Gak vote + komen, aku mogok up.
***
Sooyoung meletakkan buket mini bunga krisan putih pada dua gundukan tanah yang terletak di sudut tamannya. Sedikit rindang karena berlindung di bawah pohon bunga Mugunghwa yang di tanamnya beberapa tahun silam. Disampingnya, Sehun mengusap lembut punggung wanita yang kini tengah di selimuti kesedihan.
"Jika mereka bisa bertahan saat itu, mereka pasti sedang bermain disini. Berlarian di taman dan mengejar kupu-kupu yang hinggap."
"Atau mungkin membantumu menanam tanaman yang kau sukai."
Sooyoung menoleh dan tersenyum tipis, mengangguk menyetujui ucapan pria di sampingnya.
"Aku lapar. Ayo kita makan."
Ucap Sehun seraya bangkit dan mengulurkan tangannya. Wanita itu pun meraih tangan di hadapannya dan turut bangkit. Melingkarkan lengannya di lengan Sehun kemudian berjalan beriringan memasuki mansion mewah milik pria itu. Melangkah menuju ruang makan utama miliknya. Dimana ada beragam hidangan telah tersaji disana, nampak menggiurkan menunggu untuk disantap.
Sehun menarik kursi dan mempersilahkan Sooyoung untuk duduk. Kemudian ia mengambil posisi di duduk di samping wanita itu. Mereka pun mulai menyantap makan siang mereka tanpa berniat buka suara.
-
Sepasang lengan yang melingkar di pinggang ramping Sooyoung membuat wanita yang tengah menikmati pemandangan taman melalui jendela kamarnya yang dulu itu pun menoleh. Tersenyum manis kala merasakan Sehun mengecup lembut ceruk lehernya.
Perlahan Sooyoung melepas pelukan pria itu dan berbalik. Menangkup wajah Sehun dan mengecup lembut bibir tipisnya.
"Aku mencintaimu."
"Aku lebih mencintaimu."
Sahut wanita itu tersenyum manis. Kini ungkapan berisi dua kata itu tak lagi sulit untuk terucap. Baik dari bibirnya, ataupun dari Sehun.
Kening keduanya saling bersentuhan. Saling menikmati hembusan nafas yang menerpa wajah mereka. Menikmati keheningan penuh romansa yang tercipta. Kedua lengan Sehun kembali melingkar di pinggang Sooyoung sedangkan tangan wanita itu menggantung di pundak prianya.
"Aku pikir ini sudah saatnya."
"Hm?"
"Soal pernikahan. Ayo kita mulai membahasnya."
Sooyoung menjauhkan keningnya dan mendongak menatap Sehun.
"Aku tak sabar ingin bersamamu kapanpun aku mau. Dengan status kita saat ini, aku tak bebas menemuimu."
"Kau sangat tidak sabaran."
"Setidaknya kau tau hal itu."
Wanita itu tersenyum dan kembali mengecup bibir Sehun. Namun hal itu tak membuat Sehun puas. Ia melumat bibir Sooyoung. Berhati-hati seolah pergerakannya dapat melukai bibir lembut sang wanita.
"Park Sooyoung, menikahlah denganku. Secepatnya."
Ujarnya di sela tautan bibir mereka. Sementara Sooyoung tak menjawab perkataan pria itu. Ia terlalu larut dalam kenikmatan yang Sehun berikan kepadanya. Membelai rahang tegas pria itu dan semakin memperdalam pagutannya.
Semakin panas hasrat keduanya hingga udara dingin yang menyelimuti ruangan berAC itu tak berarti apa-apa. Terbukti dengan keringat yang mulai membasahi mereka. Di sela ciuman yang semakin memanas itu, Sehun mendorong tubuh Sooyoung hingga membuat wanita itu terduduk di atas ranjang.
Dengan lembut, ia merebahkan tubuh wanitanya tanpa sedikitpun melepas lumatan bibir keduanya. Membelai lembut wajah Sooyoung dengan matanya yang terpejam. Pun wanita itu bergerak bebas di dada bidang Sehun. Hingga suara ketukan pintu yang terdengar sontak membuat dua orang yang siap menghabiskan harinya dengan bercinta itu terpaksa melepas pagutan mereka.
Terdengar helaan nafas pelan Sehun yang masih setia berada di atas tubuh Sooyoung. Ia kembali menatap wanita itu dan tertawa hambar.
"Lihat? Karena inilah aku ingin kita segera menikah. Agar mereka mengerti makna dari sebuah pintu yang di tutup dengan rapat."
Sooyoung tersenyum geli mendapati raut wajah frustasi yang tergambar jelas di wajah Sehun. Dengan berat hati pria itu pun beranjak dari posisinya seraya membenarkan jasnya yang sedikit berantakan karena Sooyoung yang nyaris melepasnya. Sementara Sehun melangkah menuju pintu, wanita itu pun terduduk dan merapikan pakaiannya.
"Ada apa?"
Tanya Sehun datar begitu mendapati wajah Soojung yang menyapanya.
"Tuan, ketua ingin bertemu dengan kalian di kediaman."
Terdengar helaan nafas kasar pria itu sembari memijit pelipisnya. Jika tidak mengingat bahwa Jung Ran adalah nenek sekaligus atasannya, ingin rasanya ia melayangkan caci makinya pada wanita paruh baya itu.
"Baiklah. Kami akan segera kesana."
Sahutnya kemudian kembali menutup pintu. Beralih menatap Sooyoung yang nampak menahan tawa.
"Nenek selalu mengganggu."
Keluh pria itu kembali merebahkan diri diatas ranjang. Menutup wajahnya dengan salah satu lengan sembari menghela nafas panjang.
Tarikan di tangannya yang lain membuat Sehun kembali membuka mata dan menatap wanita yang kini menarik lengannya.
"Ayo. Nenek pasti sudah menunggu."
"Tak bisakah kita pergi nanti? Setelah melanjutkan apa yang belum selesai."
"Emm. Aku sudah selesai."
Sahut wanita itu menggeleng pelan.
"Sooyoung, aku belum selesai. Kita bahkan baru memulainya."
"Jika kita tak segera pergi, maka nenek akan terus membuat Soojung meninterupsi. Ayo. Aku yakin ini hal yang penting."
Ajaknya kembali menarik tangan Sehun membuat pria itu mau tak mau mengubah posisinya menjadi duduk. Namun bukannya bangkit, ia justru menarik paksa tubuh Sooyoung hingga membuat wanita itu terduduk di pangkuannya.
Kedua tangannya melingkar di tubuh Sooyoung dan menyandarkan kepalanya di punggung wanita itu.
"Satu menit. Biarkan kita seperti ini satu menit lagi."
"Nenek pasti akan marah."
"Tidak apa. Ia hanya akan memarahiku dan tak akan mengkritikmu. Kau kan cucu kesayangannya."
Terdengar tawa renyah Sooyoung mendengar jawaban dari pria itu. Ia lantas berbalik membuat Sehun yang semula bersandar kini mendongak menatapnya. Dengan sepasang matanya yang berbentuk bulan sabit karena senyum yang tak juga hilang dari wajahnya. Sebuah kecupan singkat kembali mendarat di bibir Sehun.
"Jangan memancingku untuk berbuat lebih nona. Kau akan kewalahan."
Ujarnya yang membuat wanita itu kembali tertawa. Ia lantas bangkit dan mengulurkan tangannya.
"Ayo. Sudah satu menit."
Sehun kembali menghela nafas dan mengangguk mengerti. Ia pun bangkit dan menggenggam lembut tangan Sooyoung. Menggandeng wanita itu berjalan keluar dari kamar mereka.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarried [END]
Fanfiction{FANFICTION} Cerita ini adalah sequel dari Limitless ------------------- Setelah perceraiannya dengan Sooyoung, Sehun menyadari betapa berharganya kehadiran wanita itu dalam hidupnya. Butuh waktu setidaknya empat tahun baginya untuk kembali menemui...