"Abangggg!!!" Suara dari arah perkarangan rumah tiba-tiba spontan memanggil kakak laki-lakinya yang tak kunjung keluar."Etdah busett, sabar napa maemunah"
"Ayo buruan, nanti jingga telat masuk kelasnya"
"Lets go! "
"Maa!! Kami pamit ya, assalamualaikum.
"Yaa, waalaikumsalam.. hati-hati di jalan" jawaban dari dalam rumah.
*****
"Tin tin tin..."
"Tuh kan, gara-gara abang" jiwanya serasa terpanggil, "lho? Kok abang?"
"Iyalah siapa lagi kalo bukan situ!"sambil menyodorkan telunjuk tangan nya. "Eh, ini gara-gara jalan nya ya, ngapain juga ada acara macet segala?" Elakan yang tak berdosa.
"Eh busett, bego amat abang gue, sampe-sampe jalanan yang lu salahin"
"Lah terus siapa?"tanya nya. "Auk ah gelap"jawabnya. "Mata lu burem ya? Cerah-cerah gini, lu bilang gelap" jawabnya enteng.
"Ho'oh, serah lu bang" pasrah dan sudah tidak mau lagi berdebat dengan kakak laki laki yang membuat jingga serasa ingin mengeluarkan nya dari kartu keluarga.
___________________ ___________
"Pakk satpammmm!" Teriaknya,agar gerbang dihentikan segera. "Pak tolong bukain gerbang nyaa" ternyata upaya nya tak berhasil sesuai ekpetasi. "Maaf neng, tapi eneng sudah tidak bisa masuk"
"Yaelah pakk, plisss kali ini aja. Ya?ya?" Memohon pada kang satpam agar permohonan nya itu di penuhi.
"Ayolah pakk,kali ini aja"Tiba tiba seorang laki-laki pun datang dan berdampingan dengan si jingga.
"Pak bukain pak" tanya si pemuda itu.
"Ngapunten nya kasep, tapi ini sudah aturannya"jawabnya sesuai peraturan yang di berlakukan."Ck , ayolah pakk" kali ini suara bersamaan antara pemuda itu dan jingga. Tapi apalah daya, si satpam tetep kekeuh akan peraturan yang di tetapkan, Dan meninggalkan begitu saja.
"Ahhhh..gimana ini, mana pelajaran gurunya killer lagi" kesalnya "Sini ikut gue" tiba-tiba lengan nya pun tertarik tidak dengan aba-aba yang diberikan.
Setelah itu, jingga di berhentikan tepat pada suatu tempat dimana tempat itu tidak begitu asing baginya.
"Ha?! Belakang sekolah?" Tepat sekali, di belakang sekolah. Dimana siswa-siswi yang terlambat kemudian menemukan ide yang gila ini.
"Panjat gitu? lo gilaa?"
"Ushttt,udah ngga usah berisik, lo mau masuk kelas kan?" angguk nya "nah, jadi ngga usah banyak protess!" jawabnya."Ngga mau ah! Ya kali gue panjat"
"Serah! Gue duluan"Tiba-tiba pikiran jingga entah kemana dan harus bagaimana.
Antara harus panjat dan masuk kelas, atau tidak dan pulang.
Sementara laki-laki itu sudah di atas, dan hampir akan melompat kebawah tiba-tiba jingga menahan kakinya, agar lelaki itu tidak turun dan meninggal kan nya sendirian.
"Tungguin gue!" Printahnya.
Kemudian laki-laki itu turun ke arah jingga dan membantu jingga agar bisa panjat ke atas tembok kemudian masuk ke dalam kelas.
"Gimana caranya? Tinggi tau"
"Lumayan, nggak tinggi-tinggi amat" jawabnya enteng."Sini, naik ke ke pundak gue" dengan posisi jongkok. "Kalo jatoh gimana?" Tanyanya. "Yaelah. jatoh doang, nggak akan mati kan?" Jawabnya. "Nggak usah bawa-bawa mati dong" jawabnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA JOLICIA (ONGOING)
Teen Fiction"Gue suka sama lo!!" Spontan teriakan lepas begitu saja di telinga jingga. "Lo gilaa!?" "Gue masih waras kali" dengan tawa kecil nya. "Lo mau kan jadi pacar gue?" **** Tenang saja, aku bisa memposisikan diri dimana aku harus menggila dan dimana ak...