mantap!

"Setidaknya kamu sebagai anak perempuan harus rapi. Kamar berantakan, sering lupa jadwal mapel, sering kesiangan pula. Kamu kalah sama dengan Gempa yang cowok, bangun tidur rapikan kasur, habis makan langsung dicuci alat makannya. Bahkan sepupuku saja yang katanya malas enggak ketulungan, masih mau membereskan kamarnya dan menyiapkan jadwal mapel sebelum tidur," ucap Halilintar panjang lebar.

Pemuda itu heran dengan sifat sang gadis yang berantakan. Padahal Yaya perempuan yang dikenal kegalakannya seantero sekolah masih selalu menomor satukan yang namanya ketertiban. Lah dibandingkan dengan Yaya, si (Name) ini lebih amburadul.

Sementara itu (Name) cukup takjub pemuda itu ternyata bisa juga jadi bawel.

"Kamu jadi mirip Mamah, deh," sindir (Name). Mengangkat kedua alisnya dan tersenyum menyebalkan.

Tidak ada gunanya menceramahi (Name) kalau ujung-ujungnya masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Dia seperti menulikan diri. Namun anehnya Halilintar masih bersedia untuk mengingatkan sang gadis.

Hanya satu hal yang jadi pegangan sang pemuda. Halilintar bersikap seperti itu tidak lebih karena dia ingin menjadi tetangga. Karena orang terdekat selain keluarga adalah orang yang di sekitarmu, tetangga.

"***"

Grahita ➵ BoBoiBoy HalilintarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang