Bab 18: Watermelon Punch

26 8 0
                                    

Keseruan bermain surfskate harus mereka sudahi ketika matahari semakin meninggi. Tanpa terasa tiga jam sudah Jeno dan Sehun mengitari halaman depan rumah keluarga Yoon.

Perekaman yang mereka lakukan telah selesai satu jam sebelumnya. Manajer Kang memutuskan bahwa ia sudah mendapatkan lebih dari cukup footage menarik untuk dijandikan konten. Meski kedua kakak beradik Yoon tak menyadari telah melakukan hal tersebut. Mungkin karena keasyikan bermain bersama, hingga keduanya lupa jika mereka tengah melakukan pengambilan gambar.

"Eomma membawa minuman dingin untuk kalian?" Nyonya Yoon datang dengan membawa minuman dan juga beberapa camilan untuk kedua putranya dan Manajer Kang. Ia tahu beraktivitas di tengah teriknya udara musim panas bisa sangat melelahkan, itu sebabnya ia membuat sesuatu untuk menyegarkan suasana.

"Watermelon punch...!" teriak Jeno begitu sang ibu sampai di bangku taman yang mereka tempati. Seperti anak kecil ia tersenyum bungah menemui minuman favoritnya.

Nyonya Yoon meletakkan penampan yang ia bawa di atas meja, dan mulai mengisi ketiga gelas kosong dengan minuman tersebut. Sehun dan Manajer Kang yang tadinya masih berdiri seraya sibuk mengelap keringat pun langsung mengambil duduk, mengamati bulatan daging buah semangka dengan mata lebar. Rasanya sudah tidak sabar untuk merasakan segarnya watermelon punch buatan Nyonya Yoon.

"Eomma, berikan aku isian yang banyak," pinta Jeno saat menunggu giliran. Ia tahu ibunya akan memberikan minuman tersebut untuk Manajer Kang dan Sehun terlebih dahulu. Itu sebabnya meminta tambahan isian buah dirasa perlu sebagai kompensasi.

Nyonya Yoon menuruti dan melebihkan isian buah di gelas Jeno. "Selamat menikmati," ujar Nyonya Yoon.

Sehun tak menunggu lama untuk mencicipi. Setelah mendapatkan bagiannya ia langsung menyeruput cairan merah itu cepat-cepat. Campuran soda dan jus buah semangka seketika menyejukkan tubuhnya, pun irisan lemon dan daun mint menguapkan panasnya jejak sengatan mentari. Tak ketinggalan serunya mengunyah bulatan-bulatan buah semangka, melon, dan juga blueberry yang ada di dalamnya. Watermelon punch memang selalu menjadi minuman favorit saat musim panas seperti ini.

Berbeda dengan Jeno dan Sehun yang terlalu bersemangat menikmati watermelon punch buatan sang ibu, Manajer Kang justru mencicipinya dengan santai sembari menikmati camilan lain yang Nyonya Yoon bawa untuk mereka. Mungkin karena ia sudah beristirahat satu jam sebelumnya. Jadi, tak sehaus dan selelah Sehun dan Jeno.

"Habiskan minuman kalian, Eomma akan menyiapkan makan siang dulu." Nyonya Yoon berpamitan sebelum kembali ke dalam rumah.

Dering ponsel menyita perhatian ketiganya setelah itu. Minho pun segera mengambil ponselnya dari dalam saku. Nama kontak yang tertera pada layar membuat lelaki itu menarik napas. Menoleh ia ke arah Sehun untuk memberi tahu. "Tuan Lee," bisiknya sebelum beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan duo kakak beradik untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa, Hyung?" Sehun bertanya begitu sang manajer kembali.

Minho mengangkat bahu seraya tersenyum kecil. "Kita bicarakan saja nanti, ini soal Distract."

Sehun mengangguk, tetapi kerutan di keningnya masih menunjukkan kekhawatiran.

Sementara Jeno yang ikut menangkap pembicaraan keduanya dari seberang meja tiba-tiba kehilangan selera untuk menambah lagi watermelon punch ke dalam gelas miliknya.

***

Setelah menyelesaikan makan siang dan membantu sang ibu membersihkan peralatan makan. Sehun pun akhirnya menemui sang manajer di kamarnya untuk membahas perihal panggilan telepon dari Tuan Lee pagi tadi.

Runaway RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang