Bab 21: The Mastermind

21 8 0
                                    

"Yoon Jeno...!"

Jeno menutup kedua telinganya. Hampir saja pemuda itu melompat dari tempat duduk begitu pintu kelas terbuka, dan sosok Lee Yerim muncul dari balik pintu. Gadis yang satu ini seolah tak tahu bagaimana caranya memelankan suara. Membuat Jeno harus mengorbankan pendengarnya setiap hari. Meski menyebalkan, tetapi apa boleh buat. Yerim adalah sahabat dekatnya sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?" Begitu sampai di samping bangku Jeno, Yerim menyilangkan kedua lengan. Bibirnya mencebil penuh. Siapa lagi kalau bukan untuk sahabat terbaiknya, Yoon Jeno.

Jeno mendongak polos, hanya untuk melihat Yerim mendesahkan napas sebal. Alis tebal gadis itu bertaut sengit, juga mata bulatnya yang tengah menatap tajam ke arahnya.

"Aku harus mengetahuinya dari internet, bukan dari sumber terdekat yaitu, kau!" Yerim menghentakkan kaki kanan, memutari bangku milik Jeno untuk duduk di bangkunya sendiri, tepat di samping pemuda itu. Yah, mereka berdua teman sebangku. Meski terdengar aneh dan jarang sekali murid laki-laki dan perempuan duduk berdampingan, tetapi tidak aneh bagi mereka berdua.

Jeno berkedip, masih tak tahu menahu apa yang ia bicarakan. Mata sipitnya bergerak malas mengikuti langkah Yerim. Hingga menoleh ke samping ia untuk menyambut cicitan gadis itu selanjutnya.

Meletakkan tas sekolah di atas meja, Yerim tak segan menggeser kursinya mendekat. Merapatkan tubuhnya pada Jeno agar ia bisa memeluk lengan teman sebangkunya itu. Jeno mengerutkan hidung, tetapi tatapan tajam Yerim membuatnya tersenyum konyol. Ia tahu Yerim sedang tidak ingin bercanda dengannya sekarang.

"Kenapa kau tidak bilang kalau Sehun Oppa pulang ke rumah?" Menggertakkan gigi, Yerim berusaha memelankan suara. Antara kesal dan ingin mengulik informasi dari Jeno, membuat gadis itu terlihat seperti tengah menahan sakit perut.

Jeno berdecih. Ia pikir Yerim akan membahas soal tugas yang belum selesai ia kerjakan, atau mungkin ada lagi murid lelaki dari kelas lain yang coba mendekatinya. Yah, meski terlihat menyebalkan dan cerewet di mata Jeno, Lee Yerim termasuk gadis paling manis dan populer di sekolah mereka. Entah mengapa, Yerim tidak pernah tertarik kepada salah satu pengagumnya.

Banyak yang menduga kalau Yerim dan Jeno memiliki hubungan lebih, tetapi menyembunyikannya. Yah, siapa yang tidak mengasumsikan hal tersebut. Meski Jeno lebih bersifat cuek dan pendiam, tetapi tak bisa dipungkiri bahwa ia cukup populer di kalangan murid perempuan. Kepopulerannya semakin meroket sekitar satu bulan yang lalu, ketika Sehun tanpa sengaja mengumumkan bahwa ia dan Jeno adalah saudara kandung.

Jeno mengibaskan lengannya, berusaha melepaskan diri dari pelukan Yerim, sebelum gadis itu menginterogasinya lebih. Maklum saja, jika sudah menyangkut sang kakak, Yerim tidak akan pernah berhenti dengan keingintahuannya.

"Memang apa hubungannya kepulangan Hyung denganmu? Kenapa juga aku harus melapor padamu?" Jeno bersusah payah menghalau Yerim, mendorong kepala gadis itu dari pundaknya tanpa belas kasihan. Namun, Yerim tetap gigih, masih menggandul di lengan Jeno tanpa rasa malu.

"Tentu saja ada," rengek gadis itu. Seketika mengeluarkan suara memohon, dan mengubah mimik wajah. Di mana tatapan tajamnya semenit yang lalu? Jeno tak habis pikir, mengapa Yerim bisa dengan cepat merubah mood-nya. "Kau tahu 'kan, aku sudah menggemari Sehun Oppa sejak Sekolah Dasar? Itu sebabnya aku harus tahu apa pun itu yang menyangkut dengannya." Mata bulatnya berkedip lucu, pun bibirnya yang mengerucut manja. Rasanya Jeno benar-benar tidak tega bila Yerim sudah memasang muka anak anjing teraniaya seperti ini.

Menghela napas, Jeno pun mengaku kalah. "Memangnya apa yang ingin kau tanyakan?"

"Yeay ... kau memang yang terbaik." Pelukan di lengan kini beralih menjadi dekapan erat di tubuh Jeno. Hingga pemuda itu tak bisa bernapas, ditambah lagi teriakan Yerim yang membuat kepala Jeno semakin pening. "Aku akan mewawancaraimu nanti saat kita mendapatkan 'self studying hour'." Melepaskan pelukannya dari tubuh Jeno, Yerim pun mulai mengeluarkan buku-buku pelajaran dari dalam tasnya. Gumaman lagu milik Sehun terdengar begitu riang keluar dari bibir mungil gadis itu.

Runaway RunawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang