Saat Kita Terlihat Menyedihkan

18 1 0
                                    

Ada kalanya aku merasa bahwa tidak ada jalan kembali ke masa lalu. Untuk memperbaiki titik mula. Siapa tahu dari situ bisa memperbaiki sesuatu yang tak tepat. Itu yang terlintas di pikiranku.

Tentu saja tidak bisa, bukan?

Pada akhirnya harus menerima kenyataan saja. 


Tapi ada cara lainnya adalah tetap bersyukur bahwa apa yang kita jalani sekarang ini ada di track yang benar. Bersyukur masih diberi kesehatan, umur panjang, memiliki keluarga kecil sendiri, dll.

Mungkin kamu dan aku rasa bersyukurnya berbeda. Karena tiap orang punya ukuran yang berbeda. 

Betul?

Aku menganggap bahwa memiliki rasa optimis dan semangat adalah berkah tersendiri. Andai itu tak aku punya, entah jadi apa akhirnya. Itu yang bisa menguatkan seseorang bila terjungkal berkali-kali. 


Karena masih ada pegangan bahwa nanti akan ada hari yang baik. Begitu terus....




Itu bukan hal yang salah. 


Kamu tidak berdosa untuk melakukannya. 


Yang kamu harus lakukan adalah tetap menjalani dengan kesungguhan. 


Tak masalah kamu terlihat menyedihkan bagi diri dan orang lain. 


Semua menjauh karena ketidakmampuanmu. 


Kamu justru harus bersyukur. Kamu sudah mengurangi orang yang tidak bisa menerimamu dengan baik. Stok orang toxic yang berada di sekitarmu juga berkurang. Tanpa harus kerepotan untuk mengetahui lebih dalam. 


Sebenarnya kamu sudah diberkahi dengan kemampuan mengenali orang. Biasanya ada sesuatu dalam hati yang memberikan peringatan atau persetujuan ketika melakukan sesuatu. 

Yang terkadang luput kamu perhatikan dan jadi terabaikan. 


Cobalah mulai dari sekarang dengarkan kata hatimu. 


Apa yang sedang berbisik itu. 


Sekarang kamu mungkin akan bosan dengan kata ini. 

Tak apa kamu terlihat menyedihkan. 

Mulai sekarang gali apa yang kamu miliki. Tak selalu harta. 

Apa yang kamu bisa lakukan? 

Coba saja lakukan.


Melakukan hal yang kamu suka bisa menyembuhkanmu. 


Sibukkan dirimu dengan itu.


Perhatikan apa yang membuatmu bahagia dan bersyukur. 


Kalau aku, bisa dari keluargaku. Dari anak-anak yang baik dan sehat. Suami yang baik dan bertanggung jawab. Pekerjaan yang tak mengharuskanku keluar rumah. Kebaikan yang masih aku terima dari sekitarku. Bahwa orang baik jauh lebih banyak. 

Aku masih bisa melakukan kegiatan menyenangkan seperti membaca dan menonton drama korea. 


Aku bisa berkumpul dengan anak-anakku setiap harinya.


Pada akhirnya menyibukkan diri dengan hal yang membuat bahagia akan jadi obat yang manis. Karena dia bagaikan obat yang disalut gula?


Sekarang giliranmu menemukan apa yang menjadi kebahagianmu. 


Apa yang membuatmu melakukan hal yang kamu suka itu. 


Lantas sibukkan dirimu di sana. 


Kamu akan sadar bahwa ternyata kita tak semenyedihkan itu. 


Kamu akan bersyukur secara penuh atas yang sudah menjadi milikmu. 


Apalagi ketika kamu melakukannya dengan bersungguh-sungguh dan mendapati rasa manis yang berlimpah dari yang kamu kerjakan. 


Bisa jadi kamu menulis ebook sesuai kemampuanmu. Lalu meledak di pasaran. Kamu jadi mendapatkan penghasilan untuk masa depan anak-anakmu. 


Atau kamu memilih sibuk mengerjakan tugas demi tugasmu. Lalu kamu mendapatkan hasil yang cemerlang. Bukankah kamu yang akan beruntung?



Bisa jadi kamu lebih memprioritaskan mengasuh anak-anakmu. Jauh lebih baik. Dan mereka tumbuh dan berkembang secara baik. Lantas orang bertanya bagaimana mengasuh anak sampai seperti itu? Bukankah itu apresiasi terbaik untuk seorang ibu? Kamu bisa membaginya di media sosial dan ebook. Ternyata banyak orang yang tersentuh dan merasakan manfaatnya. 


Bukankah kamu beruntung dua hal. Menjadi bermanfaat dan memiliki sesuatu untuk cita-citamu dan anak-anakmu?


Kamu akan bilang dengan bangga. Juga lantang. Bahwa kamu tak semenyedihkan itu. 



Kamu adalah orang yang penuh kebahagiaan dan kebaikan. 



Untuk kamu yang mengalami hal ini....

Siapa tahu kamu menjadi kuat....


Setelah membaca part ini....

Ingat, kamu tak sendirian......




Obat Patah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang