episode 1

378 14 1
                                    

"Elsa! cepat sayang nanti kamu terlambat" teriak bunda dari bawah. Aku merapikan rambutku sebentar dan sengaja membiarkannya terurai. sesekali aku mengecap bibirku dengan liptint berwarna peach sedikit.

Hari ini adalah hari pertama aku sekolah. aku baru saja pindah ke kota ini. dan bersekolah di salah satu SMA favorit.

"Elsaa!" terdengar lagi teriakan bunda dari bawah. bunda memang sangat bersemangat saat aku berangkat pagi ini. entah sejak kapan ia bangun.

"Iya bund" jawabku. aku segera mengambil ransel dan bergegas turun tangga. pelayan rumah mondar mandir menyiapkan sarapan didapur, matahari pagi dengan hangat menyelinap masuk ke dalam kediaman kami.

aku berdecak kagum menatap pemandangan dibawah sana, jendela besar di bangunan berlantai 100 ini bisa menampilkan seluruh kota dibawah sana.

"penthouse memang mengagumkan" gumamku.

"sa, kamu dipanggil kok malah melamun disana?" tegur bunda.

aku menoleh ke arah bunda sebentar dan tersenyum kecil. Kota sebesar ini, negara bahkan alam semesta ini apa hanya aku yang bisa mengeluarkan es? apa tidak ada orang lain yang seperti itu?

"penerbangan bunda jam 10 nanti. kamu baik baik ya disini" ucap bunda sambil memakan hidangan pastry di meja makan.

aku hanya menganguk pelan memakan sandwich mozarellaku. seperti biasa bunda akan pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis meskipun bunda super sibuk. ia selalu menyempatkan untuk pulang sebentar meski hanya 3-4 hari demi diriku lalu kembali dan seterusnya. aku sama sekali tidak masalah akan hal itu apapun keputusan bunda aku akan menerima dan menghormatinnya.

"kalo main pulangnya jangan larut" seru bunda lagi.

"iya bunda" jawabku
"kalo ada apa apa ke mbak dina ya sayang. dia kepala pelayan kita yang baru disini" ucap bunda lagi.

aku melirik pelayan disamping bunda dengan seragam khasnya membungkuk kepadaku. aku membalasnya dengan tersenyum ramah.

"bunda membuatkanmu jus kesukaanmu tadi" ucap bunda memberikan jus buah jambu padaku. aku dengan senang menerimannya lalu meminum dengan lahap.

"emm enakk" seruku

"benarkah?" balas bunda. aku menganguk dengan cepat menjawab pertanyaan bunda.

"rambutmu bertambah bagus tiap harinnya. apa rahasiannya? bunda merasa tersaingi sekarang" lanjut bunda membelai rambutku yang panjang terurai.

"itu karena aku meniru bunda. aku sama sepertimu" balasku tersenyum.

bunda tertawa kecil mendengar ucapanku. Bunda memang cantik meskipun usiannya sudah berkepala empat ia masih seperti terlihat umur 20 tahunan. Tidak heran jika setiap orang yang melihatku bersamannya langsung mengetahui bahwa kami ibu dan anak.

.

.

.

jalanan kota terlihat renggang. pagi yang dingin karena hujan gerimis mengguyur. aku tersenyum kecil saat membayangkan bagaimana saat aku membekukan air yang berjatuhan di atas sana.

mobil bunda membelah jalanan kota dengn cepat sampai berhenti di depan gerbang sekolah. banyak anak seusiaku turun dari mobil, ada juga yang turun dari ojek onlinenya, ada yang berlari sambil menutupi kepalanya dengan tas, ada yang berjalan santai menggunakan payung.

mataku menangkap seorang anak laki laki yang turun dari angkot, tampilannya berantakan dan oh lihatlah! dia sangat santai berjalan meskipun air hujan membasahi seragamnya. disaat anak anak lain terburu-buru masuk kelas agar tidak kebasahan, dia terlihat sebaliknya.

AldebaransTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang