Seseorang di masa lalu

8.6K 232 3
                                    

BAB 4

"Hari ini jadwal Nona belajar Management accounting." Cicit Gavin saat langkahnya sudah berhenti, dan berdiri dihadapan Alexa yang sedang duduk di tepi ranjang.

Alexa memandang Gavin dengan tatapan malas. "Apa?"

"Meskipun Nona berada disini, tapi kau harus tetap belajar. Dan sesuai dengan jadwal kuliah Nona hari ini, maka sekarang waktunya Nona belajar Management accounting." Gavin menjelaskan.

Alexa kembali terkejut. Apa-apaan ini? Mana ada orang yang sedang diculik namun tetap berkewajiban untuk belajar? Lalu gadis itu mengerjap, tapi memang ada. Dan itu dirinya. "Aku tidak mau." Katanya malas.

"Dosennya sudah didatangkan langsung dari Harvard. Dan tidak lupa, ini perintah Tuan Besar."

Alexa memutar kedua bola matanya kesal. Masih tidak mengerti dengan jalan fikiran 'Si Tuan Besar'. "Jika aku tetap tidak mau?" gadis itu menantang.

"Maka Tuan besar akan marah."

"Dengan membunuhku?"

"Mungkin." Gavin mendelik acuh.

"Baik aku tunggu. Sampaikan itu pada tuan besar mu. Oh! Tunggu! Mungkin kau tak perlu melakukan itu, karena Tuan besar mu pasti menyaksikan ini kan?" ujar Alexa sengit, kemudian memutar badan dan membaringkannya. Lalu seluruh tubuhnya ia selimuti. Tak peduli lagi dengan ancaman monster itu.

Gavin mendesah pasrah, sebenarnya ia kasihan melihat Alexa yang tidak tau apa-apa dan tak berdosa dikurung seperti. Ia tau bagaimana keseharian Alexa sebelum gadis ini diculik. Karena selama lima tahun terakhir, dirinya memata-matai Alexa dengan perintah Jeff. Bahkan yang menculik Alexa sepuluh hari yang lalu adalah dirinya.

Tapi lagi-lagi pria itu tidak bisa berbuat banyak. Hutang ayahnya yang teramat banyak kepada keluarga Bloomberg, mengharuskan ia rela menjadi tangan kanan dari seorang Jeff Bloomberg. Padahal sebelum 'kejadian' ini, sekitar sebelas tahun yang lalu, Gavin dan Jeff adalah sahabat baik. Dan Jeff berubah menjadi manusia berhati batu sejak sepuluh tahun yang lalu, kemudian setelahnya mereka tidak dalam keadaan itu lagi.

"Nona, aku tau ini sangat berat untukmu. Tapi mengertilah, ini semua demi kebaikanmu. Kau hanya tinggal menuruti apa yang Tuan besar katakan, itu saja."

Seketika Alexa membalikan tubuhnya. "Dan kau serta Tuan besar mu tidak bisa mengerti keadannku? Hei! Tuan, aku diculik! tanpa tau kesalahan apa yang telah ku perbuat pada keluarga super kaya ini. Aku bahkan meninggalkan ibuku yang mungkin sekarang sedang menangis karena mengkhawatirkanku. Lalu apakah aku harus tetap mengerti?" Alexa sekuat tenaga menahan tangisnya agar tidak keluar.

"Aku ingin bertemu dengan Tuan besar mu. Akan ku tanyakan langsung mengapa ia berbuat hal sepengecut ini." Lanjut Alexa.

Gavin menutup mulutnya rapat, ia benar-benar tidak tau harus berkata apa. Bahkan gadis selembut Alexa pun bisa memberontak sekeras ini. Dalam keterdiaman keduanya, tiba-tiba jam tangan Gavin kembali bergetar, pria itu segera mengangkat panggilannya. "Ya Tuan."

Alexa mengalihkan pandangannya yang tadi menunduk, kini kembali menatap Gavin saat pria itu menyebut kata 'Tuan' dengan suara pelan.

"Atur kepulangan ku malam ini, aku akan menemuinya." suara Jeff yang berat terdengar diseberang telfonnya.

"Baik, akan saya urus semuanya."

"Aku mengandalkanmu Gav." Jeff mematikan sambungan telfonnya sebelum Gavin mengatakan hal lain.

"Mungkin Tuan besar akan pulang malam nanti, dan dia ingin bertemu denganmu. Bersiaplah." Gavin menatap Alexa datar.

Jantung Alexa berpacu cepat, entah mengapa nyalinya kembali ciut. Tapi ia harus bisa menghadapi monster itu kan? Karena ia sendiri yang meminta itu. "Baik." Kata Alexa tak kalah datar.

... or Obsession???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang