sàtu

2 1 0
                                    

"Nanti pulang sekolah,kakak jangan jemput aku". Satelah duduk di kursi sebelah pengemudi, Farah berkata demikian kepada seseorang yang ada sebelahnya.

Hamdani prasetyo, yang kerap Farah panggil sebagai kakak itu mengerutkan kening dan bertanya

"kenapa? Kenapa gak mau kakak jemput? Ini kan tugas kakak Far. Kakak juga pengen Antar-jemput kamu ke sekolah kaya yang Ayah lakuin. Semenjak Ayah meninggal, kamu jadi gini Far.

"Bukan gitu kak, aku mau main dulu sama temen". Jawab Farah berbohong. Pasalnya, dia tidak mempunyai teman di kelasnya, ataupun disekolah.

Setelah mendengar jawaban adiknya, Dani langsung menoleh ke kiri, tepatnya kepada adiknya.

"Paling di cafe deket sekolah kak". Lanjut Farah cepat.

Helaan nafas yang keluar dari mulut Dani. "Yaudah. Kalo udah selesai main, langsung pulang. Jangan pergi kemana-mana lagi".

Hanya senyuman dan anggukkan kepala yang Farah berikan kepada Dani sebagai jawaban bahwa ia setuju.

°•°

Setelah beberapa menit perjalanan menuju sekolah, akhirnya mereka berdua sampai di 'SMA Darma Nusantara'. Yaitu tempat Farah menimba ilmu.

"Belajar yang bener". Ucap Dani setelah Farah mencium tangannya dan akan memasuki gerbang sekolahnya.

"Iya". Jawab Farah sambil tersenyum.

"Kakak berangkat kerja dulu". Dani berkata, dan melambaikan tangannya kepada Farah.

Farah pun melambaikan tangannya kepada Dani "Hati-hati kak". Dan dibalas anggukkan kepala oleh Dani.

Saat dirinya melangkahkan kaki memasuki gerbang sekolahnya, rupanya sekolah sedang dalam keadaan cukup ramai. Tapi Farah tidak memperdulikan itu, kakinya terus saja melangkah sampai ia masuk ke kelas XI-ips3.

Farah langsung berjalan lagi untuk menuju ke bangku dimana ia duduk di kelas itu, yaitu bangku paling belakang, mentok dengan tembok. Setelah ia sampai ke bangkunya, ia langsung duduk, menyimpan tas dibangku kirinya yang kosong dan berdiam diri di kelas menunggu bel masuk berbunyi.

kriiiiiiiing..

Tak lama kemudian, suara bel menghiasi indera pendengarannya dan suara hiruk pikuk perempuan dan laki-laki mendominasi. Ya sepertinya itu suara murid-murid kelasnya  yang akan masuk kelas.

Dan benar saja, itu suara murid-murid kelas XI-ips3. Mereka masuk berbondong-bondong dan saling mendorong satu sama lain. Seperti sedang dikejar setan.

Setelah itu, datanglah Bu Alya selaku guru bahasa indonesia. Mengajarkan materi pelajaran kepada murid-muridnya itu. Termasuk Farah yang ada didalamnya.

°•°

Waktu istirahat pun telah tiba, tapi Farah enggan bangkit dari tempat duduknya. Sepertinya ia sudah nyaman dengan tempat duduknya itu.

"Farah, mau sekalian ke kantin bareng kita?". Amelia, sering kali mengajak Farah untuk bergabung bersamanya teman-temannya tapi, selalu mendapatkan penolakan yang halus dari sang empu.

"Kalian duluan aja". Jawab Farah.

Setelah mendengar jawaban Farah, Amelia pergi berpamitan kepada Farah. Dan berlalu meninggalkan Farah sendiri di kelas.

Didalam kesendiriannya di kelas, akhirnya Farah memutuskan untuk mengambil ponsel yang ia letakkan di dalam tasnya.

Disaat ia membuka aplikasi berlogo telefon yang berwarna hijau, ia terfokus pada salahsatu snap whatsapp yang baru saja di unggah beberapa menit yang lalu-oleh orang yang sangat ia sayangi.

Didalam unggahan itu, terdapat potret sebuah keluarga yang sedang melakukan sarapan pagi di ruang meja makan. Terdiri dari dua orang, yaitu pria dan wanita dewasa yang sepertinya mereka adalah sepasang suami dan istri. Dan satu anak perempuan yang sepertinya masih duduk dibangku sekolah dasar.

Di dalam foto itu, nampak sekali raut wajah yang sangat bahagia terpancar dari wajah seorang wanita dewasa.

"Mama..". Lirihnya.

Hati Farah berdenyut nyeri melihat kebahagiaan yang terpancar dari keluarga itu. Matanya memanas, sepertinya sebentar lagi cairan bening akan meluncur membasahi pipi.

Dan benar saja, cairan bening itu keluar membasahi pipinya. Belum sempat air mata itu terjatuh, ia dikagetkan dengan suara bel yang berbunyi, menandakan waktu istirahat telah habis.

Farah segera menghapus air mata itu dengan kasar. Ia takut ada murid yang lain melihatnya.

°•°

Saat ini Farah sedang berjalan menuju suatu tempat. Bukan cafe, bukan tempat yang ia katakan kepada kakaknya. Melainkan tempat yang terdapat bangku-bangku di cat berwarna putih yang berjejer mengelilingi air mancur.

Di sekelilingnya terdapat pohon-pohon rindang yang cocok dijadikan tempat piknik ataupun sekedar duduk-duduk dibawah pohon tersebut.

Taman. Ya tempat itu adalah taman. Tempat yang menurutnya memberikan ketenangan. Tempat dimana ia bisa melihat bintang dengan jelas ketika waktu malam.

Farah mendudukan dirinya pada salah satu kursi yang ada Di taman itu,  matanya menyapu ke arah sekelilingnya.

Hmm, cukup ramai.

Dirinya hanya berdiam diri disana, di bangku bercat putih , yang cat nya terkelupas dimakan usia.

Bibirnya tersenyum simpul, ketika melihat sebuah keluarga yang ada di taman itu sedang bercanda gurau.

Ia iri. Kenapa dirinya tidak bisa seperti itu lagi.

Matanya memburam, pandangan matanya tidak jelas, disebabkan oleh air mata yang membendung di pelupuk mata.

Ayahnya telah pergi meninggalkan ia untuk selama-lamanya. Sedangkan Mamanya, ia pun ikut pergi meninggalkan dirinya dan membangun kehidupan baru bersama orang yang ia sebut 'suami barunya'.

Kali ini, ia bangun dari duduknya. Sepertinya dia akan pergi meninggalkan tempat itu.

Sebelum kakinya melangkah untuk pergi, ia sempatkan menengok ke arah langit yang berwarna biru bercampur dengan warna jingga. Ia mengadahkan wajahnya ke atas, tepat ke arah langit.

"Nanti aku ke sini lagi Yah, ayah harus hadir. Temenin aku".

________

Terima kasih udah mampir!!



















Eh...

Emamg ada yang mampir?

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang