Happy reading
'10 Okt
Bagaimana dengan kelinci?
Bulu lembut dengan visualisasi dua gigi lucu di depan, telinga panjang menjuntai ke atas sangat menggemaskan bukan?Hari ini aku bertemu dengan 2 kelinci dengan dua warna berbeda. Mereka lucu bermain dan terkadang saling mengejar satu sama lain. Melompat kesana-kemari untuk menghindar dan menangkap, ada keinginan untuk ikut bermain bersama tapi bukankah mereka akan lari?
Pergi menjauh sebelum di dekati dan tentunya arah yang diambil berbeda bahkan berlawanan? Tapi aku tidak peduli karena aku menginginkannya, aku tidak peduli dengan asumsi yang sudah pasti terjadi. Dan saat ingin menangkap benar saja mereka lari kearah berlawanan aku mengejar salah satunya dan pada saat mengejarnya aku melihat kelinci itu terperangkap.
Menyedihkan, dengan cepat aku mengeluarkannya dengan berbagai cara hingga kelinci itu jatuh menimpa tubuhku. Aku memeluknya kemudian membawanya ketempat semula. Aku berpikir akan lebih baik dua kelinci bermain bersama di alam bebas, ini lebih baik tapi ternyata tidak.
Di hari selanjutnya aku hanya menemukan satu kelinci yang memakan rumput kecil. Aku bertanya kemana kelinci satunya? Dan itu terjawab dari mata bulat kelinci itu.
_As_'
Pandangan yang hanya tertuju pada gelapnya danau dengan tamparan angin sejuk mengenai rupanya hingga menciptakan keindahan sosok makhluk yang hanya memandangi seberapa dalamnya danau di depannya.
Kala burung bersiul merdu di sekelilingnya tak menghiraukan bagaimana sepasang mata sayu itu menutup. Begitu banyak hal yang direnungkan dari tempat ini, pertanyaan yang ia simpan tidak juga menemukan jawaban.
Lantas bagaimana ia mengetahuinya? Apa ini saatnya ia mencari seseorang yang mengetahui segalanya dibanding dirinya? Tapi bukankah dia sudah tiada?
Ia membuka mata melihat sepasang sepatu mengkilap dikakinya, entah sudah berapa kali setiap melihat sepatu itu kepalanya serasa pusing seakan ada sesuatu terjadi yang berhubungan dengan sepatu itu. Dunia serasa berputar disekitarnya jadi bukankah lebih baik ia menegakkan tubuh memandang ke depan di mana terlihat sebuah mobil hitam terparkir.Ia menajamkan pendengarannya untuk mengetahui siapa pemilik mobil itu. Meski bersebrangan ia tahu siapa itu namun ia tidak tahu siapa seseorang yang bersamanya. Dua orang di sebrang berhadapan dengannya. Salah satu sosok yang ia kenal mengangkat ponselnya seperti menghubungi seseorang.
Ponselnya bergetar ia mengangkat ponsel melihat siapa nama orang yang memanggilnya. Seungcheol. Orang yang berada di sebrang memanggil dirinya melalui ponsel. Ia menekan tombol hijau menerima panggilan itu untuk berbicara dengan sosok diseberang.
"Hallo"
"Ada yang ingin kau sampaikan Seungcheol?"
"Aku ingin bertanya apa maksud dari kertas itu"
"Kertas yang mana? Aku tidak tahu katakan dengan lebih jelas"
"Lihat dalam chat kita baca dan beritahu aku apa maksud kau menulis itu"
Dahinya mengernyit dengan pernyataan yang didengar. Ia langsung membuka ruang chatnya dengan Seungcheol untuk mengetahui apa maksud dari perkataan tersebut. Membaca kemudian bernafas lega ia kembali berbicara pada Seungcheol.
" Itu hanya coretan biasa apa yang kau harapkan"
"Caramu menulis seakan membuktikan bahwa dia tidak lebih baik darimu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKARA DAN AKSARA
Fanfic95 line .ft jww Eukleia adalah luar diri kami dengan wasesa yang dimiliki. Meski dengan Apate yang membodohi diri dan lainnya serta Arete yang membangun kebijakan diri di depan umum, dengan keduanya yang dituntun oleh Askara hingga dipertemukannya K...