"Gila. Bagaimana bisa pria itu mencium tanganku? Menjijikkan!"
Sesampai di kamarnya Princess Arlisa terus merapalkan berbagai makian untuk Prince Theo. Makan malam memang terlihat berjalan lancar, tapi Princess Arlisa tentu tidak dapat melupakan kejadian tadi.
"Dia pikir aku wanita murahan? Cih."
Dengan kesal Princess Arlisa melepas gaunnya sendiri dan melemparnya sembarangan menyisakan bra dan celana dalam berwarna hitam yang tampak membalut asetnya dengan sempurna. Setelah itu Princess Arlisa merebahkan badannya dan menyibakkan selimut untuk menutupi separuh badannya. Itu sudah biasa. Setiap harinya dia tertidur menggunakan lingerie atau terkadang hanya menggunakan pakaian dalamnya.
Lihat, baru beberapa menit berlalu Princess Arlisa telah terlelap.
****
"Aloysius!"
Prince Theo langsung menoleh ke sumber suara. Disana, tepat di pertigaan dekat pintu kamarnya tampak Princess Roseanne mengangkat gaunnya dan berjalan cepat ke arahnya.
"Princess Roseanne?"
Dengan cepat Princess Roseanne menarik Prince Theo ke area kolam renang khusus tamu yang memang selalu sepi.
"Jelaskan padaku Aloy! Bagaimana bisa kau menjadi pangeran? Prince Theodore? Apa kau sedang menyamar?"
Bukannya menjawab Prince Theo justru terkekeh. Hal itu sontak membuat Princess Roseanne mengernyit bingung.
"Namamu Aloysius bukan? Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"
Flashback
"Aloysius."
"Aloysius? Nama yang bagus," ujar Princess Roseanne sambil tersenyum kecil.
Baru saja dia hampir terjerembab saat terpeleset kuas lukisan di salah satu tempat kursus lukis. Dan sebuah lengan pria menahan pinggangnya erat menahan berat badannya. Selanjutnya mereka berbincang dan pria itu memperkenalkan identitasnya sebagai pengawal kerajaan Thorn. Aloysius namanya. Pria tampan bak pahatan dewa yunani. Sungguh, Princess Roseanne tidak pernah melihat makhluk Tuhan seindah ini.
"Namamu juga indah. Roseanne, seindah parasmu. Apa kau menyukai bunga mawar?" tanyanya.
Princess Roseanne menutupi pipinya yang kian memanas dan berwarna merah muda. "Aish.. kau bisa saja. Hm..iya, aku menyukai mawar."
"Tunggu. Apa kau kesini sendiri? Dimana pengawalmu?"
Hari ini Princess Roseanne memang keluar tanpa pengawalan. Itu bisa dibilang kabur, tapi dia enggan menyebutnya dengan kabur. Julukan itu terlihat tidak pantas untuk putri anggun sepertinya. Beda lagi kalau Princess Arlisa. Menurut Princess Roseanne kata-kata seperti itu hanya pantas disematkan pada Princess Arlisa.
"Kau tau aku seorang putri?"
"Tentu."
"Bagaimana kau bisa tau?"
Pria itu terkekeh. "Aku beberapa kali melihatmu menyelundup seperti ini."
"M-menyelundup? A-aku hanya ingin mencari udara segar," elaknya.
"Udara segar? Haha.. sepertinya kau memang putri yang nakal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed (Taeyong × Lisa) [End]
Acak"Lepaskan aku bodoh!" -Princess Arlisa Aqueliqueae de Lufas - "Wow, rupanya mulutmu sangat manis tuan putri. Apakah ini yang diajarkan raja dan ratu pada anak gadisnya ini? Baiklah tuan putri, pangeranmu ini siap untuk membimbingmu. -Prince Theodore...