1. Yupa anak baik

32 6 5
                                    

Mentari bersinar menembus celah gorden seakan mengintip pemilik tubuh dibalik selimut putih tulang di atas ranjang.

"Mas, bagun! Nanti telat," suara lirih nan lembut itu mengalun merdu menembus telinga, membuat kedua matanya perlahan mengerjap.

"Iya Mi!" Sahutnya merentangkan kedua tangan di atas kepala guna meregangkan otot-otot tubuhnya.

Ia bangkit berjalan gontai menuju bilik kamar mandi untuk membersihkan diri. Hampir dua puluh menit ia mempersiapkan diri, mungkin kalau hidup Yupa adalah sinetron televisi juru kamera akan menyorot ketika ia mengancingkan bajunya lalu beralih pada  rambut hitam dan alis tebal hingga hidung runcingnya dan akhirnya akan beralih secara slow motion dan berfokus pada badge nama pada seragamnya.

Yupa Fajrin Lathif

Lalu penonton akan bergumam 'hmm, tampan, berkarisma dann lumayan juga namanya'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu penonton akan bergumam 'hmm, tampan, berkarisma dann lumayan juga namanya'

Mungkin itu terlalu berlebihan bagi Yupa yang setiap selesai mengancingkan bajunya ia akan mencari harta karun dalam lubang hidungnya seperti saat ini.

Untung saja rutinitasnya tidak selalu memakan waktu yang lama. Buktinya kini Yupa telah menuruni tangga menuju tempat favoritnya setelah kamarnya–Dapur.

"Baguse anakkuu." Usapan tangan Anjani mendarat di pipi kanannya. Ia tersenyum simpul membalas perlakuan sang ibu. (Tampannya putraku)

"Ayo makan Mas," ajak Mami padanya.

"Mi, kok panggilnya 'Mas' terus sih. Yupa berasa jadi Mas-mas tukang ojek deh." Protesnya.

"Kan Mas Yupa anak pertama Mami, jadi wajar dong di panggilnya Mas," Jelas Anjani.

Lagi-lagi Yupa hanya bisa diam menanggapi jawaban dari Mami. Ia juga tak tau mengapa dirinya di panggil 'Mas' sedangkan anak Mami hanya dirinya seorang.

Ia melahap roti dengan olesan selai rasa green tea yang telah Mami siapkan untuknya. "Mi, Yupa berangkat dulu," ujarnya mencium punggung tangan sang bunda dengan hormat.

"Oke, hati-hati yaa."

Yupa hanya mengangguk samar, ia berlalu meninggalkan rumahnya. "Pagi Mas Yupa," sapa Pak Dirman pengurus kebun rumahnya.

Yupa hanya tersenyum singkat tanpa membalas sapaan pak Dirman. Ia bergegas menaiki Vario putih pemberian Mami saat ulang tahunnya yang ke 18.

Lengkap dengan helm sebagai pengaman, Yupa melajukan motornya menyusuri jalan raya pagi ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YUPA YUPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang