Part 2

53 5 0
                                    

Hari ini semuanya tampak berbeda, Amanda sudah merasakan sejak satu bulan yang lalu. Selama satu bulan ini Amanda terlihat murung, tidak bergairah untuk melakukan apapun, di hati dan pikirannya hanya ada satu nama, Alison. Komunikasi mereka telah berubah, Alison yang hanya membalas sesempatnya, tidak ada candaan dalam obrolan mereka, tidak ada hal – hal romantis seperti dulu, tidak ada kejutan – kejutan kecil, yang ada hanya tangisan Amanda yang hampir setiap malam, yang ada hanya renungan Amanda "apa yang salah dari dirinya hingga membuat Alison semakin jauh" setiap malam ia selalu menyalahkan dirinya sendiri. Amanda merindukan hubungan mereka seperti dulu. Sekarang Amanda percaya setiap orang pasti berubah, dan itu termasuk Alison. "Apakah ini akhir dari perjalanan hubungan mereka, sudah tidak adakah jalan untuk melangkah bersama ? apakah Tuhan dari awal memang sudah tidak merestui hubungan kita ?". Amanda sudah pasrah, ia harus menerima apapun keputusan Alison hari ini.

"Maaf Amanda, kali ini aku tidak bisa berusaha untuk membuatmu tersenyum, aku sudah tidak pantas untuk selalu berada di sampingmu." Alison menunduk lesu, ia tak percaya akan mengucapkan kalimat seperti ini kepada Amanda. Tak pernah membayangkan hari ini akan datang kepada mereka.

"Nggak, aku nggak mau kamu pergi. Aku nggak apa – apa. Kali ini kamu nggak perlu berusaha membuat aku bahagia, aku yang akan membuat kamu bahagia." Amanda menangis sesenggukan, matanya nanar menatap Alison yang hanya diam saja tanpa memandang Amanda. "Alison, ayo kita mulai lagi hubungan kita, aku akan berusaha lebih baik."

"Enggak Amanda, hubungan kita hanya bisa sampai sini saja, aku nggak mau melihat kamu menangis seperti kemaren – kemaren. Aku harus pergi, ini jalan terbaik buat kita. Kamu jangan khawatir, akan ada seseorang yang selalu membuatmu bahagia, kamu akan bertemu dengan orang yang seperti itu."

"Aku nggak mau memulai hubungan baru dengan orang lain, aku cuman mau sama kamu."

"Amanda dengerin aku, semesta sudah tidak mengizinkan kita untuk berada di jalan yang sama. Tuhan tidak mengizinkan kita untuk terus bergandengan tangan."

"Apa itu artinya kamu akan menghilang dari aku, apa itu artinya aku tidak bisa melihatmu lagi ?" Alison berusaha tersenyum, ia tidak mau terlihat sedih di depan Amanda, ia harus kuat agar Amanda dapat mengikhlaskan kepergiannya.

"Akan ada dimana kita bisa bertemu lagi, aku tidak menghilang Amanda, aku hanya nggak bisa berada di samping kamu terus, aku hanya nggak bisa menjadi orang spesial di hati kamu. Akan ada dimana waktu berpihak kepada kita." Alison menghapus air mata yang sudah membasahi pipi Amanda. Ia memegang kedua bahu Amanda dan menatap matanya yang sembab. "Kamu baik – baik ya, percaya sama aku jalan yang akan kita lalui setelah ini akan lebih baik untuk kamu dan aku."

"Ta...tapi apa aku masih bole tanya kabar kamu ?"

"Tentu saja Amanda. Kita masih bisa menjadi teman."

"Aku sayang kamu, aku akan menerima keputusan kamu, aku akan mempercayai kata katamu, bahwa kita memang ditakdirkan untuk tidak berada di jalan yang sama." Alison tersenyum, akhirnya Amanda mengerti dan rela melepaskannya. "Alison, maafkan atas semua kesalahanku."

"Amanda, aku benar benar minta maaf atas kesalahanku, maaf karena telah mengecewakanmu. Maaf tidak bisa menepati janji untuk terus bersama."

"Alison,setelah ini, jangan membuat janji yang nggak bisa kamu tepati ya, cukup akusaja yang merasakannya." Inilah obrolan terakhir Alison dan Amanda, selama tigabulan mereka tidak saling memberi kabar, mereka berusaha menyembuhkan luka, danmerelakan apa yang telah terjadi. 

10000 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang