The Beginning

227 9 0
                                    

⚠ Warning ⚠

Cerita ini mengandung unsur boys love, pembunuhan, darah, adegan sadis, bahasa yang kasar, dan adegan dewasa. Bagi para pembaca yang tidak kuat dengan adegan sadis, homophobic, dan masih di bawah umur disarankan untuk tidak membaca.

(It's You : Not Me)

Bagaimana perasaan kalian jika harus berkumpul bersama teman-teman kalian? Bahagia, bukan? Ya, harusnya bahagia. Ketika kita berkumpul, kita bisa saling berbagi cerita, saling berbagi canda, saling berbagi senyum, bahkan kita juga saling berbagi masalah dan kesedihan. Seperti kesembilan mahasiswa tingkat tiga yang saat ini sedang berkumpul di cafe favorit mereka. Suara canda tawa mereka riuh mengisi seluruh ruangan.

Pirapat Watthanasetsiri — Earth

"Hei kalian, kalian sudah belajar untuk ujian akhir nanti?"

"Untuk apa dipikirkan, Earth? Semuanya hanya praktik, kita bisa mengerjakannya sambil tutup mata," jawab pria yang dijuluki kura-kura itu.

"Tutup mata, pantatmu! Kamu lagi simulasi di alam kubur atau gimana?"

"Kamu mau mati, Earth?"

"Kamu berani padaku?"

"Oh.. Tentu tidak," jawabnya sambil tersenyum sambil memperlihatkan gigi putihnya padaku.

"Sudahlah, jangan pikirkan ujian. Bagaimana jika kita membicarakan liburan. Mau kemana kita saat liburan kali ini?" tanya si kecil, Gun.

"Sebelumnya kita sudah ke Provinsi Chiang Mai, mendaki Khao Luang, dan bermain di Provinsi Trang. Kita sudah berjalan-jalan di Thailand, bagaimana jika nanti kita ke luar negeri. Vietnam atau Indonesia, misalnya," saran tuan muda, Win Metawin.

"Jangan dong. Kalau mau ke luar negeri harus bilang jauh-jauh hari, jadi aku bisa nabung dulu," kami mengangguk, menyetujui kalimat yang baru dilontarkan oleh New.

"Selamat siang wahai para pembantuku!"

Itu Off, dia pasti baru saja menyelesaikan tugasnya di himpunan jurusannya. Kini jumlah kami lengkap, sepuluh orang.

"Apa aku pembantu kamu juga, Off?"

"Ya ampun, Gun. Aku gak lihat kamu, kamu kekecilan," ujarnya sambil mencubit hidung Gun.

"Off.."

"A.. A.. Kamu bukan pembantuku, tapi kamu istriku. Puas?" tanya Off sambil menangkupkan pipi Gun dengan tangannya yang diikuti anggukan imut dan senyum manis milik Gun. Sedangkan kami berdelapan hanya bisa memutar bola mata, jengah melihat tingkah kedua sahabat ini.

"Oke, kita lanjutkan pembicaraannya. Mau kemana kita liburan semester ini?" tanya Mix.

"Aku punya ide," ujar Singto sambil mengeluarkan sebuah selebaran. Kami jadi tertarik dengan apa yang akan dikatakannya.

"Kalian penasaran ya," ujarnya sambil menutupi selembaran itu dan memicingkan matanya.

"Cepatlah Singto, apa yang mau kamu sarankan?" tanya Tay sudah mulai kesal.

"Baiklah.. Baiklah.. Aku menemukan selebaran ini ketika menuju kampus tadi. Di sini tertulis pulau pribadi, tersedia untuk liburan. Kita kesini aja, kali-kali nyoba jadi orang kaya, mainnya ke pulau pribadi," lanjut Singto.

"Tapi biaya sewanya pasti mahal, itukan pulau pribadi."

"Engga Krist, kalau mahal aku gak akan nyaranin ke kalian. Biayanya cuma 900 bath perorang."

"HAH!" ucap kami serentak.

"Kalian kaget kan? Sama, aku juga. Tapi ini kesempatan bagus. Semua fasilitas juga ada, mulai dari kapal, villa, makan tiga kali."

It's You : Not Me || END 🔒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang