Selamat MembacaPagi itu Liviana berjalan masuk ke dalam sekolah SMA Nusa Bangsa menatap setiap inci bagunan sekolah yang begitu mempesona.
Di tengah jalan, Liviana tidak sengaja menabrak seorang laki-laki dengan paras tampan.
Bruk!
"Aduh! Maaf ya kak, saya tidak sengaja," ujar Liviana sambil menundukan kepala.
"Kalau jalan pake mata!" ketus laki-laki dengan wajah datar.
"Iya, Kak sekali lagi saya minta maaf Kak," ucap Liviana
"Hmm," balas laki-laki tersebut lantas meninggalkan Liviana sendiri di tengah koridor.
"Itu cowok ngeselin banget, awas aja kalau ketemu gue cuekin balik," monolog Livi melajutkan perjalanan tertunda.
Tok-Tok-Tok!
"Assalamualaikum Pak, saya murid baru pindahan dari Bandung, Pak," sapa Liviana dengan sopan kepada Pak Faisal.
"Waalaikumusalam,Nak. Baik, kamu masuk kelas XI IPA 1," balas Pak
Kini Liviana sudah di depan kelas yang di beritahu kepala sekolah, sebelum masuk, Liviana merapikan penampilannya terlebih dulu. Merasa penampilannya sudah rapih, dia pun masuk ke dalam kelas.
"Permisi,Bu, saya murid baru pindahan dari Bandung," ujar Liviana
"Silakan masuk Nak, Kamu perkenalkan diri," balas Bu guru, " Tapi sebelum itu perkenalkan nama saya Bu Puji wali kelas XI IPA 1," sambung Bu Puji menatap Liviana dengan lekat.
"Halo, perkenalkan nama saya Liviana Auquela. Kalian bisa panggil saya Livi, saya pindahan dari Bandung," sapa Liviana menatap satu persatu teman kelasnya. Sampai dimana laki-laki yang duduk paling pojok, dia merasa pernah melihat laki-laki itu tapi dimana ya?
"Oiya, itu kan laki-laki yang aku tabrak tadi. Dasar cowok datar, semoga aja aku ngga sebangku sama dia,"batin Livi
"Silakan kamu duduk dengan Akbar, Akbar angkat tangan kamu," ucap Bu Puji
"Baik,Bu," balas Livi dengan sopan sambil berjalan menuju tempat duduk paling pojok.
Livi hanya cuek saat dia mengetahui bahwa teman sebangkunya itu cowok yang dia tabrak.
***
Istirahat telah tiba Liviana dan Akbar sama-sama diam tanpa beranjak dari bangkunya. Merasa bosan dia pergi menuju kantin.
"Awas gue mau lewat, lain kali kalau jalan itu pake mata. Biar ngga nabrak orang lain," ketus Akbar pada Liviana ," Iya-Iya, gue kan juga udah minta maaf, masih aja di bahas," kesal Liviana pun meninggalkan Akbar sendiri di dalam kelas.
Berjalan sendiri tanpa tujuan akhirnya dia memutuskan ingin pergi ke kanti karena kebetulan dari pagi dia belum sarapan. Dia menuju tukang bakso, duduk di pojok tanpa menghiraukan tatapan dari beberapa siswa SMA Bakti.
***
Bel masuk berbunyi tapi sebelum masuk dia membeli minum terlebih dahulu. Tiba-Tiba di tengah jalan Livi tidak sengaja menumpuahkan air yang dia bawah ke kakak kelasnya."Astaga baju gue, bersihin ngga baju gue, gara-gara lo baju gue basah . Punya mata ngga sih, loh," marah kakak kelas bernama Bella Sofiani dia adalah ratu bully di SMA Nusa Bangsa.
"Saya minta maaf ya kak," balas Livi
Livi menatap Bella tak suka, dia pun pergi begitu saja tanpa membals ucapan Bella. Tetapi Bella dengan sengaja Bella mendorong Livi hingga tangannya luka.
"Heh, lo jadi kakak kelas yang sopan dong, gue kan tadi udah minta maaf," marah Livi. Lalu dia pergi tanpa memperdulikan teriakan Bella.
Livi berkata, "Gara-gara kakak kelas tadi, gue jadi luka gini mana sakit lagi,"
Dia ingin pergi ke ruang UKS, dia mencari-cari ruang UKS. Sesampainya di ruang UKS dia tidak melihat siapa-siapa akhirnya dia membersikan lukanya sendiri.
Merasa sudah lama di dalam UKS Livi, berjalan kembali ke kelasnya karena pasti sudah ada guru yang masuk.
"Permisi, Bu. Maaf saya telat tadi saya ke UKS sebentar karena membersihkan luka saya terlebih dahulu,"tutur Livi diambang pintu kelas."Baik, kali ini kamu Ibu maafin tapi jangan sampai telat lagi," balas Bu susan mata pelajaran kimia.
Berjalan menuju bangku melihat cowok ngeselin yang sedang tidur pun dia merasa cuek tanpa membangunkan.
Akbar merasa ada orang disampingnya menoleh ternyata teman sebangkunya sudah kembali.
"Tadi kan gue udah bilang jalan pake mata, baru di bilangi masa udah nabrak kakak kelas lagi," ujar Akbar dengan nada mengejek.
Livi menatap tajam Akbar , tapi orang yang di tatap merasa cuek dan masa bodo.
"Ngeselin banget sih loh, bisa diam ngga dari tadi bikin gue kesel aja," kesal Livi akhirnya dia mendengarkan Bu susan sedang menjelaskan dari pada meladenin cowok ngeselin yang ngga ada habisnya, yang ada dia bisa pusing.
Mereka sama-sama diam dan memperhatikan Bu susan dengan seksama, tanpa ada berdebatan diantara mereka.
***
Bel pulang sekolah telah tiba, kini Livi berjalan seorang diri. Dia sedang menunggu jemputannya datang, tetapi sudah lima belas menit dia menunggu tidak ada tanda-tanda mobil supirnya. Memutuskan untuk berjalan kaki walaupun jarak antara rumah dan sekolah cukup jauh.
Meningmati angin sore sangatlah sejuk dan nyaman, membuat Livi sejenak memejamkan mata. Sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang mendekatinya.
"Hai, cantik sendirian aja sini abang temanin," ucap preman tersebut dengan memegang tangan Livi, membuat Livi menimpis tangan preman tersebut.
Melihat respon tersebut tak gencar prema itu menganggu Livi,"Sok jual mahal ini cewek," ujar Preman
Sampai akhirnya karena preman itu kesal dengan Livi, membuat mengambil tindakan menarik tangan Livi ," TOLONG," teriak Livi mencari bantuan ,"Tidak, akan ada yang menolongmu nona manis," ucap preman
Dari arah jauh seorang yang tak dikenal menghampirinya, lalu dia menolong Livi. Melihat itu dia berusaha menjauh untuk meminta pertolongan dari orang lain.
Dia kembali tetapi sudah tidak ada orang yang menolongnya yang ada hanya seorang preman habis di pukul oleh pria asing tadi. Melihat situasi yang sudah mulai aman dia melanjutkan perjalanan pulangnya sedikit berlari dari tempat kejadian tadi.
"Aduh, capek banget mana rumahnya masih jauh lagi, ngga ada kendaran lewat satupun," monolog Livi sambil terus berjalan dan memegang kaki yang sedang kesakitan akibat berjalanan yang begitu jauh.
Istirahat sejenak untuk memulihkan kaki, lima belas menit sudah livi istirahat, lalu, dia melanjutkan membali perjalanan yang sempat tertunda. Sebentar lagi dia akan sampai di rumah.
Terus berjalan hingga akhirnya Livi sampai di rumah. Pak satpam penjaga rumah livi pun membukakan pintu untuk Livi. Di tengah jalan menuju pintu utama seorang pria baya menghampiri dengan wajah bersalah.
"Non Livi maafin saya ya non, tadi tidak bisa jemput Non," ujar Supir Livi ," Tidak apa-apa Pak, lagi sekarang kan Livi sudah ada di rumah," balas Livi
"Kalau begitu Livi masuk ke dalam rumah dulu ya, Pak," ucap Livi ,"Silakan,Non," balas supir Livi yang bernama Pak Ujang
Gimana Nih, sama part 1 seru ngga?
Jangan lupa baca next part
Novel ini merupakan project dari
sinarpenaamala
KAMU SEDANG MEMBACA
Keikhlasan Cinta
Teen FictionSemua orang pasti ingin memiliki sosok sahabat dan juga cinta sejati, termasuk Liviana. Si gadis cantik yang ingin sekali menemukan keduanya di kota yang akan dia tempati, yaitu Jakarta. Liviana pindah ke Jakarta untuk memulai kehidupan yang baru. A...