Chapter 4

15 1 0
                                    

Setelah mereka berdiskusi panjang lebar, mereka semua akhirnya keluar dari rumah Zenna.

Tidak sengaja Jovanka melihat seperti ada seseorang yang mengintai mereka, tapi Jovanka tidak melihat ada seseorang, padahal ada.

Mereka pergi ke kedai untuk makan malam, di kedai tersebut ada TV yang sedang menyiarkan berita tentang Kiara yang menghilang 4 tahun lalu, Zenna menyuruh mereka untuk jangan memikirkan Kiara dulu, karena mereka tadi sudah lelah berdiskusi.

*beberapa menit kemudian*

"Gw pulang dulu ya, udah maghrib." Ucap Jovanka.

"Iya gw juga nih." Ucap Jarvis.

"Semuanya udah mau pulang gak? Kalo iya semuanya gw anterin pulang." Ucap Eric.

"Gw mau pulang juga sih." Ucap Zelinne.

"Yaudah semuanya gw anterin, yok naik." Ucap Eric.

*di mobil*

Zelinne yang sedang bermain dengan hp nya tiba-tiba di SMS oleh nomor tidak di kenal, foto profil dari nomor tidak di kenal itu hanya sebuah gaun berwarna merah. Zelinne bertanya apakah salah satu dari mereka mengenal nomor ini.

"Nomor siapa ini?" Tanya Zelinne.

"Ada yang tau nomor ini gak?"

"Enggak tau." Jawab Jovanka.

"Gw juga ga tau Zel." Ucap Zenna dan Jarvis.

"Lu tau nomor ini gak Ric?" Tanya Zelinne.

"Gw ga bisa liat, lagi nyetir, sebutin aja nomornya." Jawab Eric.

"08*******"

"Gak, gw ga kenal nomor itu. Coba liat foto profilnya."

"Foto profilnya gaun warna merah."

"Beneran? Coba liat!" Ucap Jovanka.

"Nih."

Jovanka terkejut karena foto profil nomor tak di kenal itu adalah gaun merah yang sama seperti di mimpi Jovanka.

"Hah? Ini gaun yang sama kayak di mimpi gw, gaun warna merah dan bentuknya sama."

"Beneran? Mungkin cuma kebetulan."

"Mungkin ya..."

Eric mengantar Jovanka terlebih dahulu ke rumahnya.

"Dah sampe Van."

"Makasih ya."

Jovanka kembali menyalakan TV untuk melihat berita.

Masih berita yang sama seperti kemarin, tentang Kiara. Jovanka bingung, memangnya kenapa bisa viral di berita?

Lalu berita mengatakan kalau seminggu yang lalu di temukan kasus pembunuhan dengan keadaan korban di mutilasi lagi. Polisi mendeteksi ada sidik jari seseorang, tapi hanya 1. Berarti si pembunuh sangatlah pintar, tapi meninggalkan 1 sidik jari.

Setelah di identifikasi, ternyata itu adalah sidik jadi milik Kiara.

Itulah yang membuat Kiara menjadi viral lagi.

Jovanka jadi kepikiran tentang Kiara dan Naomi lagi, Jovanka berpikir lalu dia membuat sugesti. Bisa saja Naomi adalah kembaran dari Kiara, karena seperti yang Jarvis bilang, Naomi yang muncul dengan jepitan rambut yang sama, tapi tidak angkanya.

Lalu Jovanka dapat SMS dari grup sekolahnya bahwa ujian nasional 1 bulan lagi akan dimulai, Jovanka kemudian bergegas untuk nelajar untuk ujian nasional. Karena setelah ujian ini, Jovanka akan lulus SMA.

Ibunya Jovanka lalu memanggil Jovanka.

"Vanka! Tadi mama lupa, ada yang dateng ke rumah kamu pinjem buku."

"Siapa ma?"

"Dia ga kasih tau namanya sih, tapi dia rambutnya pendek, cuman seleher dan pakai jepitan segitiga."

Jovanka yang mendengar itu langsung gelisah.

"Ma, lain kali mama tanya dulu namanya."

"Iya."

Hari minggunya, Jovanka terbangun lalu memakan sarapan, ia juga sambil memegang hapenya.

Jovanka mendapat SMS dari nomor yang tidak di kenal sama seperti Zelinne. Nomor tidak dikenal itu memiliki foto profil yang sama. Di SMS itu tertulis...

"Kamu bisa lari, tapi kamu tidak bisa sembunyi :)." Di tambah emotikon senyum.

Siangnya, Jovanka mendengar ada yang mengetuk pintunya sangat keras, seperti ingin mendobrak masuk. Saat Jovanka buka, tidak ada siapa-siapa, melainkan sebuah kardus.

Saat di buka, ternyata isinya... organ manusia, potongan tubuh manusia (tangan dan kaki) dan buku Jovanka yang kemarin di pinjam. Jovanka langsung berteriak dan terjatuh, dia sangat panik dan ketakutan.

Ibunya yang mendengar segera turun ke bawah dan menenangkan Jovanka.

"MA! ITU ISI KARDUSNYA!"

Ibunya segera melihat isi kardus tersebut, tapi yang ibunya lihat hanya beberapa buku yang di pinjam 'seseorang' kemarin.

"Apa, itu ga ada apa-apa, cuman buku kamu yang di pinjem kemarin!"

"Enggak itu ada organ sama potongan tangan ma!"

"Enggak ada, kamu cuma halusinasi."

Setelah Jovanka lihat lagi, ternyata benar, hanya beberapa buku.

Ibu Jovanka lalu memberi Jovanka minuman kesukaannya agar Jovanka tetap tenang dan berhenti memikirkan halusinasinya yang tadi.

Jovanka lalu mengambil bukunya dalam kardus itu. Jovanka melihat ada satu kertas yang berisi tulisan "Kamu bisa lari, tapi kamu tidak bisa sembunyi :)".

Jovanka semakin ngeri dan ia merasa semakin yakin ada yang tidak beres antara Naomi dan Kiara.

TO BE CONTINUED....

*Jangan lupa vote nya ya ^^

Hide And SeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang