Part 1

67 6 0
                                    

Hari ini aku mengingatmu kembali. Rasa rindu yang sudah hilang, muncul setelah 3 tahun berlalu. Aku tidak ingin merasakan perasaan rindu ini lagi. aku tidak mau merasakan sakit itu lagi. kau terlalu berkesan untuk aku lupakan dan relakan, meskipun kau menyakitiku seperti itu, aku tetap merindukanmu. Merindukan masa – masa itu, wajahmu masih tersimpan dengan baik. Aku baru tersadar ternyata kenangan itu tak memudar sama sekali.

Kau sungguh hebat sampai membuatku lupa dengan orang yang kusayangi saat ini. Kau hebat mampu membuatku terjebak dengan perasaanku sendiri. Apakah rasa itu sebenernya belum selesai tanpa aku sadari. Atau mungkin karena dulu aku tidak berani menghadapi kenyataan dan membuatku berlari hingga melupakan begitu saja.

Aku tahu kau telah melupakan semuanya dan memulai dengan orang yang baru. Kita sudah berada di jalan masing – masing, tapi kenapa sekarang aku ingin kita berada di jalan yang sama. Mungkin ini saatnya aku untuk menghadapi akibat dari keputusanku dulu. Mungkin ini saatnya aku untuk benar – benar merelakan dan melupakanmu.

Tiga tahun yang lalu...

Alison berjalan dengan salah satu tangan memegang buket bunga mawar merah. Ia tersenyum cerah dan sesekali melihat jam tangan, ia menanti seorang wanita yang memiliki senyum paling manis menurut Alison, dia Amanda. Ia selalu merindukan senyuman Amanda, suranya, dan tiap – tiap ekspresinya. Semua hal yang mereka lakukan terasa menyenangkan, serasa dunia milik berdua.

Langkah – langkah kecil Amanda disertai rasa gembira untuk bertemu Alison. Amanda selalu menantikan hari – hari saat dimana Alison berada di sampingnya, karena kejutan kejutan kecil selalu Alison berikan kepada Amanda, meskipun terkadang berakhir dengan pertengkaran kecil, tapi mereka selalu menemukan cara untuk mengembalikan sweet moment tersebut.

"Udah lama nunggu yaaaaa...." Amanda menepuk pundak Alison, dan senyuman manis terpampang di kedua wajah sejoli ini.

"Iya, lama." tiba – tiba eskpresi Amanda berubah, ia menyesal terlambat hari ini. "Kalok kamu lebih lama lagi dari ini, mungkin aku udah kena serangan jantung, deg – deg an banget mau ketemu kamu." Amanda tertawa, Alison memberikan kata – kata manis lagi, bagaimana tidak rindu kalau setiap bertemu selalu seperti ini. "aku udah bawain bunga kesukaan kamu."

Amanda tersenyum meraih bunga tersebut, lagi lagi Alison membuatnya bahagia, tiada hari tanpa tersenyum, mengenal Alison adalah anugerah terindah untuk Amanda. "Makasih ya, baru ketemu aja udah ngebuat aku tersenyum."

"Aku kan sudah pernha bilang ke kamu, saat aku meminta Amanda yang cantik ini untuk jadi kekasihaku. aku akan selalu berusaha untuk membuatmu tersenyum, yaa meskipun kadang – kadang buat kamu marah sih hehe." Alison tersenyum kecil mengingat bagaimana ini membuat Amanda marah, selalu merasa menyesal kalau sudah membuat kekasihnya marah.

"Iya, aku ingat kok. Terima kasih Tuhan engkau telah mempertemukan aku dengan Alison, orang yang selalu membuatku bahagia, sampai lupa bagaimana rasanya menangis. Jadi kencan kan hari ini, atau cuman berdiri di halte bus aja seharian."

"Hahaha, enggaklah. Tapi kalau kamu mau disini terus ya gapapa, asalkan sama kamu aku nggak masalah kok." Alison mengacak – acak rambut Amanda dan menggandeng tangan kanan Amanda, ia tak peduli dengan rambuut Amanda yang beratakan karenanya, dan tak lupa Amanda mengomel kepada Alison, betapa susahnya ia mengatur rambut hari ini.  

10000 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang