LeoVandor

4 2 0
                                    

Hai...

Selamat membacaa
○○○○○○○

Jangan lupa vote& follow....
-
-
-
-
-

Langit kian menggelap, sekelompok pemuda tengah berkumpul di sebuah tempat yang cukup megah namun terlihat seperti tempat terbengkalai jika dari luar.

Mereka berkerumun di sebuah kursi panjang yang membentuk setengah lingkaran, ditengah-tengah mereka terdapat berbagai camilan dan minuman andalan mereka serta sebuah laptop yang menampilkan kartun favorit mereka. Iya benar kartun.

"Anjir, kasian banget memei mail cinta beda agama,"

"Mei-mei bukan memei." Shanka menoyor kepala aldi pelan.

"Sama aja, ribut deh lo" aldi membalas dengan melempar kulit kacang.

Sudah dapat ditebak bukan film favorit mereka. Upin & ipin.

"Fizi kayak nya didikan lo deh, van."

Vano yang sedari tadi memisahkan diri tengah merokok bersama ammar mendelik tajam kearah denis.

"Apaan lo bawa-bawa gue"

"Mulut lo pedes kaya fizi," sahut denis dengan cengiran tak berdosa nya.

Vano tidak lagi menanggapi teman nya itu, ia kembali menyesap rokok yang hampir habis dengan ammar di sampingnya.

LeoVandor, sebuah geng motor yang dibentuk oleh vano namun diketuai oleh ammar. Meskipun hampir 3 tahun LeoVandor berdiri, keberadaannya masih tersembunyi belum banyak di ketahui oleh orang lain. Itu sebabnya tempat mereka berkumpul pun tertutup.

Ammar tidak sama sekali berniat untuk menyembunyikan semua ini, namun insiden dua tahun lalu membuat ammar harus berpikir panjang untuk mengumumkan keberadaan LeoVandor.

"Sampai kapan mar?"

Ammar menatap lurus ke depan, mengepulkan asap rokok nya ke udara.

"Sebentar lagi,"

"Lo selalu bilang seperti itu."

Ammar menghela nafas kasar,
"Gue juga nggak mau terus sembunyi, lo tau sendiri insiden dua tahun lalu berakibat gimana sama geng motor sekarang."

"Tapi sebentar lagi kita lulus mar."
Vano merubah posisi duduknya menghadap ammar

"Gue ngerti, gue janji bulan depan gue akan go public LeoVandor. Tapi gue nggak bisa sendiri, gue butuh support kalian."

Sekelompok remaja yang sedari tadi fokus dengan upin-ipin, mendengar perbincangan vano dan ammar mereka beralih bergabung.

"Gue siap support lo," sahut rino sungguh-sungguh

"Gue juga." Timpal aldi

Ammar tersenyum tipis dalam hatinya diselimuti rasa penuh haru.

"See? Kita siap kapanpun dan apapun resikonya mar," ujar vano menepuk bahu ammar.

"Thanks, gue janji bulan depan LeoVandor akan berkibar." Ucap ammar mantap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lucciole [ on going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang