Chapter 2

7 0 0
                                    

Selamat membaca :)

Jovanka mengalami mimpi buruk.

Mimpinya :

Jovanka terbangun di tengah koridor sekolah saat malam hari.
Jovanka sangat bingung kenapa ia bisa berada di sini. Lalu terdengar suara melangkah.

"Siapa itu?" Tanya Jovanka.

Suara melangkah itu mendekat ke arah Jovanka. Lalu tepat terdengar di sampingnya,

"Aku Naomi :}"

Suara itu terdengar dengan nada yang sangat rendah, lalu disusul dengan suara ketawa kecil.

Jovanka yang terkejut segera berlari entah kemana, ia bersembunyi di toiket wanita, dan menunggu seseorang menemukannya.

Lalu tiba-tiba terdengar suara melangkah lagi yang mendekat ke toilet wanita. Jovanka menahan napas agar tidak tertangkap. Tapi orang itu membuka pinta toilet dimana Jovanka bersembunyi dan mencekiknya hingga mati. Orang itu memakai gaun berwarna merah darah, dan dia seorang perempuan cantik, tapi Jovanka tidak begitu memperhatikan wajahnya.

Jovanka terbangun dan berteriak ketakutan, ibunya yang panik mendatangi kamar Jkvanka dan menenangkannya. Badan Jovanka sangat panas, dan Jovanka basah kuyup keringetan. Ibunya kemudian membawa Jovanka ke dokter.

Kata dokter, Jovanka hanya demam biasa. Lalu dokter memberi obat pusing dan obat demam. Jovanka mengatakan kalau ia mengalami mimpi buruk, ia bermimpi telah di cekik oleh seseorang sampai mati. Ibunya mencoba menenangkannya dengan mengatakan,

"Kamu gausah takut, mimpi meninggal sebenarnya artinya bagus loh."

"Tapi ma, masa mimpi di bunuh, kalo mimpi meninggal serangan jantung mah biasa, ini di bunuh ma, di cekik!"

"Udah pokoknya sekarang kamu minum obat terus istirahat, ok?"

"Yaudah, terserah mama."

Jovanka lalu meminum obat dan kembali ke kamarnya untuk tidur.

*keesokan harinya*

Jovanka masih dalam keadaan demam. Ibunya lalu memberikan surat ijin kepada bu guru.

Di sekolah, Zenna, Eric, Zelinne, dan Jarvis mencari Jovanka, tetapi Jovanka tidak ada di sekolah. Lalu Zelinne bertanya kepada Bu guru dimana Jovanka. Bu Guru menjawab kalau Jovanka sedang sakit demam.

Jarvis berencana setelah selesai sekolah, ia dan teman-temannya akan menjenguk Jovanka. Tiba-tiba Naomi menghampiri mereka dan memberikan mereka apel.

"Ini buat Jovanka, aku tau dia lagi demam, aku nitip salam ya? Aku ga bisa kesana, soalnya aku ada acara keluarga habis pulang sekolah." Ucap Naomi.

"Hah- oh ok" Kata Eric.

Eric bertanya-tanya, kenapa Naomi bisa tau kalau Jovanka tidak datang? Naomi baru saja datang dab belum bertemu bu guru, atau bertanya sekalipun. Dari saat ini mereka sedikit curiga pada Naomi, tapi mereka berusaha menghiraukannya.

Setelah selesai sekolah, mereka segera naik mobil Eric dan pergi ke rumah Jovanka.

Ditengah perjalanan, tiba-tiba suasana jadi mencekam, dan kabut menutupi pandangan mereka, Eric menyetir dengan pelan agar tidak menabrak sesuatu. Eric dan semuanya terkejut karena Naomi berada di depan mobil mereka, lalu lari entah kemana. Mereka semakin merasa aneh dengan Naomi.

Setelah sampai di rumah Jovanka, mereka mengetuk pintu, dan pintu di buka kan oleh ibu Jovanka.

"Permisi tante, Jovanka nya ada di rumah? Kita mau jenguk Jovanka hehe." Ucap Zenna.

"Ahh iya, Jovanka ada, tapi lagi di kamar, tante panggilin dulu ya?" Ucap ibu Jovanka.

"Ehh gausah tan, kita sendiri aja yang naik, nanti nge repotin tante."

"Yaudah, sini tante antar."

Mereka pun menuju kamar Jovanka.

"Hai Vannnn" ucap Jarvis.

"Hah?"

"Kebiasaan deh lu Van, hah heh hah heh tros" ucap Zelinne.

"Kalian ngapain disini?"

"Nganterin lu ke alam baka! Ya kagak lah, kita mau jenguk elu -_-" Ucap Eric.

"Ga usah nge gas kali, yaudah sini makanannya, gw laper."

"Nih"

Lalu mereka ber 4 menceritakan kejadian saat mereka di mobil.

"Btw, gw mau cerita Van." Ucap Zenna.

"Cerita apa? Kancil kejedot tembok?"

"Nyebelin ni anak, ya kagak lah!."

"Jadi tadi, kita naik mobil Eric buat jengukin lu"

"Hm, trus?"

"Trus tiba-tiba ada kabut tebel nyelimutin jalanan, jadi yaudah si Eric agak pelan-pelan jalanin mobilnya."

"Trus tiba-tiba Naomi entah darimana muncul depan mobil, trus lari ilang entah kemana."

"Beneran?" Tanya Jovanka.

"Ya iyalah, ngapain boong?" Jawab Eric.

"Sebenernya gw juga mau cerita." Ucap Jovanka.

"Cerita aja." Jawab Eric.

"Gw kemarin sebenernya gak bawa motor, gw mau cari Naomi, tapi tu anak kagak keliatan."

"Jadi yaudah, gw plng jalan kaki deh."

"Sama juga kayak lu, tiba-tiba ada kabut tebel, gw juga ngerasa ada yang berdiri belakang gw."

"Jadi yaudah gw lari pulang kerumah, ngos-ngosan."

"Trus gw waktu tidur juga mimpi di cekek sampai mati sama orang yang familiar, pake gaun warna marah darah, rambut pendek, tapi mukanya ga begitu gw perhatiin."

"Waktu bangun, gw udah keringetan dan demam."

"Ya ampun, kok bisa gitu ya? Jangan-jangan kita di terror." Ucap Jarvis.

"Gw juga ga tau, tapi semoga itu mimpi cuma gara-gara gw parno sama Naomi." Ucap Jovanka.

"Yauda, mau main game aja gak? Daripada suasananya serem begini." Ucap Jovanka.

"Kuy, gas ngengggg" ucap mereka semua.

TO BE CONTINUED.....

Hide And SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang