Dua Hati

154 16 0
                                    

Berbeda dengan kondisi jibeom dan keluarganya, malam itu jaehyun kedatangan tamu yang tak lain adalah Daeyeol dan keluarganya. Kedatangan mereka untuk membicarakan hari pernikahan antara jaehyun dan daeyeol. Kedua orangtua daeyeol ingin agar mereka segera menikah.

"apa tidak terburu-buru, Tn. Lee? Putra kita masih terbilang muda. Jaehyun saja baru 23 tahun." kata Tn. Bong

"menurut saya malah bagus, Dok. Tahu sendiri kan gaya pacaran anak muda zaman sekarang?" jawab Tn. Lee

"lagian mau tunggu apalagi? Putra kita saling mencintai. Dalam hal ekonomi, daeyeol pun telah cukup mapan." Ny. Lee, ibunya daeyeol, ikut nimbrung.

Ny. dan Tn. Bong saling melirik, lalu sama-sama menatap jaehyun yang sedang menundukkan wajahnya.

"bagaimana menurutmu, jae? Apa setuju dengan keinginan daeyeol?" tanya Ny. Bong.

Jaehyun yang sedari tadi hanya menunduk, tak menjawab. Atau malah dia tidak mendengar karena sibuk mengingat jibeom. Kejadian malam ini semakin membuatnya merasa bersalah. Jaehyun tampak sangat berbeda. Biasanya dia selalu terlihat senang dan ceria setiap kali daeyeol datang ke rumahnya.

"Jae?" Tn. Bong kembali memanggil putranya.

"iya, pa"

"bagaimana, apa kamu setuju untuk segera menikah bulan depan?" Tn. Bong mengulang pertanyaannya.

Jaehyun menarik napas panjang. "Maafkan jae, hyung! Sepertinya aku belum siap untuk menikah secepat itu.

"kenapa, jae? Bukankah kemarin-kemarin kamu yang selalu bertanya kapan kita akan nikah? Kok sekarang berubah?" tanya daeyeol heran.

Semua terdiam. Menunggu apa yang akan dikatakan jaehyun kemudian. Namun, jaehyun malah menatap sang ayah, dan Tn. Bong tahu arti tatapan itu.

"Begini nak Daeyeol, jaehyun bukan tidak ingin menikah cepat-cepat, tapi saat ini kan dia sedang melanjutkan kuliah kedokteran." Tn. Bong memberikan alasan. "bahkan, jaehyun pun ingin berhenti menjadi perawat di rumah sakit agar lebih fokus kuliahnya."

Daeyeol dan orangtuanya saling menatap.

"kalau menurut saya, Nak Jaehyun bisa tetap kuliah setelah menikah nanti." ucap Tn. Lee. Entah kenapa dia merasa ragu dengan jawaban jaehyun. Dia merasa jaehyun hanya sedang mencari alasan.

Sementara, Ny. Bong menatap putranya tajam. Sebenarnya, dia tau alasan kenapa jaehyun tidak mau menikah cepat-cepat. "Pasti karena jibeom" pikirannya.

"maaf keputusan putra saya, Tn. Lee. Mungkin ini adalah perjalanan putra kita dalam meraih kebahagiaan. Kita sebagai orang tua tak boleh egois. Salah-salah mengambil keputusan, malah kita yang nanti disalahkan." kata Tn. Bong

Tn. Lee mengangguk, pertanda setuju meski wajahnya masih menyiratkan kekecewaan. Kemudian, menatap istri dan putranya. Keduanya mengangguk. "baiklah, karena sudah tak ada lagi yang perlu dibahas, saya mohon pamit."

"Lho? Kita kan belum makan malam, Tn. Lee!" Tn. Bong coba mencegah.

"mungkin lain kali saja, Dok. Kapan-kapan berkunjunglah ke rumah kami."

Kemudian, Tn. Bong berdiri diikuti oleh istri, juga jaehyun. Mereka mengantarkan keluarga Daeyeol hingga teras rumah. Jaehyun masih tetap menunduk. Tak ada keceriaan sama sekali di wajahnya. Hatinya kacau. Dia tak lagi merasakan getaran-getaran cinta seperti sebelumnya.

Tn. Bong menarik napas panjang. Memeluk bahu putranya, lalu membawanya masuk ke dalam rumah. Mereka kembali duduk di ruang tengah.

"Eomma benar-benar tak mengerti sama Appa dan Jaehyun. Kenapa bisa-bisanya berbohong sama orang sebaik Daeyeol?" Ny. Bong meluapkan pertanyaan yang sejak tadi dipendamnya.

Why This Painful | BeomBong/BongBeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang