Happy reading
" Tuan, anda diperintahkan untuk segera menemui tuan Hong."Memasuki kawasan rumah dengan beberapa furnitur mewah terpasang membuat siapapun merasa dimanjakan mata. Tak heran dengan bangunan yang begitu luas serta indah menjadi kawasan yang menarik di tengah hutan semacam harta Karun tersembunyi.
Lain hal dengan seseorang yang baru saja memarkirkan mobilnya disekitar kawasan itu. Belum sempat memasuki pintu utama ia sudah diberi perintah untuk menemui sang tuan. Bukan maksudnya adalah ayahnya. Sangat menggangu baginya untuk memanggil sosok itu ayah karena tidak ada ciri yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang ayah. Meski dengan jabatan tinggi dan memiliki apapun ia tetap saja tidak sudi memanggil sosok itu ayah. Kalau iya itu berarti hanya formalitas.
Tiga kali ketukan terdengar sampai pintu kayu itu terbuka untuknya dan dengan segera ia masuk kemudian duduk berhadapan dengan sang tuan atau ayah. Satu orang sekertaris didalam mengangguk menerima isyarat yang mengharuskannya untuk keluar meninggalkan ayah dan anak didalam satu ruangan tertutup.
"Ada laporan masuk tentang keuangan perusahaan barat sudah kau tangani"
"Tentu, semua sudah selesai hanya tinggal beberapa dokumen yang perlu memeriksa kembali dan melakukan rapat dengan client" sang ayah mengangguk kemudian menyuruh anaknya untuk segera duduk di sofa.
"Selalu bagus, semua berjalan sempurna maka dari itu aku ingin yang lebih sempurna agar kita tetap berada pada puncaknya." Dia duduk berhadapan dengan sang anak lalu memberi perintah agar sang anak melihat iPad yang ia serahkan.
"Supaya tujuan utama kita tercapai aku ingin kau mengambilnya segera"
"Tanah?"
"Iya, ambil tanah itu aku melihat banyak keuntungan jika memilikinya"
"Tapi itu bukan tanah yang dijual, tanah itu sudah diberikan kepada ponakan ibu bahkan sudah serah-terima surat tanah dan tidak ada konfirmasi dari si pemilik untuk menjualnya"
"Karena itu Josh, tanah itu tidak dikelola dengan baik dan bahkan pemiliknya pergi menghilang begitu saja aku berinisiatif untuk mengelola tanah itu namun atas namaku" tahu, sangat tahu kalau sang ayah tidak menyukai hasil yang diperoleh dibagi dengan orang lain. Ada beberapa keadaan tertentu dia akan memberikan hasilnya kepada orang lain.
"Kau bisa membeli tanah yang lain, banyak tanah yang memiliki tempat strategis daripada tanah itu aku akan membantumu mencarinya"
"Tidak Josh, aku tetap dengan tujuanku untuk mendapatkan tanah itu untuk alasan aku tidak akan mengatakan apapun"
"Apa yang membuatmu ingin memiliki tanah itu?"
Mengangkat sedikit alisnya kemudian tersenyum kecil. Tangannya kini mengambil iPad yang sedari tadi berada di tangan Joshua jemarinya menari lihai diatas layar kemudian menyerahkan kembali kepada Joshua.
"Aku akan kembali sebelum makan malam kita akan membahas ini setelah kau memberi laporan tentang pesta perusahaan lusa yang akan datang, good luck for you I am waiting for your work my son."
Dia pergi meninggalkan Joshua yang termenung menatap layar iPad dalam diam. Mata itu bergulir dengan jari tangan yang bergerak keatas dan berhenti seketika saat melihat sebuah foto dengan biodata lengkap disisi kanannya. Dengan segera ia berdiri menuju pintu utama dan meninggalkan rumah besar itu namun sebelum itu ia menelpon seseorang agar segera bertemu dengannya.
"Maafkan aku"
★★★
Dalam diam dua orang duduk saling berhadapan menciptakan suasana canggung karena antara satu dengan lainnya belum pernah bertemu. Sudah lebih 3 menit dari mereka bertemu tak satupun ada yang berusaha mencarikan suasana yang ada malah mereka sedang menatap seakan menyelam dalam pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA DAN AKSARA
Fiksi Penggemar95 line .ft jww Eukleia adalah luar diri kami dengan wasesa yang dimiliki. Meski dengan Apate yang membodohi diri dan lainnya serta Arete yang membangun kebijakan diri di depan umum, dengan keduanya yang dituntun oleh Askara hingga dipertemukannya K...