Sakha dan Riko

1.1K 267 229
                                    

Vote, Juseyo~

🍃🍃🍃

Naresh dan Hanan malah melongo mendengar alasan Rania. Mereka tidak habis pikir bagaimana bisa seaneh itu. Sedangkan yang lainnya malah kebingungan melihat Naresh dan Hanan langsung diam saja.

"Na, kenapa?" Tanya Arka khawatir sambil menepuk pahanya. Takutnya Naresh kesurupan setelah ngobrol sama hantu.

"Gapapa, A'. Aku hanya kaget aja sama alasannya si Rania yang absurd." Wanita itu hanya mendengus kasar mendengar jawaban Naresh.

"Kenapa? Ada kisah yang sedih dan tragis banget emangnya?" Tanya Rendra penasaran.

"Boro-boro sedih dan tragis yang ada malah konyol banget," jawab Naresh.

Jevano yang kesal karena Naresh ceritanya setengah-setengah pun menoyor kepalanya. "Ceritain dari awal dong! Jangan bikin pusing!"

Hanan mengacungkan tangan kanannya. "Biar gue aja yang cerita. Jadi gini, kata Rania kita itu diramalkan bisa nyelesaiin kasus pembunuhan yang ada disini. Pasar malam yang kita datangin ternyata sengaja dibuat sama mereka. Dan gue sama Naresh bisa lihat hantu karena makan jajanan yang ada di sana."

Yoga mengerutkan keningnya. "Mereka siapa?"

"Para hantu yang ada disini—ADUH! SAKIT!" Pekik Naresh saat rambutnya dijambak sangat keras oleh Rania.

"MAKANYA JANGAN NYEBUT KITA HANTU LAGI!" Protes Rania.

"Terus maunya disebut apa, hah?! Malaikat?! Bidadari?! Kalian 'kan emang hantu!"

"Ih udah, kenapa kamu malah marah-marah sendiri," lerai Yoga saat melihat kekasihnya malah mengomeli vas bunga. Padahal ada Rania yang berdiri di sebelah vas bunga itu.

"Dia ngeselin, By. Rambut aku dijambak barusan," ucap Naresh sambil mengerucutkan bibirnya. Rania hanya mencemoohnya dan bolak-balik bergumam 'Naresh cupu' berulang kali.

"Ah, bodo amat sama elu yang dijambak. Terus kenapa bisa mereka ngebuat pasar malam itu kelihatan sama manusia? Aji sama Chandra juga kok gak ngerasa aneh?" Sahut Jevano.

"Bilangin ke temen lu yang ganteng itu kalau Aji sama Chandra sebenernya anak indigo. Mereka yang kita suruh ngebawa kalian kesana dan kita dibantu sama arwah senior yang ada jadi pasar malam itu bisa keliatan sama manusia," ucap Rania pada Hanan. Setelah berkata begitu maka Hanan pun menyampaikan pada Jevano.

"Gila. Gua masih gak percaya. Bisa ada bukti gak kalau Rania itu emang ada disini?"

Rania yang mendengar permintaan Jevano pun segera celingak-celinguk untuk mencari benda yang mudah dibawanya. Tidak kunjung menemukan benda yang mau diangkatnya, Rania dan kelakuan anehnya malah mengangkat Rendra sehingga membuat si mungil terlihat melayang.

"EH! EH! INI GUA KENAPA?!" Rendra berteriak panik sambil melihat takut Hanan dan Naresh. Dia bingung mau berpegangan pada siapa. Jevano langsung berdiri dan membantu Rendra agar dapat turun.

"Gélo. Manéh téh emang gélo pisan," ucap Naresh saat melihat Rania malah cengar-cengir habis gendong Rendra.
(Gila. Elu emang gila banget.)

"Hehehe. Gimana? Sekarang si ganteng udah percaya ada gue belum?"

"Jev, kata Rania lu udah percaya belum dia ada disini?" Tanya Hanan.

Kepala Jevano mengangguk. "Percaya tapi jangan lagi-lagi ngangkat Rendra kayak gitu. Pokoknya jangan pegang pacar gue lagi,"  kata Jevano sambil menatap ke segala arah. Maksudnya sih ingin berbicara pada Rania tapi 'kan dia tidak tahu dimana posisi arwah wanita itu berada.

[✓] RETAS || NoRen ft. Dreamies + YYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang