Last Elimination

44 2 0
                                    

⚠ Warning ⚠

Cerita ini mengandung unsur boys love, pembunuhan, darah, adegan sadis, bahasa yang kasar, dan adegan dewasa. Bagi para pembaca yang tidak kuat dengan adegan sadis, homophobic, dan masih di bawah umur disarankan untuk tidak membaca.

(It's You : Not Me)

Seorang pemuda berjalan di lorong yang gelap itu. Dia membawa handphone-nya dan berhenti tepat di hadapan pintu dengan kode 910720. Dia melihat layar handphone-nya dan menekan sesuatu di layar handphone itu. Setelah bunyi 'Tring' muncul dari handphone-nya dia langsung memasukan handphone-nya ke dalam saku celananya, masuk ke dalam kamar itu, dan mengambil beberapa senjata. Tanpa banyak berpikir lagi, dia mulai menjalankan aksinya di tengah gelap dan heningnya malam itu.

Pemuda ini memotong leher Tay yang sedang tertidur itu. Dia menusukkan kapaknya belasan kali hingga tulang-tulang rusuk itu hancur. Dia mengeluarkan semua organ yang ada dan memotong-motong organ itu hingga kecil-kecil. Setelah organ itu di potong, dia langsung sebarkan ke setiap penjuru rumah. Setelahnya dia memutilasi alat gerak yang ada pada tubuh malang itu. Setelahnya dia langsung memisahkan antara daging dan tulang belulang. Tulangnya dia gantungkan dengan tali di langit-langit kamar, seolah itu adalah hiasan yang sangat indah. Sedangkan dagingnya dia masukkan ke dalam kulkas dan mengecilkan suhu kulkas hingga daging itu akan beku keesokan harinya. Langkah terakhir dia adalah menggantungkan kepala malang itu di dekat pintu.

Pekerjaannya selesai. Pemuda itu kembali ke kamarnya setelah meminta maaf kepada pemilik kamar dengan nomor 910720 yang sudah tidak bernyawa. Dengan langkah tegas pemuda itu memasuki kamar dengan kode 990221 dan mulai membersihkan diri sebelum dia memasuki alam mimpinya.

(It's You : Not Me)

Tiga orang pemuda berdiri berhadapan di ruang tamu. Atmosfer di sini terasa sangat mencekam. Mereka saling menatap tanpa ada yang berinisiatif untuk bicara. Mereka saling mengamati dan berharap menemukan jejak darah di salah satu tangan mereka. Hingga dua puluh menit mereka hanya diam dan saling menatap hingga akhirnya pemuda paling pendek membuka suaranya.

"Apa Tay dibunuh tadi malam?"

"Aku yakin, iya. Ini sudah jam bangun tidur Tay, bukan?" sahut pemuda kelahiran tahun 98 itu.

"Salah satu dari kalian pasti pembunuhnya," tuduh pemain terakhir.

"Kamu tidak bisa sembarangan menuduh. Kita harus ke kamar Tay dan mengecek semuanya."

"Aku setuju. Ayo Gun, kita ke atas."

Mix dan Gun pergi meninggalkan Win sendiri. Win hanya mengikuti mereka dengan senyum yang sangat tipis, senyum yang tidak akan terlihat jika tidak memperhatikan wajahnya dari dekat. Hingga mereka bertiga berdiri di depan kamar di ujung lorong itu.

Dengan keberanian terakhirnya, Gun membuka pintu kamar itu. Tentu saja bau darah langsung menyapa indra penciuman mereka. Kepala Tay menyambut kedatangan mereka dan tulang belulang itu terayun seolah menyapa mereka.

"Ayo masuk," ajak Mix. Diikuti dengan langkah pertamanya menuju kamar mewah itu.

Dengan gemetar, Gun memasuki kamar itu. Sedangkan Win hanya mengikuti. Jika dia di beri wewenang, dia akan membunuh Mix saat itu juga. Membunuh Mix tepat di hadapan Gun yang tengah bergetar ketakutan.

Dengan telaten Mix dan Gun mencari bukti ataupun clue yang menuju ke arah si mafia. Tapi mereka tidak menemukan apapun. Empat puluh menit mereka berkutat di ruangan yang dipenuhi dengan darah dan jasad, namun mereka masih belum menemukan apapun.

It's You : Not Me || END 🔒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang