3

29 14 46
                                    

Selamat membaca ya🖤



Tidak berselang lama akhirnya bel masuk pun berbunyi.

Kring...Kringgg

Camel dan Lia segera duduk di kursinya sambil menyiapkan buku pelajaran selanjutnya.

****

Kini bel pulang sekolah telah berbunyi, camel pun memasukkan semua peralatan sekolahnya ke dalam tasnya.

Ia dan Lia berjalan melewati koridor sekolah, tiba-tiba saja Lia menarik tangan camel untuk berhenti. Ternyata di depan ada kak Alvian yang sedang bersama dengan seorang wanita.

"Kak Alvian ngapain disana berduaan sama cewek ya? Kayaknya itu temen sekelasnya deh,kenapa dandanannya agak centil gitu sih?" Ucap Lia.

"Idih dasar Playboy cap kakap, wajahnya sok polos eh kelakuannya kayak roh halus, udah Li kita langsung terobos aja. Toh kita mau pulang kan? Bukan mau lihat percintaan orang" Ucap Camelia.

Camel menarik tangan Lia lalu mereka berjalan cepat melewati kak Alvian dan temannya itu, Alvian melihat raut wajah camel yang cemberut pun langsung menarik tangannya, Alvian memberikan sebuah cokelat pada Camelia.

"Nih makan, lagi pms ya? Kok raut wajahnya gitu?" Ucap Alvian.

"Eh Al! Kenapa malah dikasih ke dia sih? Itu kan pemberian ku buat kamu, aku beli cokelat mahal gitu buat kamu lho, kan kamu sendiri yang bilang nggak boleh nolak rejeki"

"Bawel deh, aku kan udah terima cokelatnya jadi terserah aku dong mau ku kasih ke siapa, lagian aku alergi cokelat. Situ mau saya masuk rumah sakit?" Ucap Alvian.

Wanita itu langsung berlari menjauh dari mereka, nampaknya ia sangat malu karena tidak tau jika Alvian alergi cokelat.

Camel mengembalikan cokelat itu pada Alvian, tapi Alvian memberikan coklat itu lagi padanya.

"Udah ambil aja, nggak boleh nolak rejeki lagian aku alergi cokelat jadi ambil aja" Ucap Alvian.

"Meskipun kak Alvian alergi cokelat, setidaknya hargai pacar kakak" Ucap Camelia.

"Suka ngasal aja kalau ngomong, siapa bilang aku punya pacar? lagian pacaran itu ribet jadi nggak ada waktu buat pacaran, paham adik-adik? Awas aja kalau nggak dimakan cokelatnya, mubazir nanti" Ucap Alvian.

Alvian langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Udah camel sabar aja, namanya juga kulkas berjalan, udah bawel cuek pula apalagi omongannya tuh pedes banget" Ucap Lia.

Lia dan camel pun berjalan keluar sekolah, tidak lama kemudian mobil jemputan camel pun datang.

****

Sesampainya di rumah.

Camel langsung menuju ke dalam kamarnya, ia pun bergegas pergi mandi. Setelahnya ia pun langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Suara ketukan pintu pun terdengar.

Tok..Tok..

"Bunda boleh masuk, sayang?

"Iya bund" Ucap Camelia.

Ceklek..

Bunda membawakan nampan yang diatasnya terdapat segelas susu dan juga cheese cake kesukaan Camel.

"Nih bunda bawain camilan buat kamu, buruan dimakan gih, eh? Ini kenapa tas sama seragamnya masih berserakan gini sayang?"

Bunda pun membereskan seragam camel, lalu bunda pun mengambil tas camel yang tergeletak di bawah lantai. Bunda menyadari jika resleting tasnya sedikit terbuka, jadi ia mencoba untuk menutup tasnya tapi sepertinya bunda sedikit kesusahan menutup tas itu, lalu bunda pun membuka tas itu.

Saat mencoba menutup resleting tasnya, bunda dibuat kaget dengan keberadaan coklat di dalam tas Camel, lalu bunda pun mengambil cokelat itu dan menunjukkan pada Camel.

"Ehemmm...ini apa sayang?"

"Itu cokelat kan bunda? Kalau mau ya ambil aja bund, aku juga nggak mau makan itu" Ucap Camelia.

"Iya bunda tau ini cokelat, tapi bunda mau tau ini kamu dapat dari siapa? Nggak mungkin kan cokelatnya tiba-tiba ada di dalam tas kamu?"

"Itu dikasih senior ku bund, aslinya tuh dia dikasih temennya tapi ternyata senior ku ini alergi cokelat" Ucap Camelia.

"Berarti bekas dong ini? Tapi nggak masalah, rejeki nggak boleh ditolak dong, yaudah ini cokelatnya buat bunda aja"

****

Kini Camel beserta keluarganya ingin melaksanakan sholat isya berjamaah di masjid terdekat, setelah selesai bersiap-siap kini mereka semua berangkat dengan jalan kaki.

Sesampainya di masjid, Camel mendengar suara azan yang begitu merdu suaranya, ayah dan bunda juga begitu takjub dengan suara azan kali ini.

Camel pun dengan cepat mengambil air wudhu dengan hati yang gembira, setelah itu ia memakai mukenahnya lalu melaksanakan sholat berjamaah.

Setelah selesai sholat, camel dan bunda pun keluar dari masjid lalu kembali memakai sandalnya.

"Camel suara yang azan tadi bagus banget ya? Besok-besok kalau nikah cari imam yang kayak gitu atau mau bunda kenalin aja ke orangnya langsung?"

"Eh! Bunda aneh-aneh aja deh, kita percaya aja deh bund sama takdir Allah. Karena takdirnya itu lebih indah dari yang kita bayangkan" Ucap Camelia.

"Waduh anak bunda pinter banget, eh bentar ya bunda mau masuk dulu, ini kayaknya jam tangan bunda ketinggalan"

Camel melihat kerumunan ibu-ibu yang sedang mengepung seorang laki-laki, camel tidak bisa melihat jelas wajah laki-laki itu karena ia membelakangi Camel.

Camel merasa iba dengan laki-laki itu karena ia ingin pergi tapi masih di tahan oleh ibu-ibu, ia pun menghampiri kerumunan itu.

"Permisi ibu-ibu, ini kenapa baru selesai sholat masih kumpul di luaran masjid gini?" Ucap Camelia.

"Ini neng, dia yang tadi azan itu. Suaranya merdu banget deh, kita cuma mau minta nomernya aja kok"

Laki-laki itu pun berbalik melihat camel, ternyata ia adalah Alvian dengan baju Koko berwarna putih.

"Maaf ya ibu-ibu semua, bukannya saya nggak mau kasih nomer, tapi saya udah punya istri nih" Ucap Alvian sambil tersenyum kecil.

Kerumunan ibu-ibu itu pun langsung bubar seketika mendengar ucapan Alvian. Lalu bunda pun datang berbarengan dengan ayah, mereka berdua pun terkejut melihat camel dengan alvian.

"Ini nih bund, laki-laki yang suaranya merdu tadi, namanya Alvian"

"Ya ampun lama nggak ketemu ya Al? Gimana kabar kamu dan keluarga, baik kan? Ini jodoh nih pasti kalian"

"Lhooo? Bunda kenal sama kak Alvian?" Ucap Camelia.

"Iyaa, dulu ibunya Alvian ini teman waktu sma tapi kita udah jarang ketemu lagi karena sama-sama sibuk"

"Dunia ini yang sempit atau ini emang takdir ya Tante? Seneng banget pasti mama kalau aku cerita ini, kalau gitu aku mau pulang dulu ya Om, Tante, camell" Ucap Alvian.

Alvian pun mencium punggung tangan milik Ayah dan Bunda, lalu ia melambaikan tangan pada Camelia.

****

Sesampainya di rumah, camel pun berjalan menuju dapur, ia mengambil segelas air yang berada di dalam kulkas.

Saat sedang minum, bunda pun datang menghampiri camel.

"Camel, Alvian gimana menurut kamu?"

"Gimana apanya?" Ucap Camelia.

"Sikapnya di sekolah gimana?"

"Dia tuh nyebelin abis bund, udah gitu cuek jutek sama satu lagi kalau ngomong kadang pedes banget, aku masih nggak percaya kalau dia yang tadi kumandangin suara azan" Ucap Camelia.

"Hust, nggak boleh gitu dong, Alvian tuh anak yang baik lho, menurut bunda kalian ini cocok deh" Ucap Bunda.

Camel yang sedang menikmati minum pun sampai tersedak mendengar perkataan bunda.




Terimakasih sudah melihat sampai akhir🖤

Camelia (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang