✰ hal buruk

6 2 0
                                    

Hyunjin benci pagi hari, Hyunjin benci terong, Hyunjin benci katak, Hyunjin benci muggle. Mungkin seluruh alam semesta bisa ia benci jika tidak menahan egonya. Namun, ia lebih benci dengan keluarganya, pureblood dan juga dirinya.

Ia selalu merasa sedih di pagi hari, terlalu banyak beban setelah ia membuka matanya, merasa dirinya tidak berguna dan ia merasa sendirian.

Hyunjin benci muggle. Mereka congkak, tamak, merasa dirinya hebat. Padahal mereka tidak ada apa apanya dibanding alam semesta ini. Tidak semua seperti itu sih, tapi tetap saja Hyunjin benci muggle.

Ia benci pureblood, ia benci keluarganya. Keluarga Hwangreshka yang penuh ambisi dan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Melihat orang dari sebelah mata, penuh kesombongan dan terlalu banyak hal buruk yang membuat ia benar benar membenci dan ingin mengutuk keluarganya.

Hyunjin... Membenci dirinya. Membenci dirinya yang tidak dapat melakukan apapun untuk menghentikan kejadian di masa lalu. Hyunjin benci dirinya, dan tidak bisa menghilangkan kebenciannya itu.

Hyunjin membuka matanya, tidurnya terusik. Tepat di depannya ada makhluk berkaki empat sedang menjilat pipi Hyunjin. Kaki mungilnya ikut membantu menepuk bibir sang majikan.

"Oh, Kkami! Sudah pulang, sayang?" Tanya Hyunjin pada anjingnya. Anjing berbulu panjang dengan ras Chihuahua, matanya yang bulat membuat Hyunjin selalu luluh saat melihatnya.

Hanya gonggongan yang membalasnya. Ia beranjak dari tidur, berjalan ke arah kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya. Ah, semoga hari ini menyenangkan.

"Hyunjin, kamu kenapa? Ayo sarapan dulu" Ajak Chan dengan sepiring nasi goreng di tangannya. Jeno sedang sibuk dengan piringnya, makan dengan lahap.

Hyunjin memilih diam dan duduk di samping Jeno. Ia melupakan sesuatu, tapi apa?

Jeno mendongak, menatap Chan yang masih berdiri dengan celemek berwarna merah muda, kontras dengan bajunya yang hitam. "Galau dia, kak. Pacar muggle-nya ngajak putus"

Perkataan Jeno dihadiahi tawa renyah oleh kakak tertua, sedangkan Hyunjin yang sedang mengunyah hanya mendengus kesal.

"Jin, jangan lupa tongkat dibawa" Ucap Jeno menganggu aktivitas Hyunjin- mengisi perut sembari berpikir.

"Iya iya, udah gua kantongin. Lo tumben jadi bawel begini?"

"Gatau, firasat gua ga enak"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Jeno dan Hyunjin memasuki ruang kelasnya, masih sepi, hanya ada mereka dan Hanendra Jisung yang sedang tertidur nyenyak di bangku guru.

Baru aja Hyunjin duduk di bangkunya, Jeno malah berdiri memegangi perut.

"Anjir gua mules" Kata Jeno dengan muka yang tak bisa dikondisikan. Hyunjin malah mengelus perut Jeno, "cup cup sayang, bentar lagi mau lahiran, ya?"

Dahi Hyunjin disentil, masih pagi dan dia udah nyeleneh. Dengan terburu buru Jeno berlari keluar kelas, sudah ga tahan. Tersisa Hyunjin dengan tawanya.

Tawa Hyunjin tampaknya membangunkan tupai yang sedang hibernasi. Hanendra mengucek matanya, menoleh kepada Hyunjin yang sedang meredakan tawanya.

"Dih, ketawa sama siapa lo?"

Hyunjin melirik sinis, "sama diri sendiri, mau apa lu?"

"Wadaw, ngeri ngeri, Hyunjin do not interact, anda mengerikan" Ucap Hanendra sambil memeluk dirinya sendiri. Hyunjin hanya melengos, menghadapi Hanendra Jisung membuatnya lelah dan senang di waktu yang bersamaan.

Hanendra berjalan ke arah Hyunjin, hendak duduk di bangku yang kosong. Namun tak jadi karena ia diberi lirikan sinis oleh Hyunjin.

"Ngapain lukh, katanya do not interact guwa mengerikan" Ucap Hyunjin nyolot. Hanendra atau yang kerap dipanggil Han hanya tertawa, duduk dan akhirnya memeluk lengan Hyunjin, "kangen ayang mbeb"

Hyunjin pukul pala Han dengan kasih sayang, namun tetap membalas pelukan sahabatnya itu.

Lima menit berlalu dengan memeluk satu sama lain, kelas masih sepi karena memang masih sangat pagi. Han memecah keheningan dengan mengawali gosip terbarunya.

"Lo tau kan Jin, kemarin ada anak baru di kelas sebelah?" Tanyanya sambil mendongak, dengan Hyunjin yang sedang memainkan rambutnya.

Hyunjin mengangguk, mengingat kemarin teman kelasnya sibuk berbondong-bondong pergi ke kelas sebelah.

Han melepas pelukannya, dengan semangat ia menceritakan kejadian kemarin. "Gue kan kemarin ikutan ke kelas sana kan, terus ternyata anaknya misterius gitu. LO TAU GAK SIHH, dia di kelas pake jaket sama masker, matanya tajem banget, gue berasa diintimidasi. Waktu gua ajak kenalan dia cuma diem aja, SOMBONG BENER LAW" Cerita Han terlalu menggebu-gebu.

Hyunjin menaikkan alis, sedikit bingung dengan apa yang diceritakan Han. "Anaknya lagi sakit kali, pake masker ga bisa ngomong dulu"

"Tapi, Jin" Raut muka Han tampak berubah, atmosfer juga terasa semakin dingin.

"Gue rasa dia bukan manusia biasa, sama kayak kita"

"Dan gue gatau itu hal baik atau hal buruk, mengingat dementor semakin sering keliling ke sekolah ini"

22 Agustus, 2021.

qualcosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang