10

2.7K 464 24
                                    

"Arghh... dimana ini? Kau? Kau siapa?" tanya Princess Arlisa sambil meringis dan memegang kepalanya.

Prince Theo menaikkan sebelah alisnya. "Apa maksudmu? Apa kau sedang mencoba untuk mengelabuhiku?"

"Aku benar-benar tidak mengenalmu tuan. Dan... arghh... kepalaku sakit," rintih Princess Arlisa. Hal itu sontak membuat Prince Theo bertanya-tanya.

"Ada apa ini? Kenapa dia? Cepat periksa!" perintahnya pada dokter pribadi kerajaan yang sejak tadi disebelahnya.

Prince Theo berdecak kesal kemudian berjalan keluar dari kamar. Otaknya mencoba untuk mencerna sebenarnya apa yang baru saja terjadi. Apa mungkin gadis itu lupa ingatan? Bagaimana bisa. Bukankah yang dipukul punggungnya? Ini tidak masuk akal.

****

"Aku mohon dokter. Kau harus menolongku. Dia berniat membunuhku. Dia menghamiliku dan menyiksaku terus-menerus. Aku mohon padamu. Berbohonglah padanya. Aku tidak tau harus memakai cara apalagi untuk kabur darinya," jelas Princess Arlisa.

Dokter Charlie nampak berpikir sebentar lalu menatap Princess Arlisa. "Apa aku bisa mempercayaimu? Kau bisa saja berbohong. Lagi pula kau ini hanya budak Prince Theo, nona. Aku tidak memiliki hak untuk melindungimu. Hidupku dan keluargaku bahkan diisi penuh dengan pengabdian pada kerajaan. Kalau aku menutupi kebohonganmu itu sama saja aku berkhianat."

(Dokter Charlie)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dokter Charlie)


Princess Arlisa mendengus sebal lalu menatap kesal pada dokter Charlie.

"Apa kau tidak mengenalku Charlie?" tanya Princess Arlisa heran.

Dokter Charlie mengedikkan bahunya. "Tolong jangan membuang-buang waktuku nona."

Bagaimana bisa dia tidak mengenal Princess Arlisa? Dia putri bungsu dari kerajaan Lufas. Seharusnya dia tau itu. Orang ini keterlaluan. Apa mungkin dia baru saja keluar dari gua?

"Aku Princess Arlisa Aqueliqueae de Lufas. Apa kau tidak pernah mendengar namaku? Ah.. sayang sekali, rupanya kau terlalu sibuk dengan dunia kedokteranmu ini."

Dokter Charlie nampak mengernyitkan dahinya beberapa saat. Tak lama kemudian dia langsung membungkukkan badannya memberi hormat.

"Princess Arlisa?! Hormat saya tuan putri. Mohon ampuni hamba. Hamba tidak tau," kata dokter Charlie masih bertahan pada posisi badan setengah membungkuknya.

Princess Arlisa yang melihat itu langsung tersenyum penuh kemenangan. Mau tau sesuatu? Mereka pernah berteman saat kecil. Kebetulan dokter Charlie ini dulunya tinggal di negeri Lufas. Mereka kerap bertemu saat sedang bermain polo.

"Berhenti hormat. Kau berlebihan. Omong-omong apa kau tidak merindukanku Charlie? Kau sepertinya terlalu sibuk dengan seragam doktermu ini," ejek Princess Arlisa.

Dokter Charlie kembali menegakkan badannya. "Tentu saja hamba merindukan tuan putri. T-tapi.. apa yang sebenarnya terjadi? Jangan bilang... Prince Theo yang menghamilimu?"

"Memang benar adanya. Bajingan itu telah menghancurkan hidupku Charlie. Bahkan sekarang dia menculikku. Tolong aku Charlie. Aku ingin pergi dari sini," pinta Princess Arlisa.

****

"Apa? Lupa ingatan? Kau pasti bercanda. Mereka hanya memukul punggungnya Charlie. Bagaimana bisa seseorang lupa ingatan hanya karena pukulan dipunggung?" heran Prince Theo. Ini terlalu tidak masuk di akal.

"Tapi berdasarkan apa yang hamba lihat dia memang benar-benar lupa ingatan tuan. Dia bahkan melupakan jati dirinya. Kasus seperti ini memang baru pertama kali kutemui. Tapi kemungkinan kecil hal ini memang bisa terjadi tuan," jelas dokter Charlie. Dia sudah sepakat akan membantu Princess Arlisa.

Jujur dalam hati terdalamnya dia sebenarnya ingin memaki orang didepannya ini. Pangeran macam apa yang menghamili seorang putri dan meninggalkannya begitu saja? Lalu apa-apaan ini? Tiba-tiba berubah pikiran dan menculiknya? Jujur saja. Selama dia mengabdi disini baru kali inilah dia menyaksikan kebrengsekan tuannya itu. Tentu saja kecuali bermain dengan wanita jalang. Kalau itu dokter Charlie pun melakukannya. Tapi apalah arti dirinya dimata kerajaan? Hanya ini yang bisa dokter Charlie lakukan.

"Benarkah begitu Charlie? Kalau sampai kau ketahuan sedang bekerjasama dengan jalang kecil itu... aku tidak segan-segan akan menghabisimu. Ah... bukan hanya dirimu, tapi juga tua bangka itu. Kau tau kan konsekuensinya," ancam Prince Theo.

Dokter Charlie mengepalkan tangannya erat-erat. Tua bangka katanya?

Sialan kau Theo.

####

Obsessed (Taeyong × Lisa) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang