Part 8

42 2 0
                                    

Sepanjang hari Alison terlalu banyak melamun, tak banyak kegiatan yang ia lakukan,bahkan saat bersama teman – temannya, Alison tidak fokus dengan apa yang dibicarakan oleh teman – temannya. Amanda sudah berhasil menguasai pikiran Alison. "She's so beautiful" Alison kembali tersenyum setiap kali bayangan Amanda menguasai pikirannya.

"He Al, bengong terus dari tadi, mikirin apasih ? senyum – senyum segala, lo paham kan apa yang kita bicarain dari tadi ?" Eric menepuk pundak Alison, sesuai perkiraan Eric, Alison terkejut dan tak bisa menjawab pertanyaannya. "Kan, lo nggak fokus dari tadi. Gue tau apa yang lo pikirin, pasti mikirin....." belum selesai kalimat Eric, Alison langsung menutup mulut Eric.

"Bisa diem nggak, nanti gue ceritain." Eric langsung terdiam, saat mendengar kalimat Alison tadi. Alison takut Eric menyebut nama Amanda, padahal sebenarnya Eric tidak tahu siapa yang semenjak tadi Alison pikirkan.

"Kalian ngomongin apasih dari tadi, kita nggak paham yang kalian maksud. Bisa share disini nggak, kayaknya lebih seru dari yang kita obrolan dari tadi." Zaga memicingkan matanya, ia senang menggoda Alison saat ia tidak fokus seperti ini. "Ngomongin soal cewek yaaa...jangan – jangan lo udah ada penggganti Amanda ya Al ? memang teman kita yang satu ini nggak pernah jomblo gaes, selalu ada cadangan hahaha." tebakan Zaga memang benar, tapi bukan soal wanita lain. Lebih tepatnya tidak ada yang bisa menggantikan Amanda.

"Coba sini kita obrolin bareng – bareng, siapa sih Al, Nara ya ? si cewek pinter itu ? lo masih deket sama dia ?" Arya mencoba menebak siapa wanita yang mampu mengalihkan pikiran Alison. Arya tidak terlalu suka Alison mendekati Nara, ia tahu Alison tidak serius dengan Nara, Nara hanya pengalih perhatian saja, tidak lebih. Hanya seorang teman.

"Enggak, Nara Cuma temen gue, nggak lebih. Ngapain juga mikirin dia, buang – buang waktu."

"Trus siapa dong ? wanita mana yang mampu buat lo rela buang – buang waktu mikirin dia ?"Arya mencoba berpikir kembali, siapa yang Alison pikirkan saat ini.

"Tunggu, jangan – jangan......... Amanda." Kali ini tebakan Zaga tepat seratus persen, Alison membelalakkan matanya, bagaimana temannya ini mampu mengertahui isi kepala Alison. Dan Zaga tahu tebakannya benar hanya melihat ekspresi terkejut Alison.

"Gila lo. Lo udah putusin dia, nyakitin dia, trus sekarang lo berani mikirin dia lagi. Waktu itu gue udah bilang sama lo Al, pikirin ulang keputusan lo, jangan gegabah, jangan sampek lo nyesel. Dan sekarang kejadian beneran. Lo nggak bisa move on dari dia. Lo kenapa sih Al ?" Arya kecewa dengan sikap Alison, ia sudah membohongi dirinya sendiri, perasaan Alison kepada Amanda belum selesai. Alison plin – plan dengan keputusannya, dulu dia bilang tidak akan tertarik dengan Amanda lagi karena ia sudah begitu menyakiti Amanda, dan sekarang Alison memikirkannya lagi.

"Iya, gue udah gila. Gue tertarik lagi sama dia, sampai kapanpun pesona Amanda akan selalu ngalahin gue dan buat gue luluh lagi."

"Emangnya lo nggak mikir, dengan baliknya lo bisa buat Amanda ngerasain sakit hati lagi ? kasihan dia Al, dia udah mati – matian move on dari lo, dan saat dia udah udah move on, lo balik lagi ke dia. Amanda nggak akan suka kalo lo balik lagi ke dia, mungkin bisa jadi dia pengen lo pergi dari hidupnya" Emosi Zaga ikut tersulut mendengar pengakuan Alison. Ia tahu apa yang telah Alison kepada Amanda dulu. Zaga hanya tidak mau Alison dan Amanda saling menyakiti kembali. Cukup waktu itu saja.

Alison terdiam, menundukkan kepalanya. Apa yang diucapkan teman – temannya tidak ada yang salah. Amanda membuat dirinya kalang kabut, sudah tidak bisa menahan dirinya untuk berhenti melihat Amanda kembali. Baru beberapa hari bertemu dengannya saja sudah membuat Alison seperti ini, apalagi untuk satu minggu atau satu bulan kedepan. Apakah dirinya masih bisa menahan diri untuk tidak kembali kepada Amanda

"Gue udah berusaha nggak lihat dia lagi, nggak mikirin dia lagi. Tapi nggak bisa, susah. Gue tau resikonya kalau gue nyoba deketin dia lagi, tapi disisi lain gue pengen hanya Amanda yang ada di samping gue, gue nggak bisa nerima cewek lain selain dia. Hanya dia yang mampu buat gue jadi Alison yang sekarang. Gue baru sadar ternyata perasaan gue belum selesai sama dia, selama ini gue cuma berusaha menyangkal kalo perasaan gue ke dia nggak sebesar itu. Ternyata sampai sekarang gue sayang sama dia." Suara Alison semakin melemah saat mengucapkan kalimat terakhir. Zaga, Eric, dan Arya terdiam, mereka nggak bisa melihat Alison seperti ini lagi. Dari sini mereka tahu sebesar apa ketulusan Alison kepada Amanda, mereka kira Alison kembali seperti dulu, mendekati beberapa perempuan untuk membuatnya bahagia, tidak merasa kesepian karena selalu ada yang menemani chat, telpon, vidcall tiap hari. Ternyata tidak, kebahagiaa Alison hanya ada di Amanda, dan tanpa Amanda hidupnya terasa tidak lengkap. Eric melirik Zaga dan Arya, sudah saatnya mereka untuk berhenti marah dan kecewa kepada Alison, ini saatnya mereka untuk membantu Alison.

"Al, lo udah tahu kan kesalahan yang udah lo lakuin kepada Amanda, lo bisa jamin, nggak ngulangin itu lagi ? lo bisa jamin untuk nggak nyaman sama cewek lain lagi selain Amanda. Lo yakin bakalan ngebahagiain Amanda ? Janji sama kita, kalo lo bisa jamin dan janji ke kita, kita bantuin lo buat deket sama Amanda lagi. Tapi kalo lo ngelanggar janji, sorry banget kita nggak akan bantuin lo lagi, dan kita akan semakin kecewa sama lo."

"Kalian mau bantuin gue ? Serius ? Kali ini gue bakalan ngebahagiain Amanda apapun caranya, gue nggak akan mengulang kesalahan yang sama, gue janji sama kalian." Alison tidak mengira teman – temannya akan mendukung seperti ini, perkiraannya selama ini salah, ia kira teman – temannya akan memakinya.

"Gue nggak pernah liat lo seserius ini untuk dapetin seuatu, tapi kalau dia memang nggak mau sama lo lagi, jangan dipaksa ya. Apapun yang dipaksakan nggak akan berakhir baik Al." Arya mengalah untuk menurunkan emosinya, Alison selama ini sudah terlalu sering membantunya, disaat yang lain sibuk dengan kesibukannya, hanya Alison yang mampu menyempatan waktunya membantu Arya.

"Jadi, kita mulai dari mana Al ? Gue nggak sabar liat kalian jadian lagi hehe." Zaga memang marah terhadap sikap tidak tegas Alison terhadap perasaannya sendiri. Menurutnya ia baru pertama kali melihat Alison tidak berdaya terhadap perempuan yang notabane nya mantannya sendiri. Zaga pertama kali melihat Alison tidak bisa move on seperti ini. Alison tipe orang yang bisa dengan mudahnya berhenti menyukai atau kagum terhadap seseorang, tapi tidak dengan Amanda.

"Gue sudah tau, lo akan bersikap seperti ini terhadap Amanda. Nggak akan mudah lo bisa dapetin Amanda, karena gue nggak mau perempuan yang gue suka jatuh ke pelukan lo lagi." 


10000 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang