Prolog

13 2 1
                                    

Dear, Nicha.

Hai.. apa kabar?
Ah, gak usah basa-basi. Kamu kemana aja sih? Di telepon tidak pernah diangkat, di sms-in juga tidak pernah balas, bahkan kamu pindah rumah sekarang. Aku benci kamu.

06/12, temui aku di cafe tempat kita biasa nongkrong. Aku tidak mau ada alasan kamu tidak hadir dan aku tidak peduli dengan jarak rumahmu sekarang. Pokoknya aku tunggu nanti, kalau tidak hadir maka bersiaplah akan ku habisin kamu.

By. Yuna

.
.

Seseorang berdiri di dekat kotak pos miliknya, sambil ditangannya terdapat surat yang telah dibacanya. Angin terus berhembus membuat rambut panjangnya menari-nari seperti gulungan cokelat lembut yang tergerai di atas bahu dan berkilau dengan warna coklat yang indah. Matanya cokelat yang penuh kehangatan dan kebijaksanaan selalu mampu menyiratkan perasaan yang mendalam. Senyum bahagia terukir diwajahnya saat membuka surat yang diterimanya.

"Iya aku akan datang," lirihnya, lalu ia kembali masuk kedalam rumah.

.
.
.

Disisi lain, terdapat sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan di sebuah taman yang indah. Seorang lelaki tinggi dan gagah, dengan senyum simpul di bibirnya yang bisa membuat terpana melihatnya, begitu juga kekasihnya yang memiliki perawakan seperti seorang wanita yang anggun, berambut panjang, dengan mata yang penuh kehangatan.

"Ethan, emang mau berapa putaran lagi kita?" Ucap wanita tersebut sambil tetap fokus pada langkah-langkah mereka di taman yang indah.

"Hm? Maksudmu?" Tanya lelaki bernama Ethan, yang tak menghentikan langkahnya dan berjalan beriringan dengan pasangannya.

"Kita sudah 4 kali berputar-putar di taman ini. Dan sekarang akan menjadi putaran ke-5. Mau sebanyak apa?" Wanita tersebut menghentikan langkahnya dan melipat kedua tangannya didada seraya menunjukkan wajah cemberutnya.

Ethan hanya bisa tersenyum, "Loh, kamu sendiri yang mau. Katanya ingin pamer kepada semua orang bahwa Jane-ku ini punya pacar seganteng aku ini."

"Lihatlah baju kaus yang kita pakai, ada tulisan di bajumu 'Jane Milik Ethan' dan di bajuku 'Ethan Milik Jane'. Baju ini kan desainmu? Lihat, kita sedang memamerkan kepada seluruh dunia," sambung Ethan sambil menjepit hidung Wanita yang berada didepannya memiliki nama Jane tersebut dengan 2 jari miliknya mengejeknya dengan lembut.

Jane menunjukkan wajah merah malunya sambil memeluk kekasihnya tersebut didepan umum. Setelah itu mereka kembali bergandeng mesra dan melanjutkan berjalan-jalan, kini tujuannya ialah kembali kerumah masing-masing.

"Apakah kamu mendapatkan pesan dari Yuna? Katanya kita mau reunian kecil-kecilan," tanya Yuna.

"Hmm.." jawab singkat dari Ethan.

"Apakah kita akan datang?"

"Tentu saja, aku sumpah dan berjanji, kalau aku sama Yuna tidak memiliki hubungan apa-apa. Aku cuma milikmu saja," gombal Ethan dengan senyum manis membuat senyum melebar terlihat di bibir Yuna.

Dengan kehangatan di hati mereka, sepasang kekasih itu melanjutkan perjalanan mereka, mengisi hari itu dengan kebersamaan.

.
.
.

'yun, gimana? Apakah Nicha bakal datang?'

Memandangi sebuah handphone yang tidak ada balasan sejak kemarin. Ia akhirnya membantingkan handphone-nya keatas ranjang. Seraya menjatuhkan beban badannya yang terasa berat.

"Ah, sial. Aku merindukannya," bisiknya dengan mata yang perlahan terpejam.

"Hey, Mark. Berhentilah berharap, bahwa Nicha akan datang bulan depan," ucap seorang lelaki yang sedang asik memainkan game psp di tv dan matanya begitu fokus melihat tiap permainan.

Lelaki yang memiliki nama Mark tersebut segara bangkit dan mencabut semua kabel-kabel yang berada di kamarnya dengan sedikit amarah.

"Hey!"

"Pergilah dari kamarku, John. Dan berisitirahatlah dirumahmu sendiri," ucapnya tegas dan kemudian kembali ke posisi tiduran.

Tiba-tiba, pesan masuk ke handphone Mark. Ia tidak menyadari pesan itu karena ia sudah memasuki dunia mimpinya, terbuai oleh harapan dan kerinduannya pada Nicha. Pesan tersebut berasal dari temannya, Yuna,  yang memberi dukungan dan mengingatkannya untuk tetap sabar menunggu.

'tenang saja, aku jamin dia datang sesuai kemauan mu. Diam dan ikutin saja,'demikian isi pesan dari Yuna, yang tak terbaca oleh Mark karena ia sudah lenyap di dalam mimpi yang penuh dengan harapan akan pertemuan indah dengan Nicha.

Dalam tidurnya, Mark tetap berharap dan merindukan kehadiran Nicha, mempercayai janji-janji dari teman-temannya, dan menunggu dengan sabar untuk hari yang dinanti-nantikannya.

~~~°°~~~

Echoes of DesolationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang