siapa dia?

3 3 1
                                    


Jam menunjukan pukul 07:15, Ditengah lapangan SMA Ganeshwara saat ini nampak dua gadis cantik yang tengah berdiri menatap bendera di atas sana dengan peluh yang membanjiri wajah cantik keduanya.

Letta benar-benar kesal hari ini dengan sarah, kalau tidak karena sarah memaksa berangkat menggunakan mobil pasti ia tidak akan terlambat seperti ini.

Yap!sarah dan letta tengah menjalani hukuman yang diberikan oleh pak tono.

"Arrghh panas banget..." ujar sarah menurunkan tangan serta kakinya.

Pak tono yang memang mengawasi keduanya dari kejauhan lantas suaranya menggelegar melihat sarah yang tidak berada pada posisi hukumannya.

"Sarah!kembali ke posisi atau bapak tambah durasi hukumannya!" Teriakan pak tono membuat sarah reflek kembali mengangkat satu kakinya.

"Itu si botak ngumpet dimana sih, ada suaranya gak ada orangnya," gumam sarah.

"Mulut lo bego nanti dia denger, hukuman lo nambah mampus." letta melirik sinis ke arah sarah, setelahnya Letta hanya diam saja fokus menjalankan hukumannya daripada ia harus menerima tambahan hukuman dari pak tono.

Letta sesekali mengibaskan tangannya, matahari yang semakin terik membuat keringat di lehernya semakin bercucuran, Rambut nya yang senantiasa ia biarkan tergerai menambah hawa panas di tubuh nya.

Ia melirik jam di pergelangan tangannya, tepat saat itu pluit dari pak tono berbunyi menandakan hukuman mereka telah selesai. Letta dan sarah memilih untuk duduk sejenak di bawah pohon dekat lapangan.

///////////////////////

Di koridor lantai atas terlihat Vano yang tengah berjalan menuju toilet, pandangannya tak sengaja menangkap keberadaan letta di bawah sana, Ia kemudian berinisiatif untuk membeli air mineral setelah urusannya di toilet selesai.

Vano telah selesai dengan buang air kecilnya, saat ini ia berada di depan pintu kantin, hatinya ragu untuk memberikan sebotol air mineral yang berada dalam genggamannya saat ini.

Setelah berperang dengan pikirannya bagaimana cara agar air mineral ini tidak ditolak oleh letta, terlintas ide cemerlang saat ia melihat seorang adik kelas yang cukup dekat dengannya keluar dari toilet.

"Rish, sini bentar," panggil vano melambaikan tangannya pada gadis yang diketahui bernama Risha.

"Iya kenapa kak?" Ucapnya tersenyum ramah

"Gue minta tolong, kasih air mineral ini ke letta di bawah. Sebentar lagi hukumannya selesai," ujarnya to the point dengan menunjuk ke arah letta dibawah sana.

Risha mengangguk dengan senyuman yang tak hilang dari wajahnya.

"Oke, pulang sekolah gue traktir bakso mang udin bilang masukin ke kasbon vano,"

Risha yang semula senang lantas menggelengkan kepala nya karena ucapan vano tersebut.

Setelah vano pergi kembali ke kelasnya, gadis bernama risha itu bergegas turun ke bawah untuk menghampiri letta.

"Hai kak," sapa risha pada sarah serta letta yang tengah duduk berteduh di bawah pohon

"Halo risha, kenapa rish?" Tanya letta tak kalah ramah

"Ini kak ada titipan buat kak letta," risha menyodorkan minuman tersebut ke arah letta.

"Dari si.."

ucapan letta terpotong ketika dengan sigapnya sarah menyambar air mineral itu dan meneguknya hingga hampir habis.

Letta yang menyaksikan hal tersebut tidak menyangka sahabatnya yang satu ini benar-benar tidak punya akhlak. Ah! lebih tepatnya akhlak nya telah hanyut.

Lucciole [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang