bagian keempat

150 31 12
                                    

.
.
.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

aku menatap sendu ke arah silet yang tengah aku pegang lalu aku menggoreskan silet itu ke pergelangan tanganku, masa bodo dengan rasa sakit, karena di sini yang aku rasakan bukanlah rasa sakit lagi, melainkan candu.

jika di tanya aku kenapa, entahlah aku sendiri juga tidak mengetahuinya. hanya saja, melukai diri sendiri adalah hal yang mampu membuatku merasa tenang jika aku sedang merasa marah, sedih, maupun gelisah.

aku tahu yang aku lakukan ini memang salah, tapi aku tidak bisa berhenti untuk melukai diri sendiri. melukai diri sendiri juga merupakan caraku untuk meluapkan emosi yang terpendam dalam diriku.

tanpa aku sadari, aku menitikkan air mata ku. ya, aku menangis. aku selalu berpikir, mengapa ayah sangat tidak menyukaiku setelah ibu meninggal? mengapa aku merasa tuhan sangat tidak adil kepadaku? mengapa.. semuanya terasa begitu sulit..

aku mengeluh dalam tangisku, andai.. andai saja kecerobohan masa kecilku tidak membuat ibuku merenggangkan nyawanya, andai saja ayah tidak seperti ini, andai saja.. aku tidak pernah dilahirkan ke dunia. karena itu yang terbaik untukku, untuk kedua orang tua ku juga.

aku menghembuskan nafasku berat, "bu.. hee kangen, apa ibu ngga kangen sama hee juga?" ucapku lirih sembari melihat tetesan darah yang diakibatkan oleh kelakuan ku sendiri.

aku tersenyum getar, menggoreskan lagi silet itu ke pergelangan tanganku lalu menuju ke urat nadiku.

"bu... apa hee nyusul ibu aja ya? hee udah ngga kuat.."

sebelum aku menggoreskan silet itu ke urat nadiku, tiba tiba wajah sunoo terlintas begitu saja. aku juga tidak tahu kenapa ia bisa sampai kedalam imajinasi ku. sebenarnya siapa sunoo itu? mengapa aku merasa sunoo adalah matahari ku..

ah.. seketika niatan untuk melakukan percobaan bunuh diriku gagal dikarenakan sunoo yang terus menghantui pikiranku.

aku pun segera membasuh pergelangan tanganku, aku meringis saat membasuhnya. ya ini memang perih, namun sensasi yang diberikan jauh lebih mengenakkan.


di lain sisi..


sebuah notifikasi muncul dilayar hp ku, aku segera mengambil hp ku lalu membuka layarnya. ternyata itu dari kak heeseung, aku segera membuka room chatnya.


kak heeseung

|nu, traktiran nya di undur aja ya

|lagi sibuk

aku menghela nafas kecil saat membaca pesan yang dikirimkan oleh kak heeseung, tapi aku sadar, aku bukan siapa siapa dia, dan juga aku tidak berhak untuk menanyakan alasan nya sibuk.

tunggu, sejak kapan aku jadi seperti ini?? sudahlah. aku segera membalas pesannya.

oke kak, kalo lagi free bilang yaa kak|

nanti biar ku traktir|

tempat masih sama kan?|

setelah membalas pesan yang ia kirimkan, aku pun segera merebahkan tubuhku pada kasur empukku. sore begini enaknya ngapain ya? tanyaku pada diri sendiri. aku pun terpikirkan untuk berbelanja bulanan untuk persediaan ku, mumpung persediaan ku sudah menipis.

aku pun segera bangkit dari acara rebahanku lalu segera mengambil dompet lalu berjalan keluar dari kamar apartemenku.

sesampainya di supermarket, aku segera mengambil bahan  yang aku butuhkan dan dirasa kebutuhan rumah sudah terpenuhi, aku pun segera membawa diriku kearah barisan snack. saat aku tengah asik mengamati beberapa snack, aku tak sengaja menabrak orang.

"aduh.." ucapku memegangi jidatku yang tak sengaja mengenai punggung seorang pemuda.

pemuda itu pun langsung berbalik kaget ke arahku lalu melihatku dan bertanya, "eh lo ngga papa kan?"

aku hanya menggelengkan kepalaku, "iya aku ngga papa kok, maaf ya aku ngga sengaja tadi nabrak kamu" ucapku meminta maaf sambil menundukkan kepalaku.

pemuda tadi hanya terkekeh, "iya, sans aja"

"eh lo mau milih milih snack ya? maaf juga ya ngalangin" lanjut pemuda tadi.

"eh ngga papa kok! yang salah disini kan aku, kenapa kamu ikutan minta maaf sih" balasku, kan ngga enak habis nabrak orang eh orangnya malah yang minta maaf.

sehabis itu pun aku langsung meninggalkan pemuda tadi yang tengah menatapku, masa bodo lah, aku kesini kan hanya ingin membeli kebutuhan bulanan ku, kenapa harus jadi lama cuma gara gara hal sepele seperti ini?

setelah aku selesai memilih snack yang aku inginkan, aku pun segera berjalan kearah kasir. saat aku sedang melakukan pembayaran dengan sang kasir, tak diduga. ternyata uang yang aku bawa kurang, dan pemuda tadi itu pun berjalan mendekat kearah ku lalu membayari kekurangan dan membayari belanjaannya sendiri.

"ini sekalian bayar kekurangan dia" ucap pemuda itu kearah kasir, sang penunggu kasir hanya mengangguki ucapan pemuda itu, pemuda itu pun segera mendahului ku lalu keluar dari supermarket.

aku pun segera menyusul pemuda itu, "tunggu!" pemuda itu seketika berhenti berjalan lalu membalikkan badannya dan menatapku dengan tatapan 'ada apa?'

aku pun mendekati pemuda itu, "anu.. makasih ya buat tadi, terus aku pengen ganti uang kamu, tapi yang aku bawa ngga cukup, gimana dong?" ucapku panjang lebar.

pemuda itu pun tersenyum, "simpen nomor gue, lo bisa kapan kapan ngeganti uangnya, siniin hp lo" sehabis pemuda itu berucap, aku pun segera mengasihkan hp ku ke dia yang lalu ia terima begitu saja dan langsung mengetikkan nomornya di hp ku.

setelah selesai pun dia segera mengembalikan hp ku lalu segera melangkahkan kakinya untuk meninggalkan aku, sebelum langkahnya menjadi jauh, ia membalikkan tubuhnya "shim jake, bye noo" setelah berujar ia pun sepenuhnya meninggalkan aku yang masih terdiam.

apapun yang terjadi kedepannya, semuanya sudah ku pasrahkan kepada tuhan

𝐒emu #heenooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang