Bab 94 Raja Pemblokir

60 5 0
                                    

He Yuanjiu berdiri di sana untuk waktu yang lama, dengan wajah kusam, seolah-olah dia tidak bisa percaya fakta bahwa dia diblokir.

"Bagaimana ini mungkin?!"

Butuh waktu lama baginya untuk kembali kepada Tuhan dan melihat Ye Lingchen di depan matanya, murid-muridnya penuh dengan penampilan luar biasa.

“Ada banyak hal mustahil lainnya.” Wajah Ye Lingchen memucat, seolah-olah dia telah melakukan sesuatu yang sepele.

Karena Ye Lingchen menembak bola basket di luar batas, kali ini masih merupakan layanan olahraga.

Pada awal permainan, semua orang sudah merasakan bau mesiu yang kuat di lapangan, dan tembakan blok oleh Ye Lingchen meninggalkan kesan mendalam pada semua orang.

“Tidak perlu membela diri, biarkan dia berbaring,” Ye Lingchen berkata kepada orang-orang di departemen literatur.

Lawan tidak mengikuti aturan permainan sama sekali, dan pertahanan tidak berguna.

Sajikan!

Namun, ketika He Yuan mendapatkan bola, seluruh orang membeku.

Bukan hanya dia, semua orang menahan.

Di seluruh pengadilan, tidak ada seorang pun yang bisa dipertahankan, dan departemen literatur hanya melihatnya, seolah-olah kotak bola basket itu terbuka, memungkinkannya untuk bermain sesuai keinginannya.

Wajahnya membiru sesaat, dan pengabaian ini lebih dalam daripada penghinaan verbal apa pun.

Ambil napas dalam-dalam, kilatan cahaya di matamu, aku akan membuatmu menyesal!

Dribble, langsung naik!

Lepas dan tembak!

Namun, adegan yang sama muncul kembali, bayangan tiba-tiba melompat!

"Bang!"

Suara balok yang lebih keras dari sekadar terdengar, bola basket hampir saja terbang dengan menggosok kepala He Yuan!

Ye Lingchen tidak memiliki kesedihan atau kegembiraan di matanya, memandang He Yuan dengan ringan, dan perlahan-lahan berbicara, "Lanjutkan!"

Untuk ketiga kalinya, He Yuan menyuruh orang memegang Ye Lingchen.

Namun, Ye Lingchen terlihat seperti hantu dan mudah menembus rintangan.

"Bang!"

Topi ketiga berbunyi.

Para hadirin, diam!

Para penonton tercengang, dan para pemandu sorak di He Yuan itu terpana, bahkan orang-orang di departemen literatur pun terpana.

He Yuan tertegun berdiri di bawah bingkai bola, seluruh tubuhnya sedikit gemetar.

Malu!

Rasa malu yang aneh!

Matanya merah dan dia tidak bisa menunggu Ye Lingchen.

I Truly Am The God of LearningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang