1

581 89 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen -,-

***

"Jadi kalian akan menikah lagi kan?"

Tanya Sang Hyun memastikan pada dua orang yang kini duduk di hadapannya. Dengan malu-malu Sooyoung tersenyum dan mengangguk cepat. Saat ini mereka tengah berkumpul di kediaman mewah milik Jung Ran. Merayakan kembalinya Sooyoung setelah meninggalkan tanah Korea empat tahun lamanya.

Dengan dibantu para pelayan, Sunhwa menyiapkan beragam hidangan kesukaan puteri sulungnya itu. Karena ia yakin Sooyoung pasti sangat merindukan masakan Korea. Terbukti saat ini wanita itu sudah tak memperdulikan suasana di sekitarnya dan lebih sibuk menyantap beragam hidangan yang tertata rapi di atas meja makan. Sementara Sehun hanya tersenyum memperhatikan wanita di sampingnya dengan menumpu dagu pada salah satu tangannya.

"Jisung mana? Bukankah nenek bilang Jisung ada disini?"

"Adikmu itu pergi sebentar untuk menyelesaikan pekerjaannya."

"Peker..jaan?"

"Ah ibu belum pernah mengatakannya padamu ya? Semenjak setahun yang lalu Jisung sudah resmi bekerja di perusahaan. Ia bahkan memiliki posisi penting berkat keterampilannya. Tidak hanya mengandalkan nama ayahnya."

Ujar Sunhwa berapi-api dan terlihat jelas kilat bangga di sepasang mata wanita paruh baya itu. Sementara mendengar berita mengejutkan tersebut, Sooyoung menutup mulut dengan kedua telapak tangannya. Sepasang matanya membulat sempurna seolah benar-benar terkejut mendengar berita dari sang ibu.

Seingatnya ketika terakhir kali bertemu, adiknya itu masih menjadi anak lelaki yang manja dan hanya bisa merengek ketika menginginkan suatu barang. Dan lihat apa yang di dapatinya kini. Benar-benar tak bisa dipercaya hingga membuat wanita itu beralih menatap Sehun seolah bertanya mengenai kebenaran tersebut. Sementara Sehun mengangguk membenarkan seraya mengusap lembut puncak kepala Sooyoung.

Suara derap langkah yang terdengar makin dekat membuat Sooyoung berbalik dan mendapati adik lelakinya yang nampak rapi mengenakan setelan jas formal. Tampak begitu gagah dan tak seperti dirinya. Sontak wanita itu bangkit dari duduknya dan bergegas menghampiri.

"Jisung, kau-"

Sooyoung menggantung kalimatnya kala lelaki jangkung di hadapannya itu menghambur memeluknya.

"Kenapa kau baru kembali sekarang kak? Kau tak tau jika aku mengkhawatirkanmu? Bodoh."

Seulas senyum tipis terukir di bibir wanita itu mendengar umpatan yang tak lupa Jisung sisipkan kepadanya. Ya. Mau sedewasa apapun adiknya itu, sikap kurang ajarnya itu rupanya tak pernah berubah. Perlahan Sooyoung melingkarkan kedua tangannya pada punggung lebar Jisung dan mengusapnya pelan.

"Kau sudah tumbuh besar. Park Jisung, aku merindukanmu."

"Jangan pernah pergi lagi. Jika kau melakukannya, aku bersumpah akan mencarimu dan mematahkan kakimu."

Sooyoung tergelak mendengar ancaman adiknya. Wanita itu lantas melepas pelukannya dan memukul pelan lengan Jisung.

"Kau pasti lapar. Ayo makan."

Ajaknya seraya menarik tangan lelaki itu menuju meja makan dimana semua orang tengah memperhatikan drama dadakan sepasang kakak beradik yang telah lama berpisah.

-

Sooyoung berdiri memperhatikan taman yang terletak tak jauh dari jangkauannya. Dengan bersedekap dada, wanita itu tersenyum dan memejamkan mata kala semilir angin berhembus lembut menyapa wajah cantiknya.

"Nyonya."

Suara familiar yang telah lama tak ia dengar membuatnya lantas berbalik. Wanita itu kembali tersenyum kala melihat kedatangan Soojung yang berjalan mendekatinya. Tanpa buka suara, Sooyoung memeluk wanita itu untuk beberapa saat.

"Bagaimana kabarmu Soojung?"

"Saya baik. Anda terlihat semakin cantik."

Sooyoung tertawa mendengar pujian dari mantan sekertarisnya itu.

"Lama tak bertemu mengapa kau jadi pandai berkata-kata?"

Ujarnya sementara Soojung hanya tersenyum. Sooyoung kembali menatap taman di hadapannya dan menghirup nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan.

"Sudah lama aku tak kesini. Rasanya sangat nyaman."

"Semua orang merindukan anda nyonya. Para pelayan, bibi Kim, dan para pengawal di mansion sangat kehilangan anda."

"Ah, aku juga merindukan mereka. Aku akan mengajak Sehun untuk bertemu dengan mereka besok."

"Tuan Sehun juga sudah tidak tinggal disana."

Sooyoung kembali menatap Soojung. Kerutan terlihat di kening wanita itu menunggu kelanjutan ceritanya.

"Semenjak kalian bercerai, tuan memilih meninggalkan mansion begitu saja dan membeli apartemen yang baru. Beliau bahkan tidak tinggal di rumah ketua."

"Mengapa?"

"Saya rasa karena kedua tempat itu memiliki kenangan bersama anda."

Ucap Soojung tersipu malu. Sama dengan wanita itu, semburat merah muda melukis tanpa permisi di kedua pipi Sooyoung. Senyumnya kembali terlukis dan ia mengangguk mengerti.

"Aku rasa aku harus pergi."

"Kemana?"

"Setelah ku pikirkan, aku belum benar-benar melepas kerinduanku."

Sahutnya dan berbalik kemudian melangkahkan kakinya. Berjalan memasuki rumah megah itu. Kakinya bergerak menuntunnya menaiki tangga menuju lantai dua. Pada sebuah kamar milik Sehun dengan pintunya yang sedikit terbuka.

Dengan ragu-ragu Sooyoung membuka pintu tersebut dan mengedarkan pandangannya mencoba mencari keberadaan Sehun. Ia menghela nafas kala mendapati sosok yang dicarinya itu tengah tertidur di ranjangnya.

Sooyoung mengambil langkah cepat dan duduk di tepi ranjang. Memperhatikan wajah damai pria itu dengan deru nafasnya yang teratur. Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Sehun. Memperhatikan wajah pria itu dengan seksama dan menikmati hembusan nafas yang menerpa wajahnya. Sooyoung kembali tersenyum seraya melayangkan kecupan singkat di bibir Sehun. Kecupan yang mampu membuat pria itu terjaga dari tidurnya.

Dua pasang mata itu saling menatap dalam keheningan kini. Wajah Sooyoung sudah semerah tomat karena merasa malu tertangkap basah mencuri kesempatan mencium Sehun yang tertidur beberapa saat lalu.

Tanpa berucap, kedua lengan pria itu menarik tubuh Sooyoung begitu cepat hingga kini merubah posisinya berada tepat di atas wanita itu. Mata sayunya yang menatap Sooyoung membuatnya menahan nafas. Menatap dalam pada sepasang manik mata Sehun. Kedua tangan Sooyoung memegangi dadanya kini. Mencoba menormalkan detak jantungnya.

Wanita itu mengerjapkan matanya kala menyadari buliran bening yang lolos dari netra pria itu hingga jatuh ke wajahnya. Perlahan jemari Sooyoung bergerak dan membelai wajah Sehun.

"Mengapa kau menangis?"

"Karena aku terlalu merindukanmu. Aku terlalu bahagia karena kau memberiku kesempatan untuk kembali."

Sooyoung tersenyum mendengar pernyataan Sehun. Pria itu benar-benar banyak berubah. Ia bahkan tak ragu-ragu dalam mengungkapkan perasaannya. Sooyoung meraih tengkuk Sehun, mengisyaratkan pria itu mendekat.

Ketika wajahnya hanya berjarak beberapa centi, Sooyoung melumat lembut bibir Sehun. Sementara pria itu terdiam untuk sepersekian detik hingga ia membalas tautan bibir Sooyoung. Satu tangannya ia gunakan sebagai tumpuan, sedangkan tangannya yang lain membelai lembut wajah wanitanya di sela lumatan bibir mereka yang terasa semakin memanas. Biarlah hari ini keduanya menyalurkan hasrat dan kerinduan yang begitu membara setelah dipisahkan oleh ego untuk waktu yang lama.

~~~

Remarried [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang