TRAITOR 5

9 9 3
                                    

Kini Luna tengah bersiap untuk pergi ke kantin dengan temannya Zizi karna bel istirahat baru saja di bunyikan.

"Luna" Merasa nama nya di panggil Luna pun dengan segera menengok ke arah suara.

"Ada yang nyari Lo tuh di depan" Ucap Rini yang baru saja memasuki kelas dan langsung menghampiri Luna.

"Siapa Rin?"

"Udah Lun mending Lo langsung samperin aja tuh orang" Ucap Zizi yang di angguki setuju oleh Rini teman sekelas mereka.

"Gue tinggal ya"

Tanpa menunggu balasan dari kedua temannya itu Luna segera melenggang pergi dari sana dan betapa terkejutnya ia ketika mengetahui siapa yang berada di depan kelasnya itu.

Tenang Lun, Lo ga boleh nervous di depan Argio! Batin Luna.

Yang membuat lebih Malu lagi adalah Argio tidak sendiri tetapi bersama ke empat kawannya Vano, Bagas, Haikal dan Kiran.

"Wah gilaa men selera Lo tinggi juga ya Ar"

"Sekarang gue percaya apa yang di omongin anak anak lain ternyata emang bener ada bidadari di sini"

"Luna Mau kenalan nggak sama Abang Kiran?"

"Bikin Malu aja lo pada di depan Luna" Ucap Vano yang tengah menahan malu akibat ulah dari teman temannya.

"Ye biarin Luna nya aja ngga sewot kok jadi Lo yang sewot ke kita" Ucap Haikal yang di setujui oleh Kiran.

"Iya kan Luna?"

Jujur saja ia semakin di buat malu oleh teman nya Argio, bagaimana tidak? Mereka saat ini sedang menjadi tontonan banyak orang dan tidak sedikit juga yang terang terangan meneriaki nama Argio dan kawan kawannya itu.

Gue iri deh sama Luna bisa deketan gitu sama Argio and the geng!

Anjirr Argio gue mau di rebut

Halu Lo jangan ketinggian

Ye biarin Napa

"Bacot!"

Satu sentakan yang membuat mereka semua terdiam Luna yang mendengarnya juga ikut kaget dengan suara dingin Argio.

"Gue mau ngomong sama Lo" Luna menatap laki laki di depannya ini dengan wajah bingung.

"Tapi bukan di sini"

"Jangan lama gue mau ke kantin sama Zizi"

Tanpa aba aba Argio langsung menarik tangan Luna menjauh dari tempat itu.

"Gile main narik aja tuh anak"

"Jangan di tahan tahan mas"

"Ar inget pacar lagi nungguin di kantin" Vano langsung menonyor kepala Kiran.

"Apa sih bego?" Tanya Kiran yang tidak terima dengan perlakuan Vano

"Lo lupa apa gimana?"

"Nyari mati emang nih anak" Ucapan Bagas membuat Kiran Teringat sesuatu yang membuat ia merinding ketika membayangkan nasibnya.

"Lupa anjirr" Bagas, Vano dan haikal memutar bola matanya malas dan mereka pun langsung melangkah pergi ke kantin.

***

Di sisi lain Argio membawa Luna pergi ke taman belakang sekolah. Mereka berdua kini tengah duduk di bawah pohon besar yang ada di situ, Luna sangat menikmati setiap Angin yang datang menerpa wajah cantiknya itu sesekali ia menutup matanya dan membiarkan rambutnya terurai di tiup angin.

Tanpa di sadari Argio yang sedari tadi berada di sampingnya terus saja memperhatikan wajah cantik Luna kemudian ia tersenyum kecil ketika mengingat kisah lama mereka.

Sungguh Argio sangat merindukan masa masa itu!

"Lun"

Luna mengalihkan pandangannya kepada Argio.

"Kenapa?"

"Lo masih ing-" Luna dengan cepat memotong ucapan Argio.

"Gue inget semuanya, ga pernah sekalipun itu hilang dari kepala gue. Semuanya masih tersimpan dengan jelas Argio, semua kenangan kita. Dan semua luka yang Lo kasih ke gue"

Jleb!

Argio di buat terpaku dengan kata kata Luna barusan. Seketika ingatannya tentang masalalu mereka berputar kembali di kepalanya.

Flashback...

Luna yang baru saja mengakhiri masa SMP nya berniat untuk kembali ke Jakarta untuk menemui kekasih hatinya.

"Pasti Gio seneng kalau aku kasih kejutan" Luna berdialog  pada dirinya sendiri.

Hari ini ia begitu bersemangat membayangkan betapa terkejutnya Argio yang melihat kehadirannya. Luna memang sengaja tidak memberitahukan bahwa ia kini sudah kembali ke Jakarta.

Ia berniat untuk pergi ke tempat favorit mereka untuk di hiasi sedikit agar lebih menambah kejutan tentunya. sebuah danau yang tidak banyak orang Ketahui, di pinggir danau itu ada sebuah pohon besar tempat mereka berdua duduk bersama dan melihat bulan bintang setiap malamnya.

Ia menyuruh pak Jarwo- sopir pribadi papa nya untuk mengantarnya ke tempat itu siang ini.

Di tengah perjalanan ia terus bersenandung ia sudah tidak sabar lagi!

Sesampainya di sana ia menyuruh pak Jarwo pulang dan di kedua tangannya sudah ada bahan untuk memeriahkan kejutan malam ini.

"Pasti Gio makin sayang deh sama Lulu" sembari tertawa kecil ia terus melangkahkan kakinya masuk ke dalam danau tersebut.

Seketika langkahnya terhenti ketika melihat pemandangan pertama di dekat danau tersebut. Senyum yang tadinya menghiasi wajah cantiknya itu kini tergantikan dengan wajah kekecewaan.

Argio yang tengah asik berciuman dengan seorang gadis di sana ternyata belum menyadari kehadiran Luna.

Sebisa mungkin ia menahan agar tidak menangis, Kedua tangannya bergetar hebat yang membuat barang yang ada di genggamannya jatuh dan menimbulkan suara.

Ketika menyadari bahwa ada orang lain di sana Argio langsung menghentikan kegiatannya, betapa terkejutnya ia melihat Luna yang tengah berdiri di dekat mereka.

"Lu- Lulu , Gio bisa jelasin ini"

Tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun Luna berbalik dan berlari sekencang mungkin meninggalkan tempat itu dengan Argio yang berusaha mengejarnya di belakang.

"Gio jahat!" Ucap Luna dengan bibir bergetar yang menahan tangis, air mata yang sedari tadi ia tahan kini meluncur sempurna di pipi mulus gadis tersebut.

Luna menangis sejadi jadi nya di balik sebuah pohon sedangkan Argio yang tadi mengejarnya entah di mana.

"Tuhan Luna cuma mau bahagia"

Flashback end...

"Gue kangen banget sama Lo Luna" Ucap Argio Lirih.

"Gue juga, tapi gue bingung Ar dan gue ngga bisa"

"Kenapa ngga bisa? Gue cinta sama Lo" Luna tertunduk sejenak menahan rasa sakit yang dulu pernah ia rasakan dan entah sampai kapan itu akan menghilang.

"Semua nya butuh waktu buat sembuhin rasa sakit gue Argio" Ucap Luna dan beranjak pergi meninggalkan Argio sendirian di tempat itu.

Ucapan Luna terus saja terngiang ngiang di telinganya tidak tega ia melihat kesedihan yang masih tergambar jelas di wajah gadis itu dan semua itu karna ulahnya sendiri.

"Maaf Luna" Ia menghela nafasnya dan menundukkan kepalanya dalam dalam.

***
Jangan lupa vote ya😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRAITORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang