2. Keluarga dan segala ceritanya

336 33 1
                                    

Senyuman manis terus terukir di bibir Aldrian taklala ia memperhatikan Aya tengah serius menata penampilan Geulis mulai dari rambut juga wajahnya yang Aya rias senatural mungkin. Tidak hanya senyuman yang terus menghiasi wajah ganteng Aldrian, tawa pelan pun tidak bisa Aldrian sembunyikan ketika melihat perubahan ekspresi Aya yang berubah-ubah. Kadang terlihat serius, kadang terlihat sedang berpikir keras, dan kadang terlihat kagum melihat anak kecil di depannya yang tak lain adalah Geulis, anak perempuan yang sama persis cantiknya seperti Aya.

"Masya Allah cantiknya anak bunda" Aya tidak tahan melihat putri kecilnya yang terlihat menggemaskan meskipun hanya Aya poles sesederhana mungkin, bahkan rambutnya juga tidak dibuat aneh-aneh oleh Aya, hanya di tata seadanya.

Awalnya Aya ingin menata rambut Geulis seperti siang tadi menggunakan jasa hair do untuk mengurus rambut panjang putrinya agar disulap jadi princess namun Geulis menolaknya bahkan nangis pada Aya, Geulis menolak rambutnya diutak-atik dengan alasan sakit kepala.

Udah pinter menolak memang putri kecil Aldrian dan Aya yang kini berusia lima tahun lebih. Alhasil rambutnya hanya ditata seadaanya. Namun tetap saja, jika dasar cantik, maka mau seadanya juga, ya tetap cantik.

Kata sang penata rias yang merias Aya.

"Ganti pakaiannya dulu yuk nak" Aya menuntun Geulis pada ranjang yang terdapat dress disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ganti pakaiannya dulu yuk nak" Aya menuntun Geulis pada ranjang yang terdapat dress disana.

Aya membantu Geulis mengenakan dressnya berwana maroon, sama seperti Aya.

"Ya Allah nak, jangan cepet gede ya. Bunda pasti kehilangan momen kayak gini nanti" Aya kembali peluk Geulis, pipinya kembali jadi sasaran hidung Aya untuk menciumnya. Ingin sih pake bibir tapi Aya gak mau lipstiknya nempel di pipi Geulis.

"Ikutan dong papanya" Aldrian mendekati Aya juga Geulis, ia tidak ingin kehilangan momen manis kedua bidadarinya begitu melihat keduanya tengah berpelukan hangat.

Geulis tertawa begitu Aldrian memeluknya juga memeluk bundanya.

"Sayangnya papa kenapa gak mau dibikin lebih super duper cantik lagi hmm?" Tanya Aldrian dengan lembut.

"Kata Aa rambut Geulis kayak singa, papa. Geulis gak mau rambut Geulis dibuat kayak tadi lagi" jawab Geulis sambil cemberut lucu.

Aldrian menahan diri untuk tidak tertawa begitu mendengar jawaban nyeleh putri kecilnya. Yang benar saja, singa gak cantik kayak Geulis kali.

"Loh kok kayak singa? Gak ada loh singa yang cantik seperti princessnya papa" tutur Aldrian, tangannya tergerak  membelai sayang rambut panjang Geulis.

"Gak tahu, pa. Kata Aa rambutnya Geulis kayak singa waktu Enin buka gelungan rambut Geulis"

Aldrian mengguk mengerti, ternyata dibalik penolan Geulis ada alasan. Takut disebut singa lagi oleh putra pertamanya.

"Yaudah, gak papa. Jangan diambil hati omongannya Aa Nares ya, Aa mungkin bercanda sama Geulis" Aldrian mencoba bijak.

"Aa juga tadi siang sempat bilang kok sama papa kalau adik Aa katanya sangat cantik pakai kebaya samaan kayak bunda" tutur Aldrian, mencoba menghibur Geulis dengan meneruskan ucapan putranya kepada Aldrian siang tadi.

You & I (Mini Story Sequel Aldrian & Aya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang