Pertemuan

170 12 1
                                    

Beberapa hari sejak keluar dari rumah sakit, kondisi Jibeom semakin membaik. Bukan hanya fisik, melainkan juga hati

Meskipun sesekali dia masih teringat pada jaehyun tapi dia harus tetap ikhlas.

Sore itu, Jibeom duduk di kursi balkon kamar sambil menulis. Akhir-akhir ini, dia memang lebih menyibukkan diri untuk menulis ketimbang melukis. Apalagi karena ada permintaan dari salah satu penerbit untuk membuat sebuah novel inspiratif.

"Bikin novel apa lagi sekarang?" tiba-tiba Tn. Kim sudah ada di belakangnya, lalu duduk di depan Jibeom. Sedangkan Ny. Kim hanya berdiri di belakang putranya sambil memijat bahu Jibeom dengan lembut.

"jangan terlalu lelah, sayang! Ingat, jaga kesehatan!" nasihat ibunya lembut.

Jibeom Menutup laptopnya. Bukan karena dia merasa terganggu, melainkan karena menghormati kedua orangtuanya.

"Iya, Ma. Jibeom juga kapok jika harus  dirawat di rumah sakit," katanya. "ada apa, Pa?" lanjutnya seolah tahu kalau kedatangan orangtuanya membawa maksud tertentu.

"Begini, nanti malam kita di undang oleh Tn. Hong. Mereka meminta kita datang untuk merayakan kelulusan S1 Putranya." terang Tn. Kim

"Tn. Hong?" Sahut Jibeom. Keningnya mengkerut. "Bukannya beberapa waktu lalu, ia sudah mengundang kita?"

"Iya, tapi kan kita tidak datang karena kamu sakit." jawab Tn. Kim

"Jam berapa kita berangkat, Pa?" tanya Jibeom.

"jam 8." Jawab Tn. Kim.

"Baiklah, silahkan lanjutkan tulisanmu! Appa dan Eomma mau ke bawah lagi. Jangan lupa nanti malam, ya!" kata Tn. Kim sambil berdiri. Menepuk bahu Jibeom, lalu melangkah pergi diikuti oleh Ny. Kim.

🌈🌈🌈

Jam 8 malam, mereka pun pergi ke rumah Tn. Hong. Jalanan lumayan macet sehingga Jibeom harus lebih Hati-hati. Setelah beberapa meter, di sebelah kanan tampak gapura perumahan. Jibeom pun membawa mobilnya masuk ke sana dan berhenti tepat di depan sebuah rumah berlantai dua dengan gaya eropa.

"Ini kan, pa?" tanya jibeom

"iya, mobilnya parkir di sini saja!" jawab Tn. Kim.

Jibeom turun duluan, lalu membukakan pintu untuk ibunya. Tn. Kim turun dari sisi lain. Mereka lun melangkah masuk ke halaman rumah yang lumayan luas itu.

Dari dalam rumah, seorang pria yang tak lain adalah Tn. Hong, keluar dan menyambut mereka. Mereka segera diajak masuk ke ruang tengah.

"Yeobo, Joochan lagi ngapain?" tanya Tn. Hong kepada istrinya.

"mungkin lagi beres-beres" jawab sang istri.

"Panggil dia kemari. Apa dia tidak mau bertemu dengan sastrawan muda kita ini?" Tn. Hong berkata sambil melirik jibeom.

Istri Tn. Hong, beranjak masuk. Tak lama sudah kembali disertai Joochan, putra kesayangannya. Jibeom sempat menahan napas sejenak ketika melihat joochan yang malam itu mengenakan celana pendek dan kaos putih yang kebesaran.

🌈🌈🌈

"Jibeom?" terdengar suara sang ibu dari balik pintu.

"Ya, ma?" sahut jibeom.

Pintu terbuka. Ny. Kim tersenyum kepada putranya. "sarapan dulu, katanya hari ini kamu ada undangan?" kata Ny. Kim

"Iya, nanti jan 9,ma"

"Ya sudah, ayo kebawah. Appa mu ingin bicara."

"soal apa, ma?"

"makanya kamu turun saja dulu, sambil kita sarapan."

"Baik, ma" jibeom legas menggandeng tangan ibunya, lalu turun.

Di ruang makan, Tn. Kim sedang membaca koran sambil menikmati segelas teh hangat. Dia menutup koran ketika putra dan istrinya tiba.

"Kamu hebat, Jibeom. Appa bangga sama kamu!" seru Tn. Kim

"Bangga kenapa? Jibeom tidak pernah melakukan hal yang istimewa." jibeom pun mengambil duduk di depan ayahnya.

"ini, lihat! Sepetinya koran ini sudah menjadi pelanggan tulisanmu. Appa lihat hampir setiap minggu artikel mu dimuat." lalu, Tn. Kim menyodorkan koran ke Jibeom.

Jibeom menerima dan segera membuka kolom artikel, lalu tersenyum.

"Oh iya, Beom. Nanti malam kita kedatangan tamu. Eomma harap kamu tidak kemana-mana." kata Ny. Kim

"Siapa,Ma?"

"Keluarga Hong."

"oh. Tapi Jibeom tidak janji ma."

"Ya sudah, Appa ada urusan sebentar. Kamu juga mau pergi kan?" tanya Tn. Kim

"iya, pa, nanti jam sembilan"

Tn. Kim lekas berpamitan pada istrinya. Ny. Kim begitu setia mengantarkan suaminya sampai teras depan.

🌈🌈🌈

Tepat pukul 08.45, jibeom berpamitan pada ibunya. Jibeom meluncur menuju kampus. Hari ini dia diminta untuk menjadi narasumber dalam sebuah forum kepenulisan.

Setibanya di kampus, jibeom bergegas menuju aula. Dia berhenti sejenak sesampainya di depan aula.

"Jibeom hyung?" sapa salah seorang pria memakai jaket almamater kampus.

"Iya?"

"Akhirnya datang juga. Saya Junho salah satu panitia penyelenggara. Kami sudah cemas, hyung. Kami kira hyung tak jadi datang, karena kami dengar jibeom hyung Akhir-akhir ini sedang sibuk."

"Gosip dari mana itu? Saya santai-santai saja. Tadi terjebak macet, jadi maaf datanya telat."

"tidak apa-apa, hyung. Yang penting jibeom hyung sudah datang. Mari masuk, hyung. Acara sudah dimulai sejak tadi." kata Junho.

Tepuk tangan penonton terdengar riuh ketika sang moderator di podium memberi tahu bahwa jibeom sudah hadir. Jibeom pun langsung dipersilakan duduk di kursi yang telah disediakan.

🌈🌈🌈
Continue
.
.
.
Coming soon

Coming soon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Why This Painful | BeomBong/BongBeomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang