"Jangan pernah lagi lo panggil gue kakak,ngerti nggak lo!"
Ammar mendorong kuat bahu letta hingga tersungkur ke lantai bahkan, ia sempat menampar keras pipi letta hingga meninggalkan bekas memerah.
Nafasnya memburu,tatapan hangat dan lembut itu kini sudah tidak ada lagi. Tanpa sepatah kata lagi,ia melenggang pergi dengan koper besar ditangannya.
Letta meremas kuat rok nya,menahan air matanya agar tidak lolos keluar. Letta tidak menyangka,kakak nya menjadi kejam seperti ini bukan lagi ammar yang letta kenal. Letta bangkit dari tersungkurnya.
"Cup cup cup anak manis,kasian deh..." ejek seorang gadis yang datang bersama ammar.
Letta menatap nyalang gadis di hadapannya ini,ia menepis kasar tangan yang bertengger di bahunya. "Dasar iblis...lebih baik lo mati tau gak!" Sarkas letta yang kemudian mendapat tamparan keras di pipinya,lagi.
"Jaga mulutnya ya anak kecil," ujarnya seraya mengelus rambut panjang letta.
"Lo,nggak seharusnya kembali!"
Gadis di hadapannya ini menarik kuat rambut milik letta tanpa merasa iba sedikitpun ia menghempaskan dengan kasar membuat letta terbentur dinding cukup kuat.
Selepas kepergian keduanya,letta tidak bisa lagi membendung air mata nya,tubuhnya lemas,ia memeluk kedua kakinya membenamkan wajahnya menumpahkan segala bendungan air mata yang sedari tadi ia tahan. Letta benar-benar sendiri sekarang.
Hujan deras malam ini yang disertai petir seolah mendukung letta untuk menumpahkan air matanya,bunyi petir yang bersahutan menenggelamkan suara dari gadis ini.
****************
Bunyi bel rumah letta mengusik ketiga gadis yang tengah asyik menonton drama korea favorit mereka."Malem-malem gini siapa yang dateng lett?"
Letta melirik jam di meja belajarnya,pukul 22:00 letta berfikir sejenak,tidak mungkin kalau itu adalah ammar
"mungkin go food kita lett," ujar sarah
"Bentar,gue cek dulu ke bawah,"
Letta menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai bawah, tidak ada siapapun ketika letta membuka pintu,ia memutuskan untuk kembali ke atas namun atensinya teralihkan ketika melihat sekelebat bayangan hitam.
"Siapa itu?" Teriak letta
berkali-kali letta berteriak namun tetap saja nihil,kaki nya tergerak untuk mencari tahu siapa sebenarnya bayangan hitam itu.
Letta berjalan perlahan mencari bayangan tadi hingga tak sadar ia telah berjalan cukup jauh,letta memutuskan untuk kembali. Namun naas,saat ia membalikan tubuhnya,sebuah peristiwa tak terduga menimpa dirinya.
Violetta birendra,tubuhnya terpental cukup jauh beberapa meter akibat container dengan kecepatan penuh yang menabrak dirinya.
Tubuhnya berlumuran penuh darah namun ia masih bisa tersenyum menatap bulan yang malam ini sinarnya begitu terang.
Dibalik itu,seseorang dengan hoodie hitam dan masker yang menutupi wajahnya menampilkan seringaian keji nya tertawa puas dengan apa yang terjadi didepannya.
"Selamat tinggal anak manis,"
///////////////////////
Sementara itu,bunyi notifikasi ponsel devi mengalihkan atensi keduanya,dimana pesanan makanan mereka baru saja diantar.
"Sar,hampir 15 menit letta belum balik kesini," ujar devi setelah mendapat notifikasi tersebut.
"Iya,kok letta lama banget ngobrol sama abang go food nya. Jangan-jangan letta di godain sama abang nya dev!"
"Capek ngomong sama lo." Devi bergegas turun meninggalkan sarah,ia benar-benar cemas sekarang.
"Lah,apa salah gue sih?".
Raut cemas semakin kentara di wajah devi kala melihat pintu rumah letta terbuka dan tidak ada letta disana.
"Dev,letta kok nggak ada?"
Bertepatan dengan itu,sebuah suara mengejutkan keduanya. Devi serta sarah segera berlari keluar mencari keberadaan letta dan sumber suara tersebut.
//////////////////
Halo semua...selamat datang di cerita pertama aku <3
Semoga kalian suka sama apa yang aku tulis...
Jangan lupa vote dan komen nya karna itu berarti banget manteman<3
Ikuti terus cerita aku daann enjooyy<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucciole [ on going ]
Teen Fiction"Kenapa lo ambil semuanya dari hidup gue?!" "Lo terlalu sempurna dengan apa yang lo punya!" "Sekarang,waktu lo sudah habis sampai disini nona kecil." Imbuhnya. Tanpa aba-aba gadis tersebut menembakan pistol yang sedari tadi berada di tangannya, pel...