EPISODE 2

52 2 1
                                    

Happy reading

Dia berjalan cepat menembus hujan. Dikala orang berteduh ia melangkah tenang dibawah guyuran air langit, wajahnya terlihat pucat dengan bibir bergetar. Walau pakaiannya basah ia tetap melangkahkan kakinya menuju sebuah toko roti di persimpangan jalan.

"Selamat dat- astaga kau kenapa? Tetap disana jangan bergerak seinchipun kau akan membuat lantai menjadi basah" sesuai perintah ia hanya berdiam diri sampai orang tadi datang memberikan sebuah handuk dan pakaian untuknya. "Keringkan dirimu dan ganti pakaian setelahnya kau harus pel semua lantai" tanpa bicara ia segera pergi ke kamar mandi.

"Anak itu kenapa lagi dia?" Dengan helaan nafas ia menaruh nampan berisi roti dan dua cangkir kopi pada sebuah meja. Ia menunggu dengan menyeruput secangkir kopi latte sampai yang ditunggu tiba. "Kau kenapa? Katakan sekarang aku memaksa" ia duduk lalu memakan roti dan meminum kopi itu sebelum menatap binar khawatir didepannya. "Maaf membuatmu khawatir aku hanya ingin cepat memberitahu kalau aku menemukan sesuatu."

"Apa? Sepenting itukah sampai kau melupakan kesehatan mu?"

"Tentu penting! Kau harus tahu bahwa kau sedang dicari seseorang"

"Siapa?"

"Khronos" seperkian detik ia menyemburkan kopi yang diminum hanya karena satu kata dan mengenai sosok didepannya. "Bodoh! Hati-hati kalau minum" sudah dua kali ia tersembur air, pertama saat cuaca cerah tiba-tiba hujan datang dan Sekarang hujan kopi mengenai wajahnya apa mungkin ini hari buruknya.

"Maaf tapi kenapa harus bertemu dengannya? Sebenarnya tidak masalah asal kau tidak memberitahu dimana keberadaanku"

"Dia mengetahui dirimu, semua datamu ada padanya kemungkinan kau akan bertemu dalam waktu dekat aku mengetahui ini dari Yerin"

BRAK..

Gebrakan meja terdengar di seluruh sudut toko dan untungnya hanya mereka berdua di dalam toko. "Sudah kukatakan jangan terlalu dekat dengan wanita itu! Ia hanya Seseorang yang gila akan segala hal dia bisa membawa dampak buruk untukmu, mengertilah Wonwoo!" Wonwoo bangun dari kursinya menatap penuh sendu sosok didepannya.

Tangannya terulur mencengkram pelan bahu itu membuat sang lawan tunduk dalam bola mata rubahnya. "Aku tahu apa maksudmu, aku pun sama gilanya meski dalam konteks berbeda tapi mau tidak mau aku butuh dia dan juga dirimu aku tidak ingin ada yang menghilang seperti 3 tahunku, aku mohon bertemulah dengannya jangan menghindar lagi ini adalah saatnya kak Jeonghan, kesempatan untuk melakukan dan mencari tahu yang terpendam."

Jeonghan menepis tangan Wonwoo. Setelah pertemuan buruk dirinya dan Khronos semua memori yang ia kubur dalam bersama sosok lainnya menguap keluar. Semua usaha yang ia lakukan bertahun-tahun lamanya selalu berujung kesia-siaan, apa mungkin takdir bermain dengannya? Tanpa sadar bulir kecil meluncur indah dari matanya. Jeonghan sudah tidak tahan lagi kakinya lemas seketika membuat keseimbangannya hilang.

"Aku tahu Wonwoo, bagaimanapun aku membuat rencana semua hanya menuju pada satu titik apapun yang kulakukan tidak pernah berbuah manis semua hanya menuju dia ini membingungkan aku tak ingin melihat sosoknya aku tak ingin bertemu tapi aku tak bisa jauh dari radiusnya" Wonwoo memeluk Jeonghan erat air matanya ikut menetes seolah ia pernah merasakan diposisi Jeonghan.

"Apapun alasannya kau harus bertemu meski kau tidak ingin tapi hanya ini caranya Khronos akan menyiapkan semuanya kau hanya perlu bersiap diri aku akan membantu sisanya semua akan baik-baik saja jika tetap berjalan sesuai dengan rencana aku tahu kau bisa kak" dirasa sudah tenang Wonwoo melepas pelukannya. Tangannya terulur mengusap pelan menghapus jejak air mata di wajah Jeonghan menepuk pelan bahu sosok itu dengan senyum teduhnya.

"Baiklah, aku akan coba untuk bertatap dengannya aku harap ini akan berjalan lancar aku mohon kerja samanya Wonwoo tahan diriku jika sudah mencapai batas maksimal lalu kapan kita akan bertemu?"

Wonwoo menuntun Jeonghan berdiri setelah mengeluh kalau kakinya kebas. Senyumnya bertambah lebar membuat Jeonghan bergidik ngeri. "Besok Khronos akan kemari jadi tetap buka ya, persiapkan diri secepatnya kita akan membahas rencana bersama" Wajah cerah Wonwoo menghilang saat pukulan keras mendarat di bahunya membuatnya reflek memegang bahunya.

"Bodoh Wonwoo bodoh sangat bodoh! Pel semua lantai sekarang aku tidak mau tahu!" Lenguhnya berhenti. Wonwoo menarik tangan Jeonghan Membuat sebuah tatapan memohon dengan binar-binar lucu dimatanya.

"Hentikan tatapan bodoh itu lakukan saja perintahku! Lihat betapa basahnya lantai ini aku mau tidur dulu sampai jumpa Wonwoo" lambaian itu terhenti bersamaan dengan senyum kecil Jeonghan. "Jika saja aku tidak menghormati orang yang lebih tua dariku sudah pasti kakimu terpisah dari tubuhmu Jeonghan."

Wonwoo melihat sekitar ia baru menyadari bahwa toko ini masih berantakan. Lantai basah karenanya beberapa meja belum dilap dengan benar bahkan kursi belum juga diatur benar. Ia memejamkan mata mengatur emosinya sampai ia menemukan stick note di atas nampan membuat pengaturan emosinya terlepas bebas.

"Sialan kau Apate! Dasar iblis! ARGH KENAPA AKU HARUS MENGENALNYA?!"

'bersihkan semuanya sebelum pagi tiba, tidak ada bantahan ini permintaan pertamaku dari penawaran tiga permintaan yang kau berikan jangan lupa dengan janjimu untuk menjadi cleaner di tokoku selama 3 bulan

Apate'

★★★

"Wonwoo"

Di bawah pohon rindang taman belakang kampus Wonwoo membaca buku dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Ia menoleh sesaat lalu kembali membaca bukunya. Orang itu berjalan menghampirinya memberikan sesuatu yang membuatnya bingung.

"Ambil dan baca jangan lupa temui aku setelah kelas di rooftop kampus ada yang harus dijelaskan sampai jumpa nanti" Wonwoo menatap map yang baru saja diterimanya tanpa menghiraukan orang itu yang sudah pergi dari tempatnya.

"Arete?" Segera ia buka map dan membacanya. Map itu berisi tentang jejak sekolah Arete dulu, mulai dari TK sampai Kuliah semua prestasi yang terkumpul bahkan gelar telah didapatkannya. Semua laporan belajar bisa dikatakan lebih baik Arete membuat reputasi baik dari saat ia kecil sampai saat ini. Namun yang jadi masalahnya adalah ada beberapa catatan tentang dirinya yang menjadi kebanggaan.

Catatan yang berupa buku kecil tanpa cover membuatnya penasaran lantas membuka dan membacanya dengan teliti sampai ada satu kalimat yang membuatnya terkejut lalu menutup buku itu. Ia membereskan barang-barangnya kemudian berjalan cepat menuju rooftop kampus menunggu seseorang untuk diminta kejelasan.

"Aku tidak mengerti bagaimana ia mendapatkan ini namun aku harus tahu apa maksudnya ia memberikan ini" saat sampai disana ia menengadah ke atas menikmati awan yang berjalan dibirunya langit dengan sinar matahari yang mengenai wajahnya dan hembusan angin yang membuat beberapa helai rambutnya menari.

"Aku tidak mengerti mengapa hubungan kalian serumit ini jika dilihat semua baik apa yang membuat kalian menjadi seperti ini?" Ia terus bergumam sembari menunggu sosok yang akan menjelaskan semuanya.

"Junie~ aku harap kau tidak lupa padaku disini aku tahu kau sudah sampaikan di bandara? Sepertinya kau sedang berlibur rasanya pasti seru aku ingin bergabung tapi banyak yang harus ku urus jika semua selesai aku akan menyusulmu main dengan baik bersama hoonie segera aku akan menuntun mereka seperti dirimu yang membuat kami bersatu tunggu aku disana" derap langkah membuat gumamnya berhenti ia melihat sosok pemberi map tersenyum kemudian berjalan menghampirinya.

'Dengan eukleia menguasai dunia itu mudah membuat mereka percaya dengan kebaikan dan mengabaikan kebaikan yang terpendam dengan wasesa yang menjadi benefit dari biji pohon ek'

★★★

TBC....

*Khronos= waktu(sebenarnya ini gelar untuk seseorang)
*Eukleia=reputasi baik
*Wasesa=kekuasaan

ASKARA DAN AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang