Teman

3 1 0
                                    

Liviana dahulu jarang sekali ada yang mau berteman denganya, sekarang dirinya mempunyai teman baik seperti Ainun dan Muti. Liviana mungkin memang belum mengetahui seluk beluk mereka berdua entah mereka benar-benar baik atau hanya di depannya saja baik tapi di belakang busuk.

Liviana mengaggap mereka sahabat baik, tapi tidak dengan salah satu dari mereka. Dia mengaggap Liviana adalah musuh karena dia sudah membuat sahabatnya lebih memilih Liviana di banding dirinya.

Saat ini mereka sedang berada di Cafe Mentari mereka janjian sehabis pulang sekolah, bercerita bahwa ada murid baru di kelas Ainun dan juga Muti.

"Liv, Lo tau ngga sih kalau di kelas gue itu ada murid baru dan si Muti bilang kalau dia itu ganteng padahal mah biasa aja tuh," ujar Ainun dengan antusias sedang Muti yang di sindir memutar bola mata malas mendengar nya.

Muti pun berkata "Jangan percaya Liv sama Ainun dia kalau ngomong emang suka ngaco,"

Liviana hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan mereka seperti anak kecil, tapi dengan kehadiran mereka sedikit menghibur dirinya.

"Oiya Nun katanya ada murid baru di kelas lo nama siapa?" tanya Liviana menatap Ainun ,"Ouhh, itu Andrian Syaputra," balas Ainun

Deg

Jadi Rian satu kelas dengan Ainun dan Muti bagaimana bisa? Liviana sekarang sedang bingung apa yang harus dia lakukan. Kenapa Rian kembali menemuinya padahal semua masalah sudah selesai di Bandung.

"Nun, kenapa ngelamun, ada masalah cerita aja siapa tau kita bisa bantu," ujar Ainun dan di balas gelengan oleh Liviana

Hari sudah semakin sore mereka meninggalkan Cafe Mentari untuk pulang, di tengah jalan Ainun bertemu dengan sahabat Akbar yang bernama Bayu Pratama dia bisa dibilang orang yang paling dekat dengan Akbar karena mereka sudah sejak kecil bersama.

***

Di tengah jalan tiba-tiba saja hujan begitu deras Ainun langsung beeteduh di emperan toko yang sudah mulai tutup dan yang lebih mengejutkan lagi dia bertemu dengan Bayu. Mungkin mereka jodoh kali ya. Dari arah jauh Bayu melihat Ainun dia pun menghampiri dan langsung memakaikan Ainun jaket miliknya karena dia melihat Ainun yang kedinginan akibat hujan yang begitu deras.

Ainun yang kaget langsung melihat siapa pelakunya ternyata Bayu, mereka sama-sama diam tanpa membuka suara sampai hujan sedikit redah.

"Ai, mau pulang bareng gue gak?" tanya Bayu pada Ainun, Ainun hanya diam tanpa menjawab,"Udah bareng gue aja lagian ini juga udah mau malam ngga baik perempuan cantik kayak kamu di luar sendirian pula," sambung Bayu melihat wajah Ainun yang malu-malu kucing.

"Iya deh gue bareng Lo aja," balas Ainun yang langsung naik ke atas motor Bayu

Di perjalanan menuju rumah Ainun mereka hanya diam tanpa membuka percakapan, Ainun gugup berdekatan dengan Bayu pasalnya Bayu adalah orang yang selama ini Ainun suka. Tak mau terlihat gugup Ainun bersikap biasa saja. Dua puluh menit akhirnya mereka sampai di rumah Ainun memang rumah Ainun Lumayan jauh dari sekolah. Sehingga membuat dia selalu dianter dan di jemput.

"Makasih,Bay, mau mampir dulu gak," tawar Ainun pada Bayu ,"Ngga usah,Nun gue juga mau langsung pulang soalnya Mama udah telepon dari tadi," tolak Bayu secara halus

Bayu pun pergi dari hadapan Ainun, sebenarnya Ainun merasa tak rela karena dirinya baru saja dekat dengan Bayu selama ini dia memang sangat jarang dekat sama Bayu bahkan hampir tidak pernah. Namun, sekarang entah ada angin apa tiba-tiba Bayu menawarkan untuk pulang bareng.

***


Saat ini Liviana ada di Caffe dekat rumah dia sedang menunggu seseorang yang tak lain adalah sahabat Muti dia minta ketemuan di Caffe. Liviana tak tau apa yang akan di bicarakan oleh Muti.

"Silahkan mbk mau pesan apa?"tanya waiters

"Saya mau jus mangga satu ya mbk, untuk makanan nanti saya panggil lagi," ucap Liviana pada waiters itu yang bernama Winda ,"Baik, silahkan di tunggu ya mbk," balas Winda

"Sorry gue telat soalnya tadi macet di jalan," ujar Muti sambil mengatur nafas karena habis lari dari parkiran mobil ,"Iya, gapapa Mut, duduk," balas Liviana

"Langsung aja gue mau Lo jauhin Ainun, semenjak ada Lo di persahabatan gue sama Ainun, Ainun jadi lebih pilih Lo di banding gue dan gue gak suka sama hal itu," jutek Muti

Liviana tampak berfikir apa salah dia sama Muti kenapa Muti bersikap berbeda dari biasanya.

"Sekarang gue tanya apa salah gue sama kalian, gue gak ambil Ainun dari lo Mut, terus kenapa Lo salahin gue," ucap Liviana menetap lekat Muti ,"satu lagi gue gak rebut Ainun, sebenarnya lo itu agap gue sahabat atau gak? Kenapa sikap lo beda disaat ada Ainun lo perhatian sama gue tapi kalau gak ada Ainun lo jutek,jedus,gue gak pernah buat salah sama Lo kenapa Lo jadi gini,"sambung Liviana

"Sebelum ada lo Ainun lebih perhatian sama gue, dia selalu tanya gue ada masalah apa ngga tapi semenjak ada lo Ainun udah ngga pernah tanya hal itu sama gue," ucap Muti dengan nada tinggi dia tak mau Ainun lebih pilih Livina di banding dirinya.

"Kenapa lo mikir kalau gue yang salah , kenapa Lo ngga mikir kalau mungkin Ainun emang lagi ada masalah, terus gue tanya pernah ngga Lo mikir Ainun ada masalah sama keluarganya mungkin, pacaran atau hal lain, pernah gak lo tau gitu ke Ainun," ucap Liviana menatap tajam Muti dia benar-benar marah hal sepele seperti itu di perpanjang

Skamat

Apa yang dibilang Livina ada benarnya dia memang tak pernah menanyakan apakah Ainun punya masalah atau tidak.

"Kalau di tanya siapa yang egois disini jawaban nya ada lo, kenapa Lo mau orang lain perhatian sama Lo tapi Lo sendiri ngga mau perhatian sama orang lain terutama sama sahabat Lo,"

Semua yang di bilang Liviana ada benarnya apa iya dirinya egois? Rasa tidak dirinya juga selalu perhatikan sama Ainun walaupun tidak sering.

"Kalau gitu gue mau pulang, lebih baik lo pikir apa yang gue omongin sama lo, lo baik sama orang lain, orang lain pun juga akan baik sama lo begitupun sebaliknya,"

Liviana berjalan pulang dia menggunakan mobil, dia memikirkan apa yang Muti tuduhkan sebenarnya Muti adalah orang baik mungkin saja karena masalah keluarga membuat dia menjadi orang yang egois, semoga besok dia bisa berubah, Liviana tak mau jika dia mempunyai sahabat yang egois. Dia mau Muti sadar bahwa apa yang dilakukan itu salah.

sinarpenaamala

Keikhlasan Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang