BAB 7

7.8K 273 39
                                    

BAB 7

Alexa bererak gelisah di tempat duduknya. Bagaimana bisa ia tidak gelisah jika nyatanya ia sedang berada dalam satu ruangan tertutup dengan Jeff, meskipun jarak mereka terbilang jauh karena Jeff ada di meja kerjanya sedangkan Alexa berada di Sofa hitam dekat pintu, tetap saja ‘aura membunuh’ Jeff sangat terasa sampai ke sum-sum tulang Alexa.

Tadi sepeninggal Prof. Luxas, Jeff tanpa permisi masuk ke ruang kerjanya. Oh! Bagaiman mungkin Jeff harus meminta ijin dulu untuk masuk, jika kenyataannya ruangan kerja ini adalah miliknya?

“Tugas mu tak akan selesai jika kau terus melamun.”

Suara dingin itu membuat Alexa bergidik ngeri, tanpa aba-aba gadis itu menundukkan kepalanya, berusaha mengerjakan semua soal yang masih harus ia selesaikan, meskipun nyatanya konsentrasinya sudah pecah.

Diam-diam gadis keras kepala itu kembali mengangkat wajahnya, kali ini tidak terlalu tinggi. Entah mengapa ia ingin sekali mengingat siapa pria ini, karena ia sangat yakin mereka pernah bertemu. Gadis itu menajamkan penglihatannya, meskipun yang dapat ia lihat hanyalah rambut Jeff karena pria itu tengah merunduk serius menyelesaikan pekerjaannya.

“Kau tidak mendengarku?” Kali ini Jeff mengangkat wajahnya, membuat pandangan mereka bertemu.

Alexa terkesiap, ditatap secara intens oleh seseorang yang –dalam fikirannya akan membunuh dirinya, membuat ia mati kutu. “A –Aku a –aku.” Kata Alexa tergagap. Tak mampu menyelesaikan kalimatnya.

 “Selesaikan itu dikamarmu.” Interupsi Jeff tanpa bantahan.

Syaraf-syaraf otak gadis itu langsung terhubung cepat saat mendengar nada bicara Jeff yang tenang namun mematikan, secepat kilat Alexa membereskan kertas yang berserakan di atas meja, tanpa memeriksanya kembali, gadis itu terlonjak keluar dengan perasaan luar biasa lega, seolah ia baru keluar dari ruang persidangan yang menyatakan bahwa dirinya bebas dari hukuman pancung.

“Sepertinya kau tidak mendapat cedera serius.” Sambut Gavin tenang saat melihat Alexa keluar ruang kerja Jeff dengan buangan nafas lega.

Alexa terkesiap, telapak tangannya secara alami menyentuh dadanya yang berdegup kencang. Ingin sekali rasanya ia membunuh pria es yang sedang berdiri tenang dihadapannya, namun sesegera mungkin ia mengenyahkan pemikiran tak manusiawi itu walau nyatanya ia ingin, teramat ingin melakukan hal itu.

Gadis itu mendelik kepada Gavin yang terlihat jelas sedang menggodanya, meskipun wajah andalannya masih pria itu pakai. “Seperti yang kau lihat. Aku baik-baik saja.” Balas Alexa saat ia sudah bisa mengendalikan emosinya. Lalu dengan santai ia mendekati Gavin, sedikit membenturkan pundak mereka dan berjalan menjauh. Membuat mata Gavin berkedip cepat dengan apa yang gadis itu lakukan. Terkejut. Mungkin!

“Kau lihat? Sekarang aku sudah lebih pintar manusia es.” Guman Alexa pelan –dan senang.

***

Jeff mengusap wajahnya kasar sedetik sesudah Alexa keluar dari ruang kerjanya. Sungguh ironis memang, ‘acara balas dendam’ yang sudah ia susun dengan rapi jauh-jauh hari harus berantakan karena nyatanya gadis itu benar-benar diluar batas ekspetasinya. Bukan karena sikap ‘kejutan’ Alexa yang bisa dengan gampang menyesuaikan diri di lingkungan asing, tapi lebih karena Jeff harus kehilangan seluruh konsentrasinya jika ia sedang bersama gadis itu. Dan ini benar-benar tak terduga. Mereka terlalu mirip. Itu masalahnya!

Awalnya ia mengira bahwa rencananya akan berjalan mulus. Dirinya akan menculik Alexa, menyembunyikan gadis itu selama beberapa bulan dari jangkauan Ibunya, membuat Mountanna hancur setengah mati –seperti apa yang pernah –dan masih ia rasakan, setidaknya mereka berdua sama-sama merasa hancur. Lalu dirinya merasa puas, dendamnya terbalas. Dan selesai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

... or Obsession???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang