TRAITOR 3

9 9 0
                                    

"Luna pulang!" Ujar Luna yang baru saja masuk ke dalam rumah keluarga Adhitama.

"Anak mama udah pulang" ucap seorang wanita paruh baya yang baru saja keluar dari arah dapur.

Luna pun mendekat ke arah Fanny mamanya dan langsung memeluk nya dengan erat.

"Capek ma" Ucap Luna dengan manja yang masih berada dalam dekapan sang mama.

"Yaudah, kamu mandi dulu ya abis itu makan" Fanny mengusap dengan sayang kepala anak bungsunya itu.

Sedikit info Keluarga Adhitama hanya mempunyai 2 putri, anak pertama yaitu Ailen Davina Adhitama tepatnya Kaka kandung dari Luna.

"Siap bos. Btw, ka Ai sama papa di mana? Kok sepi banget sih" Tanya Luna yang baru menyadari keadaan rumahnya yang sangat sepi, ia kemudian melirik jam yang ada di tangannya menunjukkan pukul 17:05.

"Papa masih di kantor, Kaka kamu kek nya bentar lagi pulang kuliah" Luna hanya ber oh ria menanggapinya.

"Luna ke kamar dulu ya mah" Ucap Luna di balas anggukan dari Fanny.

Luna memasuki kamarnya ia segera mengambil handuk dan pergi menuju kamar mandi. Hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk Luna membersihkan badannya, ia kemudian pergi menuju meja rias dengan handuk yang masih melilit di kepalanya.

Luna mengeringkan rambutnya dan memoleskan sedikit bedak di wajah mulusnya, Selesai dengan kegiatannya Luna merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur miliknya.

Ia terus memikirkan kejadian di cafe tadi, ingin rasanya ia merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa di ajak kerja sama dengan keadaan yang sudah sejak lama tidak ia rasakan.

Flashback memories caffe...

"Gio kangen Lulu"

Deg!

Tubuh Luna Kaku tak bergerak matanya tak berani menatap balik kedua mata lelaki di depannya ini, perasaan kerinduan berdesir hebat dalam dirinya.

"Gio kangen kita yang dulu Lu"

Demi Tuhan saat ini ingin sekali rasanya ia memeluk Argio dengan sangat erat dan mencurahkan semua kerinduan yang terpendam selama ini.

Tapi semua ini membingungkan untuk nya, seperti ada sesuatu hal yang mengganjal dalam dirinya dan itu membuat ia sedikit tidak nyaman jika berada terlalu dekat dengan Argio.

Tidak ingin berlama lama terjebak dengan perasaan yang tidak menentu, Luna pun segera mencari alasan untuk pulang.

"Eh, gue duluan ya udah di SMS sama mama" Argio terlihat sedikit kecewa dengan keadaan yang tidak berpihak pada dia saat ini.

"Gue anter Lo pulang ya?" Mendengar hal itu Luna pun menggeleng dengan sangat kuat.

"Gue naik angkot aja di depan"

"Kali ini aja Lun, please" Ucap Argio sedikit memelas, Luna yang melihatnya menjadi tidak tega.

Tak apa lah. Niat baik seseorang ga boleh di tahan tahan ya kan, pikir Luna seperti itu.

"Iya" singkat namun entah mengapa Argio seperti mendapat kejutan besar dari seseorang, senangnya bukan main terlihat dari ekspresi dan tingkahnya saat ini.

"Yaudah, Lo tunggu di sini gue mau bayar dulu" Ucap Argio dan di balas anggukan oleh Luna.

Tidak lama setelah Argio memberikan uang kepada pelayanan tadi ia pun segera menghampiri Luna yang sudah menunggunya untuk pulang.

"Yuk" mendengarnya Luna hanya mengekori Argio dari belakang.

"Ahhh...Gue kenapa sih, apa susahnya coba tadi bilang ia Lulu juga kangen sama gio. Kenapa harus pulang!!" Ucap Luna sedikit frustasi sambil mengacak acak rambutnya asal.

Bagaimana kalau nanti laki laki itu berpikir  Luna sudah tidak memiliki perasaan untuknya? Dan bagaimana jika dia berpikir Luna sudah melupakan semuanya tentang mereka dulu?

"Gue harus gimana Argio?"

---
Jangan lupa di vote yah guyss!
Kalau ada kritik atau saran aku terima kok, tinggal commen.

Have fun guys!

TRAITORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang